REPUBLIKA Menuju Visi Kesejahteraan Rakyat @ Lewat program "Empat Sehat Lima Sempurna" Oleh Subiakto Tjakrawerdaja
Rabu, (23-03-'05) Awalnya adalah sebuah pesimisme yang tinggi akan nasib bangsa Indoanesia ini ke depan, setelah saya membaca artikel MT Zen di Harian Kompas, (Selasa, 15 Februari 2005) berjudul "Visi Bangsa Belum Tampak". Dalam tulisan tersebut, MT Zen meragukan adanya sebuah visi dari bangsa sebesar Indonesia ini dengan tidak adanya kontur garis besar arah pembangunan Indonesia ke depan. Sementara itu, Indonesia merupakan negara yang cukup luas, tidak saja memiliki sebuah Benua Maritim Indonesia yang luas dengan segala potensi sumberdaya alamnya tetapi juga rakyat Indonesia yang besar, yang merupakan aset sumberdaya manusia yang tak ternilai harganya. Benarkah bangsa ini tidak mempunyai visi? Pertanyaan itu terus menghantui, karena bagi saya, bangsa yang besar tidak mungkin tumbuh tanpa sebuah visi yang jelas. Visi sebuah bangsa adalah fondasi yang menentukan masa depan kesejahteraan dan keadilan bagi rakyatnya. Keraguan akan tidak adanya sebuah visi pada bangsa ini sedikit terjawab, ketika saya mendengar secara langsung pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam acara pencanangan Tahun Keuangan Mikro Indonesia 2005 dan Program Aksi Penanggulangan Kemiskinan Melalui Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), di Jakarta, 26 Februari 2005 lalu. Namun sayangnya, pidato, yang menurut saya penting dan mendasar karena menyentuh secara langsung kebijakan dasar ekonomi kita, ternyata luput dari pemberitaan media massa dan para pengamat ekonomi. Dalam pidato tersebut, Presiden SBY menekankan, bahwa untuk mencapai kekuatan UMKM, pemerintah akan menerapkan kebijakannya dengan motto "Empat Sehat Lima Sempurna", yaitu dengan memberikan permodalan dan pendanaan, pelatihan manajemen dan pengelolaan, peningkatan sumberdaya yang terlatih, terampil, profesional dan mengerti dalam mengelola usaha, membuka peluang pasar yang seluas-luasnya, dan yang kelima penguatan ekonomi mikro rakyat ini akan menjadi sempurna, jika dibarengi kemitraan yang kuat antara industri besar atau perusahaan negara dengan pelaku usaha mikro ini. Konsep kemitraan yang menjadi pengunci utama dalam upaya membangun kekuatan ekonomi mikro rakyat seperti yang disampaikan Presiden SBY, bagi saya adalah sebuah titik awal dari munculnya visi sebuah bangsa. Meskipun terkesan sederhana, apa yang diucapkan oleh Presiden SBY, bagi saya menjelaskan sebuah konsep ekonomi yang cukup tepat dalam mengidentifikasikan persoalan bangsa yang terbelit dengan ketidakadilan ekonomi. Kemitraan yang beliau tawarkan adalah solusi jernih di tengah ketidakseimbangan ekonomi yang terjadi pada pelaku ekonomi kecil dan besar. Presiden SBY tidak serta merta menganggap bahwa perusahaan besar sebagai sumber masalah. Perusahaan besar justru dianggap mempunyai peran penting dalam menghadapi persaingan global. Untuk itulah, dalam menghadapi persoalan ekonomi mikro ini, Presiden SBY menggandeng pelaku usaha besar untuk turut serta dalam mengurangi ketidakadilan perekonomian nasional. Sikap tersebut, menurut saya, sangat kondusif untuk menegakkan kembali keseimbangan ekonomi bangsa. Era modernisasi dan pasar bebas, untuk menjadi kuat secara ekonomi tidak lagi membutuhkan pertentangan antara pelaku ekonomi besar dan kecil. Kekuatan ekonomi hanya bisa terbangun dengan sebuah kerja bersama untuk mengurangi ketidakadilan tersebut. Pertanyaanya kemudian, mengapa kemitraan ini perlu dibangun sebagai penentu penguatan ekonomi mikro rakyat? Apa saja yang perlu dilakukan untuk membangun kemitraan yang kuat? Inilah sejumlah pertanyaan yang akan dijawab dalam tulisan ini. Kemitraan Sebelum kita mencoba untuk terlalu optimis dengan masa depan perekonomian kita, maka sebaiknya kita ingat bahwa mencermati perekomian sebuah bangsa tidak bisa hanya dilihat dari aspek makro ekonomi saja. Mencermati perkembangan ekonomi juga harus dilihat dari aspek mikro ekonomi, karena aspek inilah yang memegang peranan kunci yang menentukan apakah kekuatan makro ekonomi kita benar-benar ditopang kekuatan ekonomi mikro yang sebagian besar pelakunya (42 juta) adalah UMKM. Lalu, bagaimana dengan situasi ekonomi mikro kita? Krisis ekonomi berkepanjangan serta serangan globalisasi terhadap produk-produk yang beredar di pasar Indonesia memaksa pelaku usaha kecil dan menengah sebagai pelaku ekonomi mikro berada dalam posisi terpinggirkan. Kedua persoalan tersebut tidak hanya mengancam produk lokal secara kualitas, namun juga segi kuantitas. Produk-produk lokal hampir dipastikan saat ini tidak mempunyai tempat untuk memasarkan produknya bahkan mengembangkan dari sisi kualitas produksi. Semakin besar produk-produk impor masuk ke negeri ini maka semakin terpuruk pula kondisi usaha kecil di Indonesia. Pendek kata, globalisasi perekonomian bukannya membuka kesempatan bersaing yang lebih kuat dan terbuka bagi produksi lokal, namun justru mempersempit peluang pasar dan bahkan mematikan sejumlah pelaku ekonomi usaha kecil. Berangkat dari pemikiran di atas, maka kemitraan di sini adalah sebuah "jembatan" penghubung yang cukup strategis ketika jurang kesenjangan antara pelaku usaha kecil, menegah dan usaha besar, semakin lebar. Kemitraan bisa menjadi jaring besar untuk membangun kekuatan bersama bagi pelaku ekonomi kecil yang didorong oleh pemerintah untuk memperkuat posisinya bahkan menaikkan posisi tawar pelaku usaha kecil untuk bangkit dan bersaing dalam pasaran global. Untuk itu strategi kemitraan yang dibangun sebenarnya seperti dua sisi mata uang yang sama nilainya yang akan memberi keuntungan. Melalui kemitraan, pemerintah akan mampu meningkatkan daya saing para pelaku usaha kecil, dan berdayanya usaha kecil dalam menembus pasar, maka masalah besar bangsa ini yaitu kemiskinan akan sesegera mungkin teratasi. Strategi Implementasi Dalam situasi seperti ini, maka, persoalan mendasar yang perlu dipecahkan adalah bagaimana mendorong kekuatan bagi pelaku usaha kecil untuk bangkit, secara khusus menghadapi situasi global. Memang, ini bukan pekerjaan mudah. Upaya memperkuat usaha kecil, berarti juga memastikan modal mereka tersedia dengan cukup baik, pengelolaan manajemen yang sudah terlatih, ketersediaan sumberdaya manusia yang tangguh sekaligus pasar yang sudah siap menampung hasil produksinya. Namun demikian, berbagai prasyarat itulah yang saat ini menjadi masalah UMKM. UMKM tidak saja lemah dalam aspek pendanaan, juga lemah dalam pengelolaan manajemen, lemah dalam aspek sumberdaya manusia dan pasar. Dalam situasi seperti itulah, kita memerlukan suatu strategi jitu untuk meningkatkan daya saing UMKM dalam waktu singkat. Strategi pertama adalah bagaimana menciptakan peluang pasar seluas-luasnya bagi UMKM, yang merupakan syarat keempat. Untuk itu perlu kembali adanya gerakan untuk mengkampanyekan perilaku masyarakat agar lebih mencintai produksi dalam negeri. Dengan menggunakan produk-produk dalam negeri tentunya akan membuka pasar yang cukup lebar-lebar bagi produksi dalam negeri, karena jumlah penduduk 210 juta adalah potensi pasar yang sangat besar. Strategi kedua adalah mengembangkan konsep kemitraan dari perusahaan besar yang besar untuk memperkecil sejumlah persoalan yang menimpa usaha kecil dan mendorong pelaku usaha kecil ini untuk bangkit. Pada dasarnya, konsep kemitraan bukan ide baru dalam upaya memperkuat pelaku ekonomi mikro di Indonesia. Tetapi dengan kemitraan-lah, upaya memperkuat pelaku ekonomi usaha kecil menjadi mungkin. UU RI Nomor 9 tahun 1995 tentang usaha kecil telah menyebutkan bahwa kemitraan adalah kerjasama usaha antara usaha kecil dengan usaha menengah atau dengan usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan. Komitmen pemerintah akan kemitraan ini pun juga ditunjukkan dengan terbentuknya Peraturan Pemerintah RI Nomor 44 tahun 1997 tentang Kemitraan. Hal yang lebih penting lagi, kemitraan merupakan upaya penguatan pelaku usaha kecil yang sangat sesuai dengan iklim usaha di Indonesia, karena pada dasarnya kemitraan mempunyai asas bersama dan kekeluargaan seperti juga yang diamanatkan dalam UUD pasal 33. Upaya mengimplementasi kemitraan antara pelaku usaha di Indonesia tentu tidak bisa secara langsung dilakukan antara usaha kecil dan perusahaan besar begitu saja. Selain pertimbangan asas kekeluargaan sebagai prinsip dasar kemitraan, aspek yang juga menjadi pertimbangan dalam kemitraan adalah bagaimana kekuatan usaha kecil, baik permodalan, kemampuan manajerial, ketersediaan sumberdaya dan sebagainya. Untuk menghadapi situasi tersebut, hal utama yang perlu dipersiapkan, bagi pelaku usaha kecil adalah membangun kemitraan antarsesama pengusaha kecil melalui wadah yaitu koperasi. Melalui koperasi ini, maka masalah sumber daya yang sangat kecil yang dimiliki para pelaku usaha kecil lainnya akan digabungkan dalam kekuatan ekonomi yang lebih besar, sehingga dengan demikian bisa memberikan daya tawar kepada pihak yang akan menjalankan kemitraan maupun dalam menghadapi persaingan pasar yang lebih luas. Namun demikian, kekuatan koperasi saat ini pada kondisi yang sangat lemah. Oleh karena itu, koperasi perlu bantuan perkuatan dari perusahaan negara. Perusahaan negara harus menjadi Avant Gaard (Pelopor) bagi kemitraan. Demi keadilan, pemerintah berkewajiban untuk menugaskan perusahaan negara untuk melakukan kemitraan dengan koperasi. Sebagai contoh dalam Tahun Kredit Mikro pada saat ini, sangat tepat kalau pemerintah menugaskan BRI secara khusus untuk memberdayakan UMKM dalam permodalan. Di bidang pemasaran, sebagai contoh, pemerintah pada musim panen saat ini sangat tepat kalau menugaskan Bulog untuk kembali menjadi penjaga harga dasar dan stabilitas pangan nasional Hal ini penting, karena salah satu komponen utama yang bisa membantu ekonomi mikro adalah bantuan dari perusahaan-perusahaan negara, karena perusahaan negara tersebutlah yang memiliki sumberdaya yang kuat. Memang kemitraan ini tidak saja harus dilakukan oleh perusahaan negara. Kemitraan juga bisa dilakukan oleh perusahaan swasta. Namun demikian, persoalannya adalah sejauh mana kita bisa memegang komitmen pada perusahaan-perusahaan swasta akan nasib dan kesejahteraan rakyat? Terlaksananya kedua strategi tersebut, harapan yang lebih baik akan bangkitnya kekuatan ekonomi mikro bukanlah sekedar wacana. Kekuatan ekonomi mikro adalah kekuatan paling mendasar dalam kehidupan ekonomi masyarakat, karena melalui kekuatan ekonomi mikro inilah, kesejahteraan rakyat yang sesungguhnya dapat diwujudkan. Untuk itu sebuah visi bangsa yang baik adalah sebuah visi yang bisa membangkitkan kesejahteraan rakyatnya. Presiden SBY sudah mencanangkannya membangun kekuatan ekonomi mikro melalui aksi penanggulangan kemiskinan melalui Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), beberapa waktu lalu. Kita berharap, apa yang dicanangkan Presiden SBY tidak hanya sekedar menjadi wacana. Dan, ini memang sangat tergantung pada para pembantu presiden untuk menyajikan menu "Empat Sehat Lima Sempurna" bagi kesejahteraan rakyat Indonesia. Semoga. *** (Penulis, pemerhati ekonomi rakyat, mantan Menteri Koperasi dan UKM). [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/