Aku sangat setuju bahwa masalah di Indonesia itu sekarang ini bukan SAJA Sistem. Sistem perlu dimasyarakatkan dan dibudayakan oleh siapa? Nah karena sistem ini belum membudaya, maka di jaman jatuhnya BK, banyak orang asal percaya dan menyerahkan ke Suharto. Aku pernah dengar bahwa Buyung Nasution mengakui bahwa mahasiswa dulu banyak yg belum tahu kalau si Suharto itu maling dan pernah hampir dipecat ama Nasution di Jwa Tengah. Nah cilakanya si Suharto itu betul-betul pinter dan jenius untuk ngibulin orang. Kejeniusan Suharto adalah membaca langkah politik lawan-lawannya. Ini dibuktikan dengan tidak adanya Pangab yang bertahan lama, M Yusuf diadu sama Benny Murdani, terus ketika Benny mulai ngomongin anak2nya dan mulai ngomongin suksesi dipecat juga. Diadu ama Feisal. Seterusnya Suharto memelhara Pangab yg pangkatnya jendral tapi sikapnya seperti Baturnya Bu Tin. Habibi diangkat jadi Wapres juga bukan karena Suharto sayang Habibi tapi karena Habibi itu bukan politisi sejak muda dan kekuatan massanya (ICMI dll) adalah juga karena direkayasa sama Suharto. Jadi nggak punya massa real. Jadi sekuat-kuatnya Habibi, resiko "pengkhianatan" thd Suharto hampir nihil, kalau adapun gak kuat. (Suharto hanya keliru tidak menghitung IMF dan Mahasiswa yg sudah muak ama dia dan Keluarganya yg kaya raja). Namun demikian Suharto memang terbukti jago dan terbukti mampu bertahan, dia masih punya lapisan kekuasaan yg sangat sulit tertembus oleh lawan-lawan: yaitu lapisan birokrasi sipil dan militer yg korup dan lapisan milyar dollar yg tersebar di mana-mana. Tidak heran jika Suharto adalah sedikit dari Diktator Dunia yg bisa beristirahat dan menikmati hari tua di negaranya sendiri. Nasib BURUK bangsa Indonesia adalah jatuhnya Kekuasaan di tahun 1965 pada kepemimpinan yg tangguh namun ORIENTASI satu-satunya adalah KEKUASAAN. Indonesia sekarang ini bagaikan Kapal Besar yg hampir tenggelam dan stok makanan dan manusianya adalah tinggalan si Bajak Laut Suharto. Jadi yang perlu direparasi bukan cuman mesin kapal tapi juga awaknya, dalam keadaan begini sangat diperlukan seorang LEADER yg betul-betul ciamik, seciamik Umar, yang menurut mbak Lina tidak silau hanya oleh simbol-simbol sehingga tidak munafik, tapi matanya bersatu dengan hati, mampu menembus melihat esensi. Namun selain itu ada baiknya kita melihat diri kita sendiri ini sebagai WARGA NEGARA. Apa yg dapat kita sumbangkan pada tanah ari tercinta ini? Salah satu yang penting, dengan mulai membangun kekritisan dan rasionalitas kita terhadap para pemimpin kita sendiri. Kalau kita tetapi menjadi "lembu" maka pemimpin sehebat apapun maka ia akan selalu kelabakan "menggembala" kita. Jadi bebannya akan sangat berat. Apalagi kalau bodoh terus nanti pemimpin2nya jadi makin gatel untuk membohongi kita. Selain itu sudah saatnya kita membangun budaya demokratis dan adil. Daku percaya semua agama sangat kompatibel dengan SISTEM demokrasi, karena dengan demokrasi semua WARGA NEGARA diminta, dituntut, menggunakan akal budi dan hati nuraninya masing-masing. Karena sistem demokrasi adalah sistem dgn ideologi terbuka, artinya terbuka untuk perdebatan dan dialog, sehingga MUSYAWARAH yg terjadi makin hari makin mendekati kesempurnaan, terus menerus. Terakhir mengenai Ali Sadikin. Sebagai orang Katolik aku akan bersyukur kalau ada orang Katolik yg kaya gitu: "saya rela masuk neraka...." Seperti almarhum Romo Mangun yg rela terjun ke daerah kumuh Kali Code yg banyak jg umat Muslimnya, seperti Romo Sandyawan yg mau menerima segala gosip dgn rendah hati dan jauh dari kemewahan hidup dan berkembang bersama-sama masyarkat multi religion dan multi status (banyak yg preman jg) di tepi kali Ciliwung, menemani mereka kebanjiran tiap musim hujan, "hanya" untuk memanusiakan mereka tidak mengkristenkannya, menemani mereka di kehidupan Ibu Kota yg kejam. Itulah esensi. Pemimpin seperti Ali Sadikin yg rela masuk neraka demi rakyatnya sungguh-sungguh dibutuhkan tanah air tercinta ini. Bisa saja Bang Ali salah, namun secara historis bisa kita lihat bahwa Bang Ali adalah Gubernur DKI yg tersukses, sampai dia digeser God Father Suharto, karena berani mengkritik gaya kepemimpinan Suharto yg kaya mafia. Dari segi policy (melokalisasi judi) bisa saja salah. NAMUN Secara Moral Bang Ali bukan main kuatnya, KARENA APA? Karena mau mati bahkan LEBIH dari ITU setelah MATI pun beliau RELA masuk neraka. Penyerahan Diri yang total adalah sifat seorang Pemimpin sejati. Pemimpin Indonesia, dimana Dikau???????????? Wassalam Bobby B
Lina Dahlan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Oke deh kita lupakan kenapa bang Ali turun dari jabatannya...:-) Dalam beberapa hal saya melihat bang Ali sama cermatnya dengan Umar bin Khattab ra dalam melihat keadaan sosial rakyatnya. Dalam sejarah or hadist, Pertimbangan Umar bin Khattab dalam urusan perang, sosial masyarakat, ada yg dibenarkan olehNya ketimbang pertimbangan Nabi SAW. Juga dalam masalah penerapan zakat/pajak dijaman Umar, Dia merubahnya dari Zakat menjadi apa ya istilahnya untuk pajak yang dipotong bagi non muslim waktu itu...(sorry lupa). Untuk urusan kemasyarakatan, Umar ra gak peduli nama or simbol, yang penting esensi. Nah apa esensi haram itu? apakah uang hasil pajak thdp judi itu ikut haram? Masalahnya, rakyat pada waktu itu sangat tunduk kepada khalifahnya. Kalo Umar (sbg pemimpin tertingg) bilang perang terhadap judi, rakyatnya manut dan takut menentang Umar. Lah kalo bang Ali (kan masih punya bos di INdonesia ini) bilang perang terhadap judi, para cukong yang lebih berkuasa dalam ekonomi di Jakarta tentu akan menguyek-uyek kekuasaan bang Ali. (Perbuatan) Judi itu dilarang agama (haram) karena buat orang males dan syirik. Apakah penjudi itu bukannya pengusaha yang senang berjudi?. Uang itu menjadi haram kalo didapatkan dengan mencuri dan didapatkan dengan menjadikan judi sebagai mata pencaharian. Sedang mencari dana lain untuk membangun Jakarta tidak menjadi masalah dalam diskusi ini. Intinya, apakah haram perbuatan meregulasi dan mengambil keuntungan dana (pajak) dari orang2 yang melakukan pekerjaan haram? Kalau ada seorang pelacur ingin berzakat atau bayar pajak, apakah uang zakatnya itu haram? Yang haram kan pekerjaannya. Kalo gitu sebetulnya pemerintah atau badan amil gak boleh mengambil pajak/zakatnya seorang pelacur? Pajak/zakat itu kan diambil gak ada persyaratan harus uang haram or uang halal. Disitu kecermatan bang Ali. Mungkin dia meniru salah satu sifat Umar ra...:-)...cermat... wassalam, __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give the gift of life to a sick child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/