Lampung post Rabu, 6 April 2005
OPINI Nuansa: Rrrriiiingg....! NEGARA ini sebetulnya punya siapa sih.... Kok seenaknya mengatur. Kami juga berhak. Jangan diusir-usir dong. (Aku ada di antara puluhan petugas ketertiban umum/tibum). Seorang bapak tua berteriak lagi. Kekayaan negara ini punya siapa. Punya kita semua kan, warga negara. Tapi, kami enggak pernah ada yang memikirkan. Saat dulu negara terus menambah utang, kami dapat apa. Utang lagi saja, yang banyak, lalu bagi-bagikan ke seluruh rakyat agar kami juga kebagian. Soal cicilan, itu urusan penerus kita. Generasi nanti tentu lebih cerdas, sehingga bisa mencari jalan keluar dari berbagai masalah. "Kek, kamu egois!" Kalian yang egois. Selama ini, kami belum pernah bisa menikmati hasil kekayaan bumi kita yang katanya kaya. Kapan? Kalian kan tak punya hubungan apa-apa dengan kami. Tapi, ini negara, yang kami juga berhak atasnya. Sekali lagi, kita! Tapi, mengapa kami tak bisa menikmati. Mengapa kami harus terus hidup di tempat kumuh. Di pinggiran kali. Pinggiran rel yang memekakkan telinga kami. Di kolong jembatan, di trotoar. Dan, itu pun tidak boleh sehingga mesti diusir-usir. Kami ini warga negara. Kami juga berhak atas negara ini. Jual saja agar kami juga kebagian. Ingat, sampai umur kami hampir habis, kami belum pernah menikmati nyamannya seorang warga negara!. "Itu tidak nasionalis!" Kami tak perlu nasionalis. Koruptor itu apa nasionalis. Pengusaha yang utang miliaran hingga triliunan rupiah, tapi bisa hidup bermewah-mewahan itu apa nasionalis. Pemimpin yang tak memikirkan kami itu apa layak pemimpin. Mereka juga tidak nasionalis. Mereka hanya pribadi-pribadi yang mengatasnamakan pengelola negara. Mereka hanya orang-orang yang mengeruk kekayaan negara untuk kepentingan pribadi. Ini negara kami. Negara ini terbentuk dari kumpulan orang-orang, termasuk kami. Tapi, di mana tempat kami? *** Rrrriiiingg....! Ah, alarm ponselku. Siapa yang menyetel. Atau aku yang tak sengaja mengotak-atiknya sore tadi. Baru pukul 2.00. Di luar hujan gerimis. Kopi dingin tinggal setengah. Televisi masih hidup, pertandingan sepakbola belum selesai. Kutekan power di remote control. Beranjak ke kamar. *** Seorang pria tambun duduk bersandar di jok empuk sebuah mobil mewah. Wajahnya tersenyum. Hahahihi...berkeliling-keliling. Meninjau pabrik dan hotelnya. Di akhir pekan, berkeliling meninjau pulau-pulaunya. Sesekali, ia "menyantuni" kaum fakir miskin, menyumbang tempat ibadah, memberi beasiswa. Wajahnya acap menghiasi koran, sering muncul di televisi. Sejenak gelap. Lalu, o...pria tambun dengan wajah tanpa dosa itu kini duduk di kursi pesakitan. Tersangkut kasus penggelapan uang negara yang mencapai miliaran. Bukan, tapi triliunan rupiah. Jadi terdakwa. Persidangannya dijaga ketat. Tapi ngapain tuh publik bersorak-sorak. Eh, sorry, bukan bersorak, tapi mengumpat-umpat. Mengumpat terdakwa? Bukan, bukan terdakwa tapi pengadilan yang membebaskan. Batu-batu berhamburan. Minggir, nanti kena sasaran. Lari...lari.... *** Udara hangat berembus di telingaku. Mas, udah siang, katanya mau ikut proyeksi pagi. Tadi alarmnya salah setel ya, jam 5.00 dong, Yang. Huaahhhhhh....ngannthuuk... Makanya, jangan begadang terus! n ISKAK SUSANTO [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give the gift of life to a sick child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/