http://www.sinarharapan.co.id/berita/0504/20/sh01.html


Tiga Pelaut Indonesia Masih Disandera
Pemerintah Tak Serius Upayakan Pembebasan


Tawau, Sinar Harapan
Kelompok penyandera yang menyebut diri Jammi Al Islamiah Southern Mindanau 
kembali mempertanyakan keseriusan pemerintah Indonesia untuk membebaskan tiga 
pelaut Indonesia yang mereka culik yaitu Achmad Resmiadi (32), Yamin Labuso 
(26) dan Erikson Hutagaol (23). 

Kelompok itu mengaku tidak bertanggung jawab bila terjadi sesuatu yang 
merugikan para sandera akibat keterlambatan perundingan segitiga 
Indonesia-Malaysia-kelompok pejuang Filipina Selatan.
Hal itu disampaikan juru bicara Jammiah Al Islamiah Southern Mindanau, Abu Ali, 
kepada pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Tawau, Sabah, Malaysia 
Timur, melalui liason officier (LO) Polri Komisaris Pol. Rudy Setiawan, Selasa 
(19/4) sore, kepada SH. 
Pihak penyandera juga menekankan agar pihak Indonesia atau Malaysia 
berinisiatif melakukan pertemuan segitiga, dan segera mengirimkan sebuah kamera 
handycam ke Tawi Tawi, sebuah pulau yang merupakan provinsi di Filipina 
Selatan. Kamera perekam itu harus diserahkan kepada seorang kurir bernama 
ustadz Umar, akan dipakai sebagai sarana penyampaian pesan, sekaligus sebagai 
pembuktian keadaan ketiga sandera itu. 
Menurut kelompok yang mengaku sayap dari Moro National Liberation Front (MNLF), 
kondisi sandera secara umum cukup baik, tetapi seorang di antara mereka yakni 
Erikson Hutagaol sedang terserang malaria. 

"Dia sakit," kata Abu Ali melalui telepon seperti ditirukan Rudy Setiawan.
Kontak telepon antara juru bicara kelompok penyandera dengan LO Polri pada KJRI 
di Tawau itu berlangsung tidak lama, dan penyandera cenderung berbicara 
pendek-pendek. 
Seperti diketahui, tiga pelaut Indonesia yang terdiri dari Achmad Resmiadi 
(nahkoda), serta dua awak kapal tugboat (kapal tunda) TB Bonggaya 91 yaitu 
Yamin Labuso dan Erikson Hutagaol, diculik dan disandera oleh sekelompok orang 
bersenjata yang kemudian mengaku dari kelompok Jammiah Al Islamiah Southern 
Mindanau, Filipina Selatan.
Gerombolan itu bersenjatakan M-16 dan AK-47, mengendarai speed boat dan 
melepaskan tembakan ke udara saat mengadang kapal tunda TB Bonggaya 91 milik 
pengusaha Malaysia, Vincent Chang, dari perusahaan Syarikat Pengangkutan 
Bonggaya Sdn. Bhd. Saat itu tugboat sedang berlayar dari Berau, Indonesia, 
menuju Sandakan, Malaysia.

4 Dibebaskan
Peristiwa pengadangan itu terjadi 30 Maret 2005 di Selat Darvel antara Pulau 
Metaking (Malaysia) dan Pulau Melamanuk (Filipina), lepas pantai Samporna, 
Malaysia, tidak jauh dari Kepulauan Tawi Tawi, Filipina. Saat pengadangan, TB 
Bonggaya 91 sedang menarik ponton Bonggaya 92. 
Dari tujuh awak kapal, tiga di antaranya dibawa dengan speedboat kemudian 
dijadikan sandera yakni Achmad Resmiadi, Yamin Labuso dan Erikson Hutagoal. 
Sedangkan empat lainnya yaitu Benny Butar Butar, Arianto, Rochimin dan Watmo 
dilepas bersama kapal tunda mereka. 
Setelah hampir dua minggu sejak penculikan itu terjadi, kelompok penyandera 
mengontak melalui telepon kepada Benny Butar Butar. Dalam waktu yang sama, 
kontak telepon itu dilanjutkan dengan LO Polri Komisaris Pol. Rudi Setiawan.
Dalam pembicaraan pertama penyandera mempertanyakan mengapa pemerintah 
Indonesia menangkap Abu Bakar Ba'asyir yang tidak bersalah, serta 
mempertanyakan mengapa pemerintah Malaysia menyerahkan Nur Misuari kepada 
pemerintah Filipina tahun 2002.
Sejak mendapat kontak dari penyandera, Benny Butar Butar bersama tiga teman 
lainnya mengirim surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pada 4 April 
lalu. Surat tersebut juga ditembuskan kepada menteri luar negeri RI, kepala 
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri), Kedutaan Besar (Kedubes) RI di 
Kuala Lumpur dan KJRI di Kota Kinabalu. Dalam surat tersebut mereka 
mengharapkan ada perhatian dari pemerintah Indonesia. 

Datangi Kedubes
Pihak keluarga Erikson Hutagaol hari ini (Rabu, 20/4) menyampaikan permohonan 
bantuan kepada Kedutaan Besar (Kedubes) Filipina dan Kedubes Malaysia agar 
kasus Erikson segera diselesaikan. Permohonan serupa juga sudah disampaikan 
kepada Departemen Luar Negeri (Deplu), Selasa kemarin. "Kami mohon bantuan 
supaya masalah ini cepat diselesaikan," kata Parulian Hutagaol, kakak kandung 
Erikson.
"Saya dan ayah tidak putus asa. Kami akan terus berusaha meminta keseriusan 
pelepasan Erikson dan kawan kawannya, kemana pun juga," kata Parulian yang 
bersama ayahnya, Manahan Udin Hutagaol (58), datang dari Porsea, Sumatera 
Utara. 
Ia mengatakan ibunya, Seretine boru Manurung, telah jatuh sakit, dia langsung 
shock begitu memperoleh berita mengenai putera ketiganya, Erikson, yang 
disandera. "Ibu tidak mau makan. Ibu baru mau makan setelah memperoleh berita 
dari Benny Butar Butar bahwa Erikson dalam keadaan selamat dan masih hidup di 
tempat mereka disembunyikan kelompok penyandera itu di Filipina," ucapnya. 
(soa/ayu) 
 





[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources 
often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today!
http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke