Menurut Abraham H. Maslow kebutuhan utama manusia selainnya makan dan minum
adalah rasa aman dan rasa kasih sayang. Oleh sebab itulah Sigmund Freud
melihat bahwa agama itu sebenarnya adalah reaksi manusia atas ketakutannya
sendiri. Manusia itu pada umumnya takut mati, takut becana alam, takut
kehilangan  pekerjaannya dan puluhan macam2 rasa takut lainnya, tetapi
dilain pihak kita tidak bisa menghilangkan rasa takut tsb secara begitu
saja, oleh sebab itulah dlm ketidak berdayaannya menghadapi perasaan takut
ini, manusia menciptakan agama agar bisa mendapatkan rasa aman seperti yg
diharapkannya.

Hal ini ditulis oleh Freud dlm bukunya yg berjudul "The Future of an
Illusion" (1927), dimana ia mengungkapkan, bahwa agama dlm ciri2
psikologisnya dalah sebuah ilusi atau khayalan, yakni kepercayaan yg dasar
utamanya adalah angan2 (wishfulfillment). Jadi singkatnya agama itu adalah
merupakan usaha manusia untuk menanggapi tuntutan naluriah dari ancaman
penderitaan dan kematian.

Cobalah Anda renungkan manusia ingin menjadi saleh, untuk siapa? Untuk
dirinya sendiri pasti tidak! Minimum entah itu untuk orang2 sekampuang atau
rekan2 seumat, agar kita mendapatkan penghargaan sebagai seorang yg saleh,
atau mungkin juga untuk Sang Pencipta agar bisa mendapatkan entry permit ke
sorga.

Apabila ini untuk Sang Pengcipta, siapa yg memberikan kriteria atau
persyaratan2 untuk mendapatkan nilai status sebagai orang saleh itu?
Sebenanrya kita ini hanya memiliki satu saja Sang Pencipta, tetapi
kriterianya dari agama yg satu beda jauh dgn agama yg lain, yg satu menilai
bahwa sapi itu kudus, sedangkan yg lain babi itu haram. 

Boro2 perbedaan kriteria antara umat dari agama yg berlainan, antara sesama
agamanya sendiri saja sudah begitu banyak alirannya, sehingga kriteria untuk
jadi saleh itu sudah berbeda seperti juga bumi dan langit, walaupun ini dari
agama yg sama. Yg satu menilai bahwa hari Minggu adalah hari untuk beribadah
sedang yg lain adalah hari Sabtu. Jadi kesimpulannya kita bisa menjadi saleh
atau tidak itu di definiisikan dan ditentukan oleh manusia, bukannya oleh
Sang Pencipta, maklum kita ingin jadi saleh pun karena demi manusia juga.

B.F. Skinner menulis: "Orang tidak mendukung agama, karena dia itu saleh,
dia mendukungnya, karena adanya tuntutan yg diatur oleh para pembimbing
agama. Dan yg bisa menilai apakah seseorang itu saleh atau tidak saleh
sebenarnya apa yg dirasakan oleh dirinya sendiri."

Hampir setiap penganut agama merasakan bahwa mereka itu dikasihi oleh Tuhan,
padahal mereka sendiri tidak bisa membuktikannya apakah Tuhan itu ada
ataukah tidak?

Freud menemukan bahwa proses penyembuhan penyakit jiwa itu bisa terbantu dgn
metode melampiaskan keluar apa yg terkandung dlm hati, yg disebut metode
katarsis. Dari sebab itulah psikonalasis lahir sebagai usaha untuk
menggunakan katarsis secara sistematis untuk mengetahui faktor2 yg tidak
disadari menjadi disadari.

Psikonalasis telah membuat kita menjadi sadar akan hubungan erat antara
kompleks - Bapak (father-complex) dan kepercayaan kepada Tuhan. Jadi Tuhan
itu sebenarnya adalah ciptaan dari daya khayal manusia, sebagai pengganti
dari sang ayah. Jadi akar kebutuhan terhadap agama ada pada kompleks
orangtua. Seorang Bapak yg berkuasa, adil dan pengasih itu menjadi hidup
kembali di dlm sosok figur Tuhan, yg sebenarnya adalah hasil dari ciptaan
manusia itu sendiri. Oleh sebab itulah umat Nasrani paling merasa genah dan
cocok dimana mereka diperkenankan untuk menyapa Sang Pencipta dgn panggilan
nama "Bapa".

Hal tsb diungkapkan dlm bukunya mengenai agama dgn judul "Totem and Taboo"
(1913) dimana dia mengembangkan secara berarti tesis pokoknya bahwa Oedipus
dan Tuhan itu amat erat sekali kaitatannya, karena keinginan manusia yg
paling kuat dan tidak disadari terpusat pada keinginan untuk menghindari
penderitaan dlm pemenuhan keinginan "id", diri kasarnya manusia. 

Jadi sebenarnya orang yg percaya akan Tuhan itu merupakan gejala sinting
alias gendheng (neurosis). Apa yg tidak dapat dipenuhi oleh manusia,
dipenuhi dgn menciptakan Tuhan sebagai perwujudan gambaran orang tua, yg
memiliki peran ganda, dimana Ia mememberikan ganjaran kepada mereka yg
menyangkalnya, dan pahala bagi pengabdian yg baik berupa surga.

Jadi kalau kita berpikir secara realistis, surga itu sebaiknya dibiarkan
saja untuk para malaikat dan burung2 merpati.

Freud mengakhiri bukunya "The Future of Illusion" dgn kalimat: "Bukan, ilmu
kita bukanlah khayalan, tetapi akan merupakan khayalan untuk berpikir, bahwa
apa yg tidak dapat diberikan oleh ilmu, dapat diperoleh di tempat lain".
Jadi kesimpulannya apabila Anda percaya kepada Tuhan, Anda sedang mengidap
penyakit jiwa alias Oedipus  Komplek.

Mang Ucup - The Drunken Priest
Email: [EMAIL PROTECTED]
Homepage: www.mangucup.net







------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for
anyone who cares about public education!
http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke