http://www.republika.co.id/kolom.asp?kat_id=16
Senin, 02 Mei 2005


Dilema Buruh dan Tantangan Bagi Agamawan 
(Refleksi Hari Buruh se-Dunia) 

David Krisna Alka
Kepala Program Center For Moderate Moslem (CMM) dan Anggota 
Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah (JIMM) 


Hari Buruh yang peringati tiap 1 Mei, kantong-kantong budaya buruh saat ini 
berada di dalam kondisi gamang. Kaum buruh terus hidup dengan kesadaran 
tradisional perdesaan. Sementara di sisi yang lain, mereka telah di hadapkan 
secara langsung dengan praktek-praktek diskursif dan hegemonisasi kapitalisme. 

Kapitalisme detik ini telah menjadi ideologi dominan. Ia membentuk, memproduksi 
dan melakukan kontrol kesadaran melalui simultanitas dan intensitas frekuensi 
media cetak dan visual. Dominasi kapitalisme ini telah sampai pada kenyataan. 
Praktek-praktek kekerasan penindasan dan penghisapan terhadap kaum pekerja 
(buruh, tani, dan kaum miskin kota), tidak lagi dilihat sebagi kejahatan tetapi 
telah diterima sebagai kewajaran.

Menurut budayawan Agus Hernawan (2004), konsekuensi dari pengintegrasian sistem 
ekonomi nasional ke dalam sistem ekonomi dunia yang didasari oleh liberalisme 
perdagangan dan investasi di masa Orde Baru menjadi awal dari percepatan 
pembangunan kawasan-kawasan industri. Selain berdampak sosiologis, yakni 
munculnya kelas sosial buruh perkotaan sebagai akibat arus urbanisasi yang 
masif dari desa ke kota, juga memiliki dampak secara kultural.

Pengebirian potensi
Disamping itu, hari ini kita melihat media kapitalisme memborbandir buruh 
dengan tontonan visual yang penuh daya persuasif (bujuk rayu). Dua bentuk 
represivitas ini dengan sendirinya membuat kaum buruh tetap dalam kondisi 
anonim dan terpecah-pecah. Ini terlihat pada kantong-kantong budaya buruh yang 
lebih didasari dan dibentuk oleh ikatan primordial-etnik. Kaum buruh belum lagi 
sampai pada kesadaran sebagai kelas sosial yang tertindas, sebagai sapi perahan 
di dalam siklus jam kerja dan kost produksi.

Kecenderungan budaya liberal hari ini tidak terlepas dari praktek-praktek 
hegemonisasi itu. Mistik dan dunia klenik yang selama ini identik dengan 
realitas budaya tradisional di desa, telah diproduksi dan direproduksi secara 
masif menjadi tontonan di perkotaan. Sementara seks pada batas tertentu yang 
masih tabu dan hanya sebatas gunjingan di perdesaan --dan identik sebagai 
bagian dari hedonisme di perkotaan-- telah memasuki ruang-ruang kultural di 
perdesaan, baik melalui media visual atau pun media cetak. 

Tradisi budaya itu sifatnya tidak organik. Ia tidak melekat padu di dalam 
rutinitas dan aktivitas kehidupan riil rakyat pekerja. Ia hanya hidup di dalam 
lingkungan pabrik, lahan sawah, areal perkebunan, dan ruang perkantoran swasta. 
Di luar itu, akibat hegemonisasi, reifikasi dan ilusi-ilusi yang tak 
henti-hentinya disusupkan di ruang-ruang kesadaran rakyat pekerja oleh 
media-media kapitalisme, rakyat pekerja hidup dalam tradisi budaya yang 
semrawut, konsumtif, dan individualistik. Budaya liberal telah membuka 
kemungkinan sebesar-besarnya bagi penguasaan dan pengebirian potensi kesadaran 
kritis, daya korektif dan semangat resistensi rakyat. Melalui tontonan dan 
sajian berita yang bebas nilai, potensi kolektivitas yang didasari oleh 
kesadaran kelas rakyat digiring untuk terpecah-pecah. 

Islam dan buruh
Islam katanya adalah agama yang menjunjung tinggi hak asasi manusia. Islam sama 
sekali tidak menghendaki terjadinya dehumanistik-feodalistik. Buruh adalah 
pekerja dan sekaligus khalifah Allah di muka bumi. Di samping bekerja kepada 
majikan, ia juga sebagai pekerja dan hamba Tuhan. 

Islam melihat buruh sebagai pekerja dan bukannya hamba kepada manusia lain 
untuk menghasilkan pengeluaran, karena penghambaan hanya dikhususkan untuk 
Allah. Upah dibayar dalam Islam mencangkup pertimbangan keperluan perbelanjaan 
setiap buruh. Pertimbangan itu tidak dihitung dengan kira-kira, upah harus 
sesuai dengan kerja mereka. Menurut Mansour Fakih (1989) dalam Islam, doktrin 
tauhid adalah tema pokok teologi Islam. Tauhid dalam teologi pembaharuan, 
berkisar sekitar ke-Esaan Tuhan, dengan penolakan terhadap penafsiran terhadap 
Tuhan. Tauhid dalam perspektif ''teologi kaum tertindas'' lebih ditekankan 
kepada keesaan umat manusia. Dengan kata lain, doktrin Tauhid menolak segenap 
bentuk diskriminasi dalam bentuk warna kulit, kasta, ataupun kelas. Konsep 
masyarakat Tauhidi adalah suatu konsep penciptaan masyarakat tanpa kelas. Dalam 
masyarakat Tauhidi ini, umat benar-benar satu, tidak dibedakan lagi karena 
kedudukan sosial, karena jenis kelamin, karena warna kulit dan sebagainya.

Islam sama sekali tidak menghendaki adanya perbedaan derajat yang sangat jauh 
antara seorang majikan dengan buruhnya. Sebab, mereka adalah sama-sama manusia 
yang saling ketergantungan dan saling membutuhkan. Oleh karena itu, hendaklah 
dalam setiap hubungan antara majikan dan kaum pekerja dijadikan sebagai mitra 
bisnisnya dalam mengembangkan usaha dan jangan sekali-kali seorang pekerja 
(buruh) dieksploitasi dan dijadikan seorang budak.

Nabi Muhammad mengajarkan, bahwa manusia dalam membangun usaha seperti 
berdagang, membesarkan sektor ekonomi, serta mempekerjakan orang di bawah 
kompetensi bisnisnya, maka prinsip kejujuran, keterbukaan, demokratisasi, dan 
tidak saling berbuat curang hendaklah ditegakkan. Perjuangan Nabi Muhammad 
disektor muamalat (kerjasama antar manusia dengan manusia) tersebut, hakikatnya 
adalah reaktualisasi nilai-nilai religius. Dan, janganlah kemanusiaan 
dilecehkan dengan watak-watak manusia yang arogan dan serakah. Beliau 
menyadarkan manusia antara lain melalui muamalat agar nilai-nilai religius 
ditempatkan sebagai kekuatan moral (moral force) dalam membangun usaha-usaha 
yang berhubungan dengan kepentingan antar manusia.

Di antara yang diperjuangkan oleh Nabi dalam bidang muamalat tersebut adalah 
membebaskan manusia dari keterkaitan yang menempatkan mitra kerja (buruh) 
sebagai objek atau budak. Oleh sebab itu, Islam tidak mengenal adanya istilah 
budak dalam etika bisnis, melainkan sebagai subjek yang mempunyai peran, antara 
lain dalam menentukan nasibnya. Pekerja adalah mitra kerja seorang majikan dan 
bukan sebagai budak, karena di dalam suatau pekerjaan tersebut mengandung 
prinsip saling ta'awun dalam mengentaskan kesulitan yang dihadapi.

Islam mengajarkan kepada umatnya untuk tidak berbuat zalim kepada siapa pun 
juga, termasuk dalam hal ini berbuat zalimnya seorang majikan kepada buruhnya. 
Perbuatan zalim yang biasa dilakukan oleh si majikan adalah tidak membayar upah 
atau imbalan kepada buruh. Dan, yang lebih menyedihkan lagi adalah majikan yang 
melakukan tindak kekerasan terhadap buruh. Oleh karena itu, sejatinya, seluruh 
tokoh agama, perlu membangun wacana dan kegiatan praksis keagamaan untuk 
menjawab tantangan kaum buruh yang semakin dipenjarakan oleh peradaban global 
ini. Di samping itu, perlu adanya pemahaman tentang teologi baru dan 
ajaran-ajaran sosial agama yang mengajak dan membawa umat untuk 
mentransformasikan agama menjadi lebih membebaskan dan mencerahkan khususnya 
bagi kaum buruh. Wallahu 'alam.




[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke