ayuuuuukkkk....booking tiket yah

--- In ppiindia@yahoogroups.com, "Listy" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>  
> jalan-jalan ke Surabaya yuuuk..!
>  
> -----Original Message-----
> 
>  
> 
> http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_c 
<http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_c&id=173652> &id=173652
>  
> Selasa, 31 Mei 2005,
> Surabaya, Doeloe dan Sekarang 
>   <http://www.jawapos.co.id/images/1117465846b> 
> 
> 
> 
> SURABAYA - Hari ini Surabaya berulang tahun ke-712. Sebuah usia 
yang cukup tua untuk sebuah kota. Bahkan, jauh lebih tua dari usia 
Negara Kesatuan Republik Indonesia. 
> 
> Sejak pasukan Raden Wijaya berhasil mengusir pasukan kerajaan 
Tartar di Ujung Galuh (nama sebelum Surabaya, Red) pada tahun 1293, 
tradisi kepahlawanan sering dilekatkan kepada kota berlambang ikan 
Hiu (Sura) dan Buaya ini. Yang paling terkenal adalah peristiwa 10 
November 1945. Saat itu arek-arek Surabaya berani menghadapi Sekutu 
(yang baru saja menang perang) hanya dengan senjata seadanya. 
Peristiwa inilah yang kemudian menjadikan Surabaya berjuluk Kota 
Pahlawan.
> 
> Selain itu, Surabaya juga dikenal sebagai kota dengan karakter 
arsitektur kolonial yang indah. Banyak bangunan kuno kolonial 
legendaris yang kemudian menjadi cagar budaya. Hanya sayang, 
dokumentasi mengenai sejarah dan riwayat mengenai Surabaya kurang 
tertata dengan baik.
> 
> Tugu Pahlawan, misalnya. Tak banyak yang tahu, tempat Tugu Pahlawan 
berdiri, dulu terdapat sebuah gedung yang cukup 'angker' bagi 
Surabaya. Namanya Palais Van Justitie, atau gedung peradilan 
(setingkat pengadilan tinggi, Red) di zaman Kolonial Belanda. Di sini 
seringkali, terjadi peradilan yang tak fair terhadap para pejuang 
asal Surabaya.
> 
> Dari gedung inilah, ribuan pejuang asal Surabaya divonis dan 
dikirim ke pelbagai penjara untuk kemudian menjalani hidup penuh 
siksaan dari penjajah Belanda. Tak jarang, ada beberapa pejuang yang 
ditahan dan disiksa di gedung ini.
> 
> Tradisi penyiksaan ini berlanjut ketika Jepang datang dan menguasai 
Indonesia pada 1942. Saat pasukan Kaisar Hirohito datang dan 
menaklukkan Belanda, gedung ini kemudian berubah fungsi menjadi 
tahanan Kempetai (polisi Jepang). Kisah tentang para pejuang Surabaya 
yang ditawan dan disiksa di gedung ini seolah menjadi makanan sehari-
hari penduduk Surabaya.
> 
> Situasi menjadi tak menentu saat Jepang kalah perang. Terjadi 
kekosongan kekuasaan di mana-mana, termasuk di Surabaya. Sering 
terjadi insiden bersenjata antara pejuang Surabaya, baik dengan 
Jepang maupun dengan sekutu, yang diboncengi tentara NICA, Belanda. 
> 
> Pasca peristiwa perobekan bendera di Hotel Yamato yang terkenal 
itu, para pejuang Surabaya ingin melucuti persenjataan tentara Jepang 
di gedung Palais Van Justitie. "Selain itu, masyarakat Surabaya juga 
hendak menghancurkan simbol-simbol kekuasaan penjajah. Ini bisa 
dibandingkan dengan revolusi Prancis, saat rakyat Prancis menjebol 
penjara Bastille," ujar Reno Halsamer, seorang pengusaha yang punya 
kolektor langka 600 foto-foto Surabaya tempo dulu. 
> 
> Peristiwanya terjadi pada 2 Oktober 1945. Pagi itu, ribuan pejuang 
Surabaya mengepung gedung Kempetai. Namun, sisa-sisa Kempetai tak mau 
menyerah begitu saja. Mereka melawan dengan sengit. Terjadi kontak 
bersenjata sengit antara arek-arek Surabaya dengan pasukan Kempetai, 
yang membawa korban puluhan jiwa, baik dari pihak pejuang maupun dari 
Kempetai. Pengepungan ini berakhir pukul 16.00, setelah Takahara, 
komandan Kempetai Surabaya menurunkan bendera Jepang di gedung 
tersebut. Gedung ini kemudian ikut hancur dalam bombardir mesin 
perang sekutu, saat pasukan yang baru saja menang Perang Dunia II ini 
menghujani Surabaya dalam peristiwa yang dikenal sebagai peristiwa 10 
November 1945. 
> 
> Karena gedung ini dianggap mewakili tradisi kepahlawanan Surabaya 
(banyak pejuang mati di sana, selain juga arek-arek Surabaya berhasil 
memaksa komandan Kempetai menurunkan bendera Jepang), dari bekas 
tempat berdiri Palais Van Justitie inilah, berdiri tegak Tugu 
Pahlawan. 
> 
> Sayang, saat ini monumen Tugu Pahlawan terkesan tak terawat. Tak 
banyak pengunjung yang datang ke monumen ini. "Itulah, seharusnya 
monumen Tugu Pahlawan ini bisa menjadi basis tentang Surabaya tempo 
doeloe. Ini bisa menjadi tempat tujuan wisata yang menarik, jika 
dikemas dan dipasarkan dengan lebih baik," ujar Reno, bernada gemes. 
> 
> Sayang, kepala UPTD Tugu Pahlawan, Sutopo tak bisa dikonfirmasi 
mengenai masalah ini. Berkali-kali coba dihubungi via HP, nadanya 
menunjukkan jika HP-nya tidak aktif.
> 
> Salah satu bangunan yang sempat menjadi ikon Surabaya tempoe doeloe 
adalah Stasiun Semut. Menurut Dukut Imam Widodo, peneliti sejarah 
Surabaya, bangunan Stasiun Semut sudah berdiri sejak akhir abad 18. 
Tepatnya, pada 1878. Peresmiannya dilakukan oleh Gubernur Jendral J.W 
van Lasberge.
> 
> Pembangunan ini kelar tiga tahun, setelah terbit surat perintah 
pembangunan jalur kereta api di Jawa. Surat perintah ini tertuang 
pada Staatsblad No 141 pada 6 April 1875.
> 
> Stasiun Semut (yang dulu bernama Spoorstation Semoet) diresmikan 
bersamaan dengan dibukanya jalur Surabaya-Pasuruan. Jalur ini memang 
cukup strategis. Mengingat, di Pasuruan terdapat mata air Umbulan 
yang debitnya sangat besar. Bahkan, pengangkutan air dari Pasuruan ke 
Surabaya dulu dilakukan dengan kereta itu.
> 
> Dengan segala nilai strategis ini, Stasiun Semut akhirnya dijadikan 
cagar budaya oleh pemkot. "Tetapi, sayangnya pemkot tampak tak peduli 
dengan sejarah itu," kata Dukut. Buktinya, cagar budaya ini sempat 
dipugar sekitar dua tahun lalu.
> 
> Tidak hanya itu saja, Dukut juga mengatakan bahwa pembangunan di 
kota ini seringkali tak mengindahkan nilai-nilai sejarah sebuah 
bangunan. "Saya sampai bosen mengatakannya," guraunya.
> 
> Sebaiknya, pemugaran sebuah gedung bersejarah dilakukan oleh ahli 
renovasi. "Jadi, tidak asal memugar. Sehingga estetikanya tetap 
terjaga," tuturnya. Selain itu, dia juga menyayangkan pembongkaran 
gedung-gedung lama untuk pertokoan baru, misalnya.(ano/dos)
> 
> http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_c 
<http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_c&id=173659> &id=173659
> 
> Selasa, 31 Mei 2005,
> Aku Lho Arek Suroboyo! 
>   <http://www.jawapos.co.id/images/1117466817b> 
> 
> 
> 
> Bangga Hidup di Kota Bersejarah dan Berfasilitas Lengkap
> 
> Mlaku nang Kya-Kya arep tuku sego
> Nang Tunjungan enake gawe blonjo
> Peno kudu bangga urip nang Suroboyo
> Kutone gedhe, fasilitas reno-reno
> Cak Det
> 
> "Surabaya emang sip! Siapa sih yang nggak bangga jadi warga kota 
berfasilitas lengkap?" sambar Charysha. Pendapat cewek SMAN 1 ini 
diamini oleh 34 persen responDet yang lain. "Surabaya punya tempat 
nongkrong yang nggak biasa. Datang aja ke Kya-Kya Kembang Jepun yang 
bernuansa oriental. Bagi yang mau pacaran, coba deh datang ke kafe 
bernuansa romantis yang tersebar di Surabaya. Pokoknya komplet," 
katanya berpromosi.
> 
> Cewek kelas 1 F ini juga bilang, "Mal di sini nggak kalah seru 
dengan yang ada di Jakarta. Jumlahnya emang lebih sedikit. Tapi, 
nggak pernah sepi dari acara menarik. Yang paling heboh dan rutin sih 
DetEksi Party. Bikin betah."
> 
> "Kalau aku, bangga Surabaya karena sejarahnya. Terutama perjuangan 
arek-arek Suroboyo mempertahankan kemerdekaan," lontar Dian, 
mahasiswa Stiesia. "Setahuku, perjuangan mereka nggak ada 
tandingannya. Perang cuma pakai bambu runcing. Berani banget dan 
pantang menyerah. Siapa sih yang nggak kenal kota pahlawan ini?" 
imbuhnya bersemangat.
> 
> Surabaya juga punya banyak tempat bersejarah. Itu juga yang 
dibanggakan Dani. "Contohnya Hotel Yamato atau sekarang dikenal 
sebagai Hotel Majapahit. Itu kan lokasi penyobekan bendera Belanda 
jadi bendera Indonesia," lanjutnya.
> 
> Rini dari SMA Muhammadiyah 4 bangga Surabaya karena suasananya yang 
tenang. Hah, Surabaya sebelah mana ning? "Rumahku di daerah Kebraon 
masih sepi kok. Jauh dari kebisingan. Nyaman banget! Untuk ukuran 
kota besar, Surabaya belum terlalu crowded," kilahnya.
> 
> Cewek kelas 1-1 ini juga menilai kalau Surabaya belum dipenuhi 
polutan. "Dibanding Jakarta, kawasan industri di sini masih sedikit. 
Udara masih terasa segar. Di sini juga relatif lebih aman dari 
beberapa kota lain. So, lebih tenang," jelas cewek berjilbab ini.
> 
> Tapi, nggak semua responDet bangga menyandang gelar arek Suroboyo. 
Andi salah satunya. Cowok SMA Stella Maris ini sebal hidup di 
Surabaya karena panas. "Soalnya, aku lebih senang tempat yang dingin. 
Tahu sendiri kan panasnya Surabaya," cetusnya.
> 
> Jejaka yang bakal lulus sekolah ini juga mengeluhkan kemacetan 
Surabaya. "Mau kemana-mana harus siap berlama-lama di jalanan. 
Apalagi kalau musim hujan. Banjir menyerang Surabaya. Betapa sebalnya 
kalau terjebak macet plus banjir. Masihkah bangga hidup di kota 
seperti itu?" tuntasnya. (azz)
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
What would our lives be like without music, dance, and theater?
Donate or volunteer in the arts today at Network for Good!
http://us.click.yahoo.com/MCfFmA/SOnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke