Wah pantas ya Mbak Fau sering membela agenda Bank
Dunia dan IMF...:)

Harapan saya sebaiknya kaum terdidik jangan menghamba
kepada Bank Dunia atau IMF. Tapi lebih peduli pada
rakyat Indonesia.

Untuk apa jika kita kaya dari gaji Bank Dunia atau IMF
sementara rakyat Indonesia justru banyak yang melarat
akibat kebijakan keliru yang dipaksakan Bank Dunia dan
IMF ke negara Indonesia.

Ini butuh kepedulian dan nurani. Bukan sekedar
materialisme belaka.

--- IrwanK juga <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Quote:
> "Saran saya Bank Dunia tidak perlu didengarkan
> lagi."
> 
> Kalau Bank Dunia tidak didengarkan, Mbak Fau dan
> para rekan/senior-nya bakal
> 
> gak kerja donk? :-)
> 
> Wassalam,
> 
> Irwan.K
> 
> On 11/27/06, A Nizami <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >   Saya lihat Bank Dunia pintar sekali
> memutar-balikkan
> > fakta. Bank Dunia menuduh melonjaknya penduduk
> miskin
> > sebesar 3,1 juta orang karena naiknya harga beras.
> > Oleh karena itu harga beras harus diturunkan dan
> impor
> > beras harus dijalankan.
> >
> > Padahal bukan rahasia lagi bahwa Bank Dunia
> baru-baru
> > ini mendikte pemerintah Indonesia lewat kaki
> tangannya
> > yang menjabat di kementrian ekonomi dan Bappenas
> untuk
> > menaikan harga BBM hingga 120% yang mengakibatkan
> > melonjaknya seluruh harga barang (bukan cuma
> beras!).
> > Itulah faktor kemiskinan di Indonesia yang utama!
> >
> > Tentu saja saran Bank Dunia untuk menurunkan harga
> > beras dan impor beras ini akan memiskinkan para
> petani
> > kita. Padahal sekitar 50% penduduk Indonesia
> (sekitar
> > 100 juta) masih bergantung pada pertanian.
> >
> > Saran Bank Dunia ini jika diikuti tidak hanya
> > mengurangi kemiskinan sebesar 3,1 juta, tapi
> menambah
> > kemiskinan sebesar 100 juta!
> >
> > Saran Bank Dunia akan menguntungkan para petani AS
> > yang hingga kini disubsidi besar2an oleh
> pemerintah AS
> > untuk melakukan ekspor ke Indonesia.
> >
> > Saat ini Indonesia mengimpor kedelai 3 trilyun
> lebih
> > dari AS. Indonesia juga mengimpor 1,2 juta ton
> beras
> > per tahunnya (sekitar rp 3 trilyun per tahun).
> >
> > Saran saya Bank Dunia tidak perlu didengarkan
> lagi.
> >
> >
>
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0611/25/Fokus/3119397.htm
> > Kambing Hitam Kemiskinan
> >
> > Oleh Sri Hartati Samhadi
> >
> > Kenaikan harga beras yang dituding Bank Dunia
> sebagai
> > penyebab melonjaknya jumlah penduduk miskin hingga
> 3,1
> > juta orang menjadi 39,05 juta orang selama periode
> > Februari 2005-Maret 2006 seolah menempatkan
> pemerintah
> > pada dua pilihan, mengorbankan petani atau
> konsumen beras.
> >
> > Dalam kasus-kasus sebelumnya, pemerintah selalu
> > berpikir jangka pendek, mengorbankan petani dengan
> > cara membuka keran impor untuk menekan harga.
> Alasan
> > yang diungkapkan, untuk membela kepentingan
> masyarakat
> > yang lebih besar. Dalam hal ini, konsumen neto
> beras,
> > yang sekitar dua pertiga petani juga ada di
> dalamnya.
> >
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been
> removed]
> 
> 


===
Ingin belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits?
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
http://www.media-islam.or.id


 
____________________________________________________________________________________
Cheap talk?
Check out Yahoo! Messenger's low PC-to-Phone call rates.
http://voice.yahoo.com

Kirim email ke