Maaf, kali ini Ny. Mus benar, karena dia selalu gembar-gembor di milis bahwa 
Nabi Muhammad tidaklah buta. Yang bilang dia buta hanya ingin menjelek-jelekkan 
Nabi saja, berdasarkan tafsir yang dikelirukan maknanya.
   
   
  From: Rach Leed <[EMAIL PROTECTED]> 
Date: Tue May 1, 2007 7:15 pm 
Subject: [mediacare] Nabi Muhammad, Buta Huruf atau Genius?
 
   
   
  Semoga bermanfaat :D 
   
  Salam 
   
  Alida
   
  ============================ 
   
  Judul                          : Nabi Muhammad, Buta Huruf atau Genius?
                                          (Mengungkap Misteri "Keummian" 
Rasulullah)
  Pengarang                 : Syekh Al-Maqdisi
  Penerjemah               : Abu Nayla
  Penerbit                     : Nun Publisher, April 2007, 144 hlm. Rp 20.000,-
  
  
  Runtuhnya Mitos Kebutahurufan Nabi Muhammad  
   
  //Ajaran bahwa Rasulullah tidak mampu baca-tulis adalah sebuah kekeliruan 
tafsir sejarah yang konyol. Inilah buku kontroversial yang mematahkan mitos 
kebutahurufan Nabi Muhammad//. 
   
  Kalau ada umat yang begitu bangga menerima kenyataan bahwa pemimpin atau 
nabi-nya sebagai sosok yang buta huruf, itulah umat Islam. Tak ada lain. Sejak 
kecil, ketika seorang anak muslim mulai mengenal baca-tulis, ajaran bahwa Nabi 
adalah sosok yang buta huruf selalu ditekankan. 
   
  Kebutahurufannya seakan menjadi kenyataan yang patut dibanggakan dan bisa 
membangun kepercayaan diri umat Islam!  Pertanyaannya, benarkah ajaran itu? 
Atas dasar apa Nabi dianggap sebagai sosok yang buta huruf? Apakah ia pernah 
menyatakan dirinya betul-betul tidak mampu membaca dan menulis sejak kecil 
hingga akhir hayatnya? Lalu, jika ada anggapan ia mampu membaca dan menulis, 
apakah itu akan mengurangi keabsahannya sebagai utusan Allah?   
   
  Bagi Syekh Al-Maqdisi, jawabannya cukup jelas: Ada tafsir sejarah yang keliru 
terhadap kapasitas Rasulullah, khususnya dalam soal baca-tulis. Dan semua itu, 
bersumber dari kekeliruan kita dalam menerejamahkan kata "ummi" dalam Alquran 
maupun Hadis, yang oleh sebagian besar umat Islam diartikan "buta huruf". 
   
  Menurut Al-Maqdisi, "ummi" memang bisa berarti "buta huruf", tapi ketika 
menyangkut Nabi Muhammad, "ummi" di situ lebih berarti orang yang bukan dari 
golongan Yahudi dan Nasrani. Pada masa itu, kaum Yahudi dan Nasrani sering kali 
menyebut umat di luar dirinya sebagai orang-orang "ummi" atau "non-Yahudi dan 
non-Nasrani".   Termasuk Rasulullah dan orang Arab lainnya.
   
  Selain itu, kata "ummi" di situ juga bisa merujuk pada kata "umm" atau ibu 
kandung. Jadi, maknanya adalah "orang-orang yang seperti masih dikandung oleh 
rahim ibunya, sehingga belum tahu apa-apa". 
   
  Dalam buku ini, Syekh Al-Maqdisi menunjukkan bukti-bukti otentik (hadis) yang 
menunjukkan fakta sebaliknya bahwa Rasulullah adalah sosok yang justru pintar 
membaca dan menulis. Antara lain, sebuah hadis yang diungkapkan Zaid bin Tsabit 
bahwa Nabi pernah bersabda: "Jika kalian menulis kalimat 
Bismillahirrahmanirrahim, maka perjelaslah huruf sin di situ."
   
  Pikirkan, kalau untuk soal huruf saja ia memperhatikan, ibarat seorang editor 
naskah, mungkinkah Nabi seorang yang buta huruf? Buku Maqdisi ini, sekali lagi, 
mematahkan semua kekeliruan sejarah ini.   
   
  
   "Dengan bahasa yang lugas, Syekh Al-Maqdisi menggiring kita pada suatu cara 
pandang yang sungguh baru mengenai 'keummian' Nabi Muhammad." 
  —Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA
   
  "Nabi memang ummi, tetapi beliau mampu membaca dan menulis."
  —Dr. Muhammad Syahrur, Penulis Al-Kitâb wal Qur'ân,
   
  
"Makna kata ummi bukanlah tidak mampu membaca dan menulis, tapi merujuk pada 
kata umm (ibu kandung)."
  —Abdul Karim Al-Hairi, Penulis An-Nabiyyul Ummiy
  
 


e-mail: [EMAIL PROTECTED]
  blog: http://mediacare.blogspot.com

       
---------------------------------
Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke