Sebagai orang IT, saya paham bahwa kita dengan mudah
menyadap percakapan telpon. Apalagi jika kita
menguasai perusahaan Telkom.

Dulu di perusahaan sekuritas kita punya alat perekam
percakapan telpon. Seluruh pembicaraan telpon (waktu
itu sekitar 12 line) terekam. Jika kita ingin mencari
percakapan telpon line 1, pada tanggal 20 april jam 4
sore dengan durasi lebih dari 1 menit, kita bisa
mencari dengan mudah.

Nah jika Telkom dan Indosat dikuasai asing, maka
telpon dan handphone presiden, menteri, dan para
jenderal kita dengan mudah disadap oleh pihak asing
seperti Singapura.

Artinya ketahanan nasional kita lemah.

Jadi memang harus dibeli kembali tapi tidak boleh ada
asing yang berpartner.

Jika tidak (mis: harga sangat mahal), mending
pemerintah buat BUMN Telekomunikasi baru di mana
seluruh jaringan komunikasi (telpon/hp) presiden dan
para pejabat lainnya memakai itu.

Wassalam

--- Sulistiono Kertawacana <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:

> 
> 
> Ada Konspirasi di Balik Buy Back Indosat
> [2/5/07] 
>
http://www.hukumonline.com/detail.asp?id=16633&cl=Berita
> 
> 
> Belum kelar kajian Komisi Pengawas Persaingan Usaha
> (KPPU) terhadap keberadaan Temasek di Indosat.
> Tiba-tiba muncul dugaan adanya konspirasi di balik
> buy back saham Temasek di Indosat. 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Isu konspirasi ini bisa dikatakan cukup
> menghebohkan. Selain diduga melibatkan pejabat KPPU,
> juga diduga melibatkan pejabat di Kementerian Negara
> BUMN dan bahkan Wakil Presiden Jusuf Kalla. 
> 
>  
> 
> Munculnya dugaan konspirasi ini bermula dari dua
> lembar faksimili yang diterima Hukumonline akhir
> pekan lalu. Press release bertajuk 'Konspirasi
> Perusahaan di Balik Isu Buy Back Indosat' itu
> memaparkan secara gamblang sebuah konspirasi yang
> disponsori perusahaan asal Rusia, Altimo-Alfa
> Group-dalam skenario buy back Indosat.
> 
>  
> 
> "Setelah diselidiki, ternyata ada kepentingan
> kelompok usaha asal Rusia yaitu Altimo-AlfaGroup
> yang mendalangi gencarnya tuntutan buy back
> tersebut. Altimo-AlfaGroup mencoba menunggangi isu
> buy back Indosat untuk mengambil keuntungan bisnis
> mereka," demikian petikan press release yang
> ditandatangani Musarman, Koordinator Institute for
> Analysis of Information and Technologies Business
> (IA-ITB).
> 
>  
> 
> Dalam press release itu disebutkan bahwa
> Altimo-AlfaGroup adalah bagian dari Alfa Group,
> sebuah konglomerat raksasa di Rusia. Altimo-Alfa
> menyediakan tak kurang AS$ 2 miliar untuk membeli
> saham Indosat. Dengan dana AS$ 2 miliar ini
> pemerintah akan membeli 41,9 persen saham Temasek di
> Indosat.
> 
>  
> 
> Rencananya, saham tersebut akan dibagi dua.
> Pemerintah akan mendapat 15 persen, dan
> Altimo-AlfaGroup mendapat 26,9 persen. Namun, saham
> senilai 15 persen 'hadiah' dari Altimo-AlfaGroup
> tersebut bukanlah gratis. Pemerintah harus membayar
> kembali melalui dividen yang didapat. 
> 
>  
> 
> "Cara ini yang dilakukan Altimo-Alfa untuk mengambil
> alih saham-saham telekomunikasi di negara dunia
> ketiga. Dan, Altimo hendak menjadikan Indosat
> sebagai tempat pencucian uang (money laundering)
> hasil aktivitas bisnis ilegal mereka di Rusia,"
> demikian stateman lain press release itu.
> 
>  
> 
> Saat ini ditengarai perwakilan Altimo-Alfa di
> Jakarta tengah sibuk melakukan lobi untuk memuluskan
> rencana Altimo-Alfa membeli saham Indosat. Lobi itu
> ternyata juga didukung dengan kekuatan finansial. 
> 
>  
> 
> Dalam press release itu dipaparkan bahwa dana Rp 10
> miliar siap digelontorkan untuk setiap anggota DPR
> yang berhasil di lobi. Selain itu, pimpinan dan
> anggota KPPU juga menjadi target untuk memuluskan
> rencana Altimo tersebut. Kompensasi sebesar Rp 5
> miliar untuk urusan lobi ini diyakini telah
> disiapkan. 
> 
>  
> 
> Yang tak kalah menarik, lembaga INDEF disebut dalam
> press release itu diduga telah dibayar Altimo
> sebesar Rp 3 miliar. Dana sebesar itu dipakai untuk
> membuat kajian mengenai monopoli Temasek. Kajian ini
> akan dijadikan bukti pada pengadilan di KPPU
> nantinya
> 
>  
> 
> Bukan Isapan Jempol?
> 
> Belum jelas kebenaran dari isi press release itu.
> Musarman yang menandatangani press release bak
> ditelan bumi. Dihubungi sejak Senin (30/4) hingga
> berita ini diturunkan, telepon selulernya selalu
> bernada sibuk. Demikian juga dengan
> Suharto-seseorang yang disebut dalam press release
> itu sebagai perwakilan Altimo-Alfa di
> Jakarta-telepon selulernya selalu dalam posisi OFF. 
> 
>  
> 
> Meski belum jelas, isu adanya perusahaan Rusia yang
> hendak membeli saham Temasek di Indosat telah
> bergulir cepat. Apalagi, sinyal keinginan perusahaan
> Rusia ini yang ingin menancapkan bisnisnya di
> industri telekomunikasi Indonesia telah lama
> dilontarkan. Boleh jadi, ini bukan isapan jempol
> semata. 
> 
>  
> 
> "Kami menyadari tidak banyak investor asal Rusia
> yang menanamkan modalnya di Indonesia, tetapi
> bagaimanapun harus ada yang memulai," kata Kirill
> Babaev, salah seorang Vice President ALTIMO, dalam
> kesempatan jumpa pers di Jakarta pada penghujung
> tahun lalu.
> 
>  
> 
> Kirill tidak memungkiri bahwa keputusan ALTIMO untuk
> melakukan investasi di Indonesia merupakan 'buah'
> positif dari kunjungan Presiden RI Susilo Bambang
> Yudhoyono awal Desember lalu ke negeri Beruang Merah
> itu. Selain itu, ALTIMO juga melihat ada potensi
> pasar yang cukup besar pada bisnis telekomunikasi
> Indonesia.
> 
>  
> 
> Andrei Zemnitsky, Vice President ALTIMO, mengatakan
> ALTIMO sudah membidik beberapa perusahaan
> telekomunikasi Indonesia. Investasi akan dilakukan
> pada tahun 2007 dengan membeli 20 persen hingga 30
> persen saham perusahaan telekomunikasi. 
> 
>  
> 
> Dia mengisyaratkan pilihan ALTIMO tidak akan
> beranjak pada tiga perusahaan telekomunikasi
> terbesar di negeri ini, yakni Indosat, Telkomsel,
> dan Excelcomindo. Dana segar yang disediakan pun
> tidak tanggung-tanggung, 2 milyar dollar AS yang
> akan dikonversikan dalam bentuk kepemilikan saham di
> beberapa perusahaan telekomunikasi nasional.
> 
>  
> 
> Sinyal ini diperkuat dengan pernyataan Wakil
> Presiden Jusuf Kalla dalam berbagai kesempatan
> menyatakan, pemerintah ingin membeli kembali saham
> Indosat. Tak hanya itu, sejumlah kalangan di Dewan
> Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah terus
> berupaya menggalang dukungan untuk mendorong rencana
> tersebut. 
> 
>  
> 
> Bahkan, ada dugaan pemerintah Indonesia telah
> mengadakan serangkaian pertemuan dengan Altimo, anak
> perusahaan Alfa Group. Berdasarkan dokumen yang ada,
> pertemuan itu digelar di Jakarta, Moskow, dan Dubai.
> Pemerintah diwakili Menteri Negara Badan Usaha Milik
> Negara Sugiharto dan timnya. Dokumen internal Altimo
> itu berisi poin-poin yang mesti disampaikan oleh
> perwakilan Altimo di Jakarta kepada Wakil Presiden
> dan Menteri Negara BUMN. 
> 
>  
> 
> Ramai-ramai Klarifikasi
> 
> Tentu saja, yang paling tersodok adanya isu di atas
> terutama soal 'biaya lobi' adalah Didik J Rachbini.
> Ketua Komisi VI-yang disebut dalam press release
> yang berhasil dilobi pihak Altimo-AlfaGroup--ini
> menandaskan bahwa itu bisa dikategorikan sebagai
> contempt of parliament. "Kalau perlu kita akan
> memanggil Musarman dan pihak terkait lainnya. Biar
> masalah ini kelar," jawabnya melalui pesan
> singkatnya (SMS). 
> 
>  
> 
> Jawaban hampir senada disampaikan oleh anggota
> Komisi VI lainnya, yakni Fachri Hamzah (Fraksi PKS),
> dan Nusron Wahid (Fraksi Partai Golkar). Keduanya,
> juga disebut dalam press release itu yang telah
> berhasil dilobi pihak Altimo-Alfa Group. 
> 
>  
> 
> Ketua KPPU Muhammad Iqbal yang juga dituding telah
> menerima 'pelicin' sebesar Rp 5 miliar dalam
> pemeriksaan terhadap Temasek pun hanya geleng-geleng
> kepala. "Itu tidak masuk akal. Saya sendiri tidak
> tahu menahu soal tuduhan itu," ujarnya.  
> 
>  
> 
> KPPU, lanjut Iqbal hanya memeriksa, apakah kasus
> Temasek itu telah melanggar UU No. 5 Tahun 1999 atau
> tidak. Dan, apakah suatu persaingan usaha itu sehat
> atau tidak. Dalam perkara temasek ini, KPPU
> mendasarkan pemeriksaan pada 3 pasal, yaitu Pasal
> 17, Pasal 25 dan Pasal 27. "Lebih sedikit dari
> pasal-pasal yang dituduhkan FSP BUMN," akunya.
> 
>  
> 
> Menanggapi tudingan bahwa KPPU terlalu memaksakan
> diri memeriksa kasus Temasek padahal kasus itu sudah
> kadaluarsa, Iqbal menjelaskan bahwa KPPU berpedoman
> pada Peraturan Komisi No.1 tahun 2006. Begitu ada
> laporan yang dilayangkan, hal itu tidak
> semerta-merta dianggap sebagai laporan resmi. Ada
> klarifikasi dulu sebelumnya, misalnya identitas
> pelapor.
> 
>  
> 
> Menurut Iqbal, KPPU secara resmi mencatat laporan
> dari FSP BUMN pada 22 Desember 2006. Setelah
> diterima, proses berikutnya adalah klarifikasi yang
> dapat memakan waktu selama 30 hari. Dan, jika
> dianggap perlu dapat ditambah 30 hari lagi. Disini
> KPPU-pun sudah memintakan cross-check kepada Indosat
> dan Telkomsel. Jika memang ada bukti awal pelangaran
> UU No. 5 tahun 1999, maka perkara masuk ke tahap
> pemberkasan, dimana rentang waktunya juga selama 30
> hari.
> 
>  
> 
> Pemeriksaan pendahuluan merupakan kelanjutan dari
> proses pemberkasan. Awal April lalu, KPPU baru
> membentuk tim pemeriksaan pendahuluan untuk perkara
> Temasek ini. "Jadi tidak ada itu daluwarsa. Semuanya
> on-time. Kalau ada yang bilang daluwarsa,
> hitungannya darimana?" seloroh Iqbal. 
> 
>  
> 
> Sementara itu, Koordinator Federasi Serikat Pekerja
> BUMN (FSP BUMN) Arief Poyuono mengaku telah
> mendengar tentang adanya isu konspirasi di balik buy
> back Indosat. Bahkan, ia juga mendengar bahwa
> Altimo-Alfa ini telah menunggangi laporan FSP BUMN
> ke KPPU soal Temasek itu. Altimo-Alfa juga aktif
> mengkondisikan ekspose besar-besaran aktivitas FSP
> BUMN melaporkan Temasek ke KPPU.
> 
>  
> 
> Meski demikian, Arief mengaku tidak begitu mengenai
> sosok Musarman. "Ia pernah menelepon saya dan tanya
> soal kasus Temasek. Secara fisik, saya belum ketemu.
> Saya sih menduga, mungkin ada benarnya apa yang
> diungkap dalam press release itu," paparnya. Nah,
> lo??
> 
> (CRV/Lut)
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been
> removed]
> 
> 


===
Ingin belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits?
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
http://www.media-islam.or.id

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Kirim email ke