Setelah berusaha menahan diri dan mencoba bersangka
baik, ternyata Sofyan Djalil yang menjadi Meneg BUMN
baru menegaskan bahwa dia akan mempercepat Privatisasi
(PENJUALAN) BUMN-BUMN pada tahun ini. Ini saya lihat
di footer MetroTV pagi ini (Tanggal 9 Mei 2007)

Sebelumnya saya memang melihat Sofyan Djalil adalah
orang pasar/neoliberalis yang pro privatisasi BUMN.
Hingga aneh juga melihat SP BUMN di media massa
terlihat mendukung dia dan menolak Sugiharto. Padahal
aktivis SP BUMN yang saya kenal umumnya sangat
menentang privatisasi BUMN.

Tapi itulah kepiawaian Sofyan Djalil dalam hal politik
dan propaganda. Seperti ketika dia menghadapi pendemo
kenaikan harga BBM. Sebagai jago propaganda dia bisa
mengatasinya.

Sugiharto, mantan Meneg BUMN sebetulnya cukup bagus
prestasinya. Dengan konsep PROFITISASI BUMN (Membuat
BUMN untung) dia berhasil meningkatkan keuntungan BUMN
dari rp 40 trilyun tahun 2004 jadi rp 54 trilyun tahun
2005. Setoran BUMN untuk RAKYAT (APBN) NAIK DARI RP 54
trilyun jadi rp 69 Trilyun (tahun 2006)

Nah Sofyan Djalil menganut konsep yang berbeda.
Konsepnya JUAL BUMN (PRIVATISASI). Mungkin saat
menjual pemerintah dapat uang cukup banyak. Entah
nanti dikemanakan uang hasil penjualannya, yang jelas
Golkar cukup gencar mendukungnya.

Tapi setelah BUMN terjual tidak ada lagi uang puluhan
trilyun rupiah per tahun untuk rakyat. Mungkin setelah
Meneg BUMN Sofyan Djalil selesai menjabat, tidak akan
lagi ada Meneg BUMN karena BUMN semua sudah dijual ke
swasta/perusahaan asing. Tak ada lagi uang BUMN untuk
rakyat.

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/berita-utama/3-menko-dipanggil-ke-cikeas-3.html
Sugiharto juga percaya bahwa dia telah menunjukkan
kinerja terbaik. Ukuran keberhasilannya dapat dilihat
dalam gelaran BUMN forum yang telah dilaksanakan
beberapa waktu lalu. Dia menggarisbawahi pernyataan
Presiden dalam acara tersebut. ”Bayangkan keuntungan
(BUMN) naik dari sekitar Rp40 triliun (pada 2004)
sampai Rp54 triliun dan setoran APBN naik dari Rp54
triliun pada akhir 2004 jadi Rp69 triliun (pada akhir
2006),” kata dia. Keyakinan bahwa Presiden akan
melakukan reshuffle berdasarkan kinerja juga
disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy
Numberi. ”Nggak ada masalah. Kalau saya terus kerja
saja,” kata dia di Denpasar,kemarin.(ali
ikhwan/susi/dian widiyanarko/- muhammad
ma’ruf/miftachul chusna)

http://www.detikfinance.com/index.php/kanal.read/tahun/2007/bulan/05/tgl/05/time/130637/idnews/776633/idkanal/4
Sabtu, 05/05/2007 13:06
Sofyan Dikhawatirkan Gencar Lakukan Privatisasi BUMN 
Hendi Suhendratio - detikfinance 

Jakarta - Menkominfo Sofyan Djalil sudah dipastikan
mendapat pos baru. Meski belum dipastikan pos barunya,
namun dikabarkan Sofyan akan menjabat sebagai Menneg
BUMN menggantikan Sugiharto.

Jika memang benar, maka dikhawatirkan Sofyan akan
membawa gaya lama yakni gencar melakukan privatisasi. 

"Jangan sampai nanti pak Sofyan di situ nanti untuk
menutup defisit malah kembali melakukan privatisasi,"
kata pengamat ekonomi Aviliani di sela-sela obrolan
tentang reshuffle di Mario's Place, Jakarta, Sabtu
(5/5/2007).

Seperti diketahui, Sofyan merupakan staf ahli saat
Tanri Abeng menjabat sebagai Menteri Negara
Pendayagunaan BUMN. Pada masa itu, Tanri memang cukup
getol melakukan privatisasi BUMN.

"Zamannya pak Tanri kan banyak privatisasi. Nah,
privatisasi yang berlebihan pada akhirnya akan
merugikan BUMN," katanya.

Aviliani menilai privatisasi BUMN justru akan memberi
dampak merugikan pada sisi pajak. Dalam pengamatannya,
Aviliani melihat bahwa BUMN yang diprivatisasi
pembayaran pajaknya justru menurun. Padahal BUMN
selama ini merupakan salah satu pembayar pajak
terbesar. 

"Yang diprivatisasi itu bayar pajaknya tidak nambah,
malah turun. Dan kita tahu yang paling banyak bayar
pajak itu BUMN," jelasnya.

Aviliani melihat bahwa sebenarnya kinerja Sugiharto
cukup baik. Dengan demikian, jika Sugiharto diganti
oleh Sofyan, Aviliani melihat hal tersebut sebagai
keputusan politik semata. 

Ditambahkannya, jika memang Sofyan akan menjabat
sebagai Menneg BUMN dan ia menjalankan tugasnya secara
profesional dalam artian tidak mengakomodir keinginan
partai untuk menempatkan orang-orang tertentu, maka
nasib Sofyan akan sama dengan Sugiharto. 

"Kalau nggak mengakomodir partai, dia bisa
'di-Sugi-kan'. Artinya, ya direshuffle lagi,"
tegasnya.

Hal senada disampaikan pengamat ekonomi Iman Sugema,
yang juga menilai bahwa dari sisi kinerja sebenarnya
Sugiharto tidak bermasalah. "Namun ini cuma masalah
bargain dan desakan politik," jelas Iman kepada
detikFinance.

Iman juga memperkirakan tim ekonomi tidak akan
dirombak secara besar-besaran. "Presiden mungkin hanya
mengganti menteri yang sakit saja," tambahnya.
(qom/djo)


===
Ingin belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits?
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
http://www.media-islam.or.id

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Kirim email ke