indonesia memang melalui perjuangan yang panjang utk mencapai kemerdekaan, tapi 
finalisasi dri kemerdekaan indonesia didapat dari diplomasi meja perundingan 
bukan dengan militer senjata indonesia kemudian mengusir penjajah (walaupun 
tidak dapat dipungkiri kenyataan slama 3.5 abad perjuangan dengan senjata oleh 
rakyat indo juga dilakukan) . 
faktor pendidikan adalah sangat penting untuk menunjang terwjudnya gerakan 
intelektual yang pada akhirnya para tokoh intelektual itu yang memperjuangkan 
kemerdekaan melalui diplomasi meja perundingan. 
tokoh2 intelektual rata2 lulusan sekolah blanda dan mengecap pendidikan tinggi 
dari blanda. Boedi oetomo punya azas dan tujuan 
pendidikan, tempat mengumpulkan kaum intelektual, melalui kekuatan pendidikan 
dan intelektual boedi oetomo mulai berpolitik untuk memperjuangkan kemerdekaan. 
dengan kekuatan diplomasi meja perundingan maka dapat terwujud finalisasi 
kemerdekaan.
tanpa perjuangan yang dipelopori oleh kaum intelektual seperti organisasi boedi 
oetomo maka indonesia tidak akan bangkit , bangkit secara intelektual 
(pendidikan) baru bisa bangkit untuk merdeka. pertama2 merdeka dari belenggu 
kebodohan baru kemudian bangkit untuk melepas belenggu penjajahan.
SI punya azas keagamaan, walaupun juga terdapat tujuan untuk memperjuangkan 
kemerdekaan tapi tidak efektif.  


----- Original Message ----
From: Nugroho Dewanto <[EMAIL PROTECTED]>
To: ppiindia@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, April 30, 2008 8:18:12 PM
Subject: Re: [ppiindia] Ada yang salah dari Hari Kebangkitan Nasional..??




founding fathers kita dari segala kelompok, suku dan agama
sudah bijak mengesampingkan semua perbedaan dan
mencari titik temu. tak perlu menonjol-nonjolkan andil
kelompok dalam perjuangan nasional.

kita tinggal melanjutkan saja kok rewel?

At 05:37 AM 4/30/2008 -0700, satrio arismunandar wrote:
>----- Forwarded Message ----
>From: Guido Dewa <[EMAIL PROTECTED] com>
>Sent: Wednesday, April 30, 2008 10:14:11 AM
>Subject: [kahmi_pro_network] Ada yang salah dari Hari Kebangkitan Nasional..??
>
>
>Dear All,
>
>Mungkin para pakar sejarah bisa meluruskan kembali hal ini..??
>Thanks.
>
>Guido Dewa
>
>assalamu alaikom,
>
>sebuah tulisan yg patut kita renungkan. gimana kita bisa memikirkan masa 
>depan, kalau kita selalu disibukkan dengan upaya koreksi sejarah masa lalu.
>
>adakah pakar sejarah yg bisa mengkonfirmasi tulisan di bawah ini?
>
>wassalam,
>stovach
>
>20 Mei Bukan Hari Kebangkitan Nasional (Bag.1) Sabtu, 19 Mei 07 10:08 WIB
>
>Kelahiran organisasi Boedhi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 sesungguhnya 
>amat tidak patut dan tidak pantas diperingati sebagai Hari Kebangkitan 
>Nasional, karena organisasi ini mendukung penjajahan Belanda, sama sekali 
>tidak pernah mencita-citakan Indonesia merdeka, a-nasionalis, anti agama, 
>dan bahkan sejumlah tokohnya merupakan anggota Freemasonry Belanda 
>(Vritmejselareen) .
>Dipilihnya tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional, sesungguhnya 
>merupakan suatu penghinaan terhadap esensi perjuangan merebut kemerdekaan 
>yang diawali oleh tokoh-tokoh Islam yang dilakukan oleh para penguasa 
>sekular. Karena organisasi Syarikat Islam (SI) yang lahir terlebih dahulu 
>dari Boedhi Oetomo (BO), yakni pada tahun 1905, yang jelas-jelas bersifat 
>nasionalis, menentang penjajah Belanda, dan mencita-citakan Indonesia 
>merdeka, tidak dijadikan tonggak kebangkitan nasional.
>
>
>Mengapa BO yang terang-terangan antek penjajah Belanda, mendukung 
>penjajahan Belanda atas Indonesia, a-nasionalis, tidak pernah 
>mencita-citakan Indonesia merdeka, dan anti-agama malah dianggap sebagai 
>tonggak kebangkitan bangsa? Ini jelas kesalahan yang teramat nyata.
>
>
>Anehnya, hal ini sama sekali tidak dikritisi oleh tokoh-tokoh Islam kita. 
>Bahkan secara menyedihkan ada sejumlah tokoh Islam dan para Ustadz 
>selebritis yang ikut-ikutan merayakan peringatan Hari Kebangkitan Nasional 
>20 Mei di berbagai event. Mereka ini sebenarnya telah melakukan sesuatu 
>tanpa memahami esensi di balik hal yang dilakukannya. Rasulullah SAW telah 
>mewajibkan umatnya untuk bersikap: “Ilmu qabla amal” (Ilmu sebelum 
>mengamalkan) , yang berarti umat Islam wajib mengetahui duduk-perkara 
>sesuatu hal secara benar sebelum mengerjakannya.
>
>
>Bahkan Sayyid Quthb di dalam karyanya “Tafsir Baru Atas Realitas” (1996) 
>menyatakan orang-orang yang mengikuti sesuatu tanpa pengetahuan yang cukup 
>adalah sama dengan orang-orang jahiliyah, walau orang itu mungkin seorang 
>ustadz bahkan profesor. Jangan sampai kita “Fa Innahu Minhum” (kita 
>menjadi golongan mereka) terhadap kejahiliyahan.
>
>
>Agar kita tidak terperosok berkali-kali ke dalam lubang yang sama, sesuatu 
>yang bahkan tidak pernah dilakukan seekor keledai sekali pun, ada baiknya 
>kita memahami siapa sebenarnya Boedhi Oetomo itu.
>
>
>Pendukung Penjajahan Belanda
>Akhir Februari 2003, sebuah amplop besar pagi-pagi telah tergeletak di 
>atas meja kerja penulis. Pengirimnya KH. Firdaus AN, mantan Ketua Majelis 
>Syuro Syarikat Islam kelahiran Maninjau tahun 1924. Di dalam amplop coklat 
>itu, tersembul sebuah buku berjudul “Syarikat Islam Bukan Budi Utomo: 
>Meluruskan Sejarah Pergerakan Bangsa” karya si pengirim. Di halaman 
>pertama, KH. Firdaus AN menulis: “Hadiah kenang-kenangan untuk Ananda 
>Rizki Ridyasmara dari Penulis, Semoga Bermanfaat!” Di bawah tanda tangan 
>beliau tercantum tanggal 20. 2. 2003.
>
>
>KH. Firdaus AN telah meninggalkan kita untuk selama-lamanya. Namun 
>pertemuan-pertemua n dengan beliau, berbagai diskusi dan obrolan ringan 
>antara penulis dengan beliau, masih terbayang jelas seolah baru kemarin 
>terjadi. Selain topik pengkhianatan the founding-fathers bangsa ini yang 
>berakibat dihilangkannya tujuh buah kata dalam Mukadimmah UUD 1945, topik 
>diskusi lainnya yang sangat konsern beliau bahas adalah tentang Boedhi Oetomo.
>
>
>“BO tidak memiliki andil sedikit pun untuk perjuangan kemerdekan, karena 
>mereka para pegawai negeri yang digaji Belanda untuk mempertahankan 
>penjajahan yang dilakukan tuannya atas Indonesia. Dan BO tidak pula turut 
>serta mengantarkan bangsa ini ke pintu gerbang kemedekaan, karena telah 
>bubar pada tahun 1935. BO adalah organisasi sempit, lokal dan etnis, di 
>mana hanya orang Jawa dan Madura elit yang boleh menjadi anggotanya. Orang 
>Betawi saja tidak boleh menjadi anggotanya, ” tegas KH. Firdaus AN.
>
>
>BO didirikan di Jakarta tanggal 20 Mei 1908 atas prakarsa para mahasiswa 
>kedokteran STOVIA, Soetomo dan kawan-kawan. Perkumpulan ini dipimpin oleh 
>para ambtenaar, yakni para pegawai negeri yang setia terhadap pemerintah 
>kolonial Belanda. BO pertama kali diketuai oleh Raden T. Tirtokusumo, 
>Bupati Karanganyar kepercayaan Belanda, yang memimpin hingga tahun 1911. 
>Kemudian dia diganti oleh Pangeran Aryo Notodirodjo dari Keraton Paku Alam 
>Yogyakarta yang digaji oleh Belanda dan sangat setia dan patuh pada induk 
>semangnya.
>
>
>Di dalam rapat-rapat perkumpulan dan bahkan di dalam penyusunan anggaran 
>dasar organisasi, BO menggunakan bahasa Belanda, bukan bahasa Indonesia. 
>“Tidak pernah sekali pun rapat BO membahas tentang kesadaran berbangsa dan 
>bernegara yang merdeka. Mereka ini hanya membahas bagaimana memperbaiki 
>taraf hidup orang-orang Jawa dan Madura di bawah pemerintahan Ratu 
>Belanda, memperbaiki nasib golongannya sendiri, dan menjelek-jelekkan 
>Islam yang dianggapnya sebagai batu sandungan bagi upaya mereka, ” papar 
>KH. Firdaus AN.
>
>
>Di dalam Pasal 2 Anggaran Dasar BO tertulis “Tujuan organisasi untuk 
>menggalang kerjasama guna memajukan tanah dan bangsa Jawa dan Madura 
>secara harmonis. ” Inilah tujuan BO, bersifat Jawa-Madura sentris, sama 
>sekali bukan kebangsaan.
>
>
>Noto Soeroto, salah seorang tokoh BO, di dalam satu pidatonya tentang 
>Gedachten van Kartini alsrichtsnoer voor de Indische Vereniging berkata: 
>“Agama Islam merupakan batu karang yang sangat berbahaya... Sebab itu soal 
>agama harus disingkirkan, agar perahu kita tidak karam dalam gelombang 
>kesulitan. ”
>
>
>Sebuah artikel di “Suara Umum”, sebuah media massa milik BO di bawah 
>asuhan Dr. Soetomo terbitan Surabaya, dikutip oleh A. Hassan di dalam 
>Majalah “Al-Lisan” terdapat tulisan yang antara lain berbunyi, “Digul 
>lebih utama daripada Makkah”, “Buanglah Ka’bah dan jadikanlah Demak itu 
>Kamu Punya Kiblat!” (M. S) Al-Lisan nomor 24, 1938.
>
>
>Karena sifatnya yang tunduk pada pemerintahan kolonial Belanda, maka tidak 
>ada satu pun anggota BO yang ditangkap dan dipenjarakan oleh Belanda. Arah 
>perjuangan BO yang sama sekali tidak berasas kebangsaan, melainkan 
>chauvinisme sempit sebatas memperjuangkan Jawa dan Madura saja telah 
>mengecewakan dua tokoh besar BO sendiri, yakni Dr. Soetomo dan Dr. Cipto 
>Mangunkusumo, sehingga keduanya hengkang dari BO.
>
>
>Bukan itu saja, di belakang BO pun terdapat fakta yang mencengangkan. 
>Ketua pertama BO yakni Raden Adipati Tirtokusumo, Bupati Karanganyar, 
>ternyata adalah seorang anggota Freemasonry. Dia aktif di Loge Mataram 
>sejak tahun 1895.
>
>
>Sekretaris BO (1916), Boediardjo, juga seorang Mason yang mendirikan 
>cabangnya sendiri yang dinamakan Mason Boediardjo. Hal ini dikemukakan 
>dalam buku “Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan 
>Indonesia 1764-1962” (Dr. Th. Stevens), sebuah buku yang dicetak terbatas 
>dan hanya diperuntukan bagi anggota Mason Indonesia.
>
>
>Dalam tulisan kedua akan dibahas mengenai organisasi kebangsaan pertama di 
>Indonesia, Syarikat Islam, yang telah berdiri tiga tahun sebelum BO, dan 
>perbandinganya dengan BO, sehingga kita dengan akal yang jernih bisa 
>menilai bahwa Hari Kebangkitan Nasional seharusnya mengacu pada kelahiran 
>SI pada tanggal 16 Oktober 1905, sama sekali bukan 20 Mei 1908. 
>(Bersambung/ Rizki Ridyasmara).
>
>
>Bagian 2
>Dalam tulisan bagian pertama, telah dipaparkan betapa organisasi Boedhi 
>Oetomo (BO) sama sekali tidak pantas dijadikan tonggak kebangkitan 
>nasional. Karena BO tidak pernah membahas kebangsaan dan nasionalisme, 
>mendukung penjajahan Belanda atas Indonesia, anti agama, dan bahkan 
>sejumlah tokohnya ternyata anggota Freemasonry. Ini semua mengecewakan dua 
>pendiri BO sendiri yakni Dr. Soetomo dan Dr. Cipto Mangunkusumo, sehingga 
>keduanya akhirnya hengkang dari BO.
>Tiga tahun sebelum BO dibentuk, Haji Samanhudi dan kawan-kawan mendirikan 
>Syarikat Islam (SI, awalnya Syarikat Dagang Islam, SDI) di Solo pada 
>tanggal 16 Oktober 1905. “Ini merupakan organisasi Islam yang terpanjang 
>dan tertua umurnya dari semua organisasi massa di tanah air Indonesia, ” 
>tulis KH. Firdaus AN.
>
>
>Berbeda dengan BO yang hanya memperjuangkan nasib orang Jawa dan 
>Madura—juga hanya menerima keanggotaan orang Jawa dan Madura, sehingga 
>para pengurusnya pun hanya terdiri dari orang-orang Jawa dan Madura—sifat 
>SI lebih nasionalis. Keanggotaan SI terbuka bagi semua rakyat Indonesia 
>yang mayoritas Islam. Sebab itu, susunan para pengurusnya pun terdiri dari 
>berbagai macam suku seperti: Haji Samanhudi dan HOS. Tjokroaminoto berasal 
>dari Jawa Tengah dan Timur, Agus Salim dan Abdoel Moeis dari Sumatera 
>Barat, dan AM. Sangaji dari Maluku.
>
>
>Guna mengetahui perbandingan antara kedua organisasi tersebut—SI dan 
>BO—maka di bawah ini dipaparkan perbandingan antara keduanya:
>Tujuan:
>- SI bertujuan Islam Raya dan Indonesia Raya,
>- BO bertujuan menggalang kerjasama guna memajukan Jawa-Madura (Anggaran 
>Dasar BO Pasal 2).
>Sifat:
>- SI bersifat nasional untuk seluruh bangsa Indonesia,
>- BO besifat kesukuan yang sempit, terbatas hanya Jawa-Madura,
>Bahasa:
>- SI berbahasa Indonesia, anggaran dasarnya ditulis dalam bahasa Indonesia,
>- BO berbahasa Belanda, anggaran dasarnya ditulis dalam bahasa Belanda
>Sikap Terhadap Belanda:
>- SI bersikap non-koperatif dan anti terhadap penjajahan kolonial Belanda,
>- BO bersikap menggalang kerjasama dengan penjajah Belanda karena sebagian 
>besar tokoh-tokohnya terdiri dari kaum priyayi pegawai pemerintah kolonial 
>Belanda,
>Sikap Terhadap Agama:
>- SI membela Islam dan memperjuangkan kebenarannya,
>- BO bersikap anti Islam dan anti Arab (dibenarkna oleh sejarawan Hamid 
>Algadrie dan Dr. Radjiman)
>Perjuangan Kemerdekaan:
>- SI memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan mengantar bangsa ini 
>melewati pintu gerbang kemerdekaan,
>- BO tidak pernah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan telah 
>membubarkan diri tahun 1935, sebab itu tidak mengantarkan bangsa ini 
>melewati pintu gerbang kemerdekaan,
>Korban Perjuangan:
>- Anggota SI berdesak-desakan masuk penjara, ditembak mati oleh Belanda, 
>dan banyak anggotanya yang dibuang ke Digul, Irian Barat,
>- Anggota BO tidak ada satu pun yang masuk penjara, apalagi ditembak dan 
>dibuang ke Digul,
>Kerakyatan:
>- SI bersifat kerakyatan dan kebangsaan,
>- BO bersifat feodal dan keningratan,
>Melawan Arus:
>- SI berjuang melawan arus penjajahan,
>- BO menurutkan kemauan arus penjajahan,
>Kelahiran:
>- SI (SDI) lahir 3 tahun sebelum BO yakni 16 Oktober 1905,
>- BO baru lahir pada 20 Mei 1908,
>
>
>Seharusnya 16 Oktober
>Hari Kebangkitan Nasional yang sejak tahun 1948 kadung diperingati setiap 
>tanggal 20 Mei sepanjang tahun, seharusnya dihapus dan digantikan dengan 
>tanggal 16 Oktober, hari berdirinya Syarikat Islam. Hari Kebangkitan 
>Nasional Indonesia seharusnya diperingati tiap tanggal 16 Oktober, bukan 
>20 Mei. Tidak ada alasan apa pun yang masuk akal dan logis untuk menolak 
>hal ini.
>
>
>Jika kesalahan tersebut masih saja dilakukan, bahkan dilestarikan, maka 
>saya khawatir bahwa jangan-jangan kesalahan tersebut disengaja. Saya juga 
>khawatir, jangan-jangan kesengajaan tersebut dilakukan oleh para pejabat 
>bangsa ini yang sesungguhnya anti Islam dan a-historis.
>Jika keledai saja tidak terperosok ke lubang yang sama hingga dua kali, 
>maka sebagai bangsa yang besar, bangsa Indonesia seharusnya mulai hari ini 
>juga menghapus tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional, dan 
>melingkari besar-besar tanggal 16 Oktober dengan spidol merah dengan 
>catatan “Hari Kebangkitan Nasional”. (Tamat/Rizki Ridyasmara)
>
>.
>
>*********** ********* ********* ********* ********* ********* ********* 
>********* *
>Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia 
>yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
>http://groups. yahoo.com/ group/ppiindia
>*********** ********* ********* ********* ********* ********* ********* 
>********* *
>___________ _________ _________ _________ _________ _________ __
>Mohon Perhatian:
>
>1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
>2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
>3. Reading only, http://ppi-india. blogspot. com
>4. Satu email perhari: ppiindia-digest@ yahoogroups. com
>5. No-email/web only: ppiindia-nomail@ yahoogroups. com
>6. kembali menerima email: ppiindia-normal@ yahoogroups. com
>Yahoo! Groups Links
>
>
>
 


      
____________________________________________________________________________________
Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ

[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://ppi-india.blogspot.com 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke