SERUAN AKSI FPR : PANGGUNG RAKYAT 1 JUNI DI ISTANA NEGARA

HADIRI RAPAT UMUM FRONT PERJUANGAN RAKYAT (FPR) MENUNTUT PEMBATALAN KENAIKAN 
HARGA BBM DI BUNDARAN HOTEL INDONESIA DAN ISTANA MERDEKA JAKARTA PUSAT.
MULAI PUKUL 09.00, MINGGU, 1 JUNI 2008


FRONT  PERJUANGAN RAKYAT

GSBI, ATKI, OPSI, SB-API, SBK-EJI, AGRA, SHI, GRI,  ARUS PELANGI, SEBAJA, JRMK, 
FMN, GMKI, HIKMAHBUDHI, GMNK, PMKRI, CGM-UBK, HMI, PMII, LPB, KPC, GAMKI, 
FORDASI, SPHP, CPM, KPI, INFID, INDIES, LP3ES, MIGRANTCARE, UPC, UPLINK, LAPAM, 
PBHI Nasional, JATAM.

POSKO UTAMA: Sekretariat GMKI, Jalan Salemba Raya No. 10 Jakarta Pusat.
E-mail: [EMAIL PROTECTED] Blog: http://fprsatumei.wordpress.com/

BATALKAN KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK!
TURUNKAN HARGA SEMBILAN BAHAN POKOK!
NAIKKAN UPAH DAN JALANKAN LAND-REFORM SEJATI!


POLITIK SBY-JK yang menaikkan harga BBM yang diputuskan Jumat (23/5) 
sesungguhnya merupakan pernyataan tegas rejim SBY-JK yang secara mutlak 
BERPIHAK PADA KEPENTINGAN IMPERIALISME AMERIKA SERIKAT dengan sikap politiknya 
yang terutama; yakni MEMUSUHI RAKYAT INDONESIA. Jelas dan tidak terbantahkan, 
bila akibat paling utama dari kebijakan SBY-JK adalah KEMISKINAN dan 
KEMELARATAN bagi SELURUH RAKYAT INDONESIA.

Lihat saja, kebijakan SBY-JK yang kenaikkan BBM telah memperburuk krisis di 
Indonesia; menyebabkan PHK kepada kaum buruh, menyita pendapatan kaum tani, 
mematikan usaha para nelayan miskin, membangkrutkan usaha para pedagang kecil, 
menjepit kepentingan sopir-sopir angkutan kota, memeras keluarga-keluarga 
miskin perkotaan, menaikkan harga-harga sembilan bahan pokok, menyengsarakan 
kaum Perempuan dan ibu-ibu rumah tangga, serta menipiskan kesempatan bagi para 
pemuda, pelajar, dan mahasiswa untuk memperoleh pendidikan dan kesempatan kerja 
yang layak dengan upah yang layak.

Sebaliknya, keuntungan ekonomi yang sangat besar justru dinikmati imperialisme 
Amerika Serikat, khususnya melalui EXXONMOBIL dan CHEVRON yang memonopoli 
sumber-sumber migas Indonesia. Selain itu, atas-nama “penyelematan” APBN 2008, 
dengan menaikkan harga BBM, sesungguhnya SBY-JK menjamin adanya aliran dana 
yang diperas dari keringat rakyat bagi kepentingan rentenir imperialis melalui 
pembayaran cicilan bunga dan cicilan pokok UTANG LUAR NEGERI yang menyita lebih 
dari 40% dana APBN 2008.

Melalui kebijakan menaikkan harga BBM, SBY-JK juga sudah menunjukkan karakter 
aslinya sebagai rejim yang fasis, memaksakan kehendak, anti-demokrasi, anti 
rakyat dan bangsa, serta anti terhadap kepentingan nasional. Singkatnya, 
menaikkan harga BBM sesungguhnya semakin menguatkan kesimpulan rakyat 
bahwasanya SBY-JK adalah MUSUH PALING BESAR RAKYAT INDONESIA.

Tidak ada pilihan bagi rakyat kecuali melawan kebijakan SBY-JK dengan kembali 
turun ke jalan menuntut pembatalan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan 
menuntut diturunkannya harga-harga kebutuhan pokok. Tuntutan ini haruslah 
dikumandangkan secara lebih hebat dan teguh oleh seluruh rakyat di tengah 
banjir-bandang propaganda sesat rejim SBY-JK yang telah sekuat tenaga berupaya 
mengecilkan arti gerakan rakyat menolak kenaikan harga BBM dengan menyebarkan 
tuduhan-tuduhan keji terhadap rakyat yang menolak kenaikan harga BBM.


GELORAKAN AKSI-AKSI RAKYAT MENUNTUT PEMBATALAN KENAIKAN HARGA BBM DI 
KAMPUS-KAMPUS, DI KAMPUNG-KAMPUNG, DI DESA-DESA, DAN DI SELURUH KANTONG-KANTONG 
MASSA BURUH, TANI, MISKIN KOTA, PEREMPUAN, PEMUDA DAN PELAJAR-MAHASISWA!

PELAJARAN utama dari gerakan menolak kenaikan harga BBM yang mengeras selama 
ini adalah rejim SBY-JK tidak ragu mengambil keuntungan sebesar-besarnya dari 
gerakan protes menolak kenaikan harga BBM yang disuarakan rakyat. Melalui BLT 
dan program-program kompensasi kenaikan harga BBM yang “didukung” oleh berbagai 
propaganda sesat lainnya, sangat jelas terlihat upaya SBY-JK untuk mempersempit 
gerakan tersebut hanya melulu gerakan protes mahasiswa yang terputus dari 
gerakan rakyat secara keseluruhan.

Tanpa bermaksud mengecilkan gerakan mahasiswa, namun rakyat bisa dengan jelas 
melihat bahwa upaya SBY-JK menanggulangi aksi-aksi protes atas kenaikan harga 
BBM, secara sadar maupun tidak, telah diuntungkan oleh pola-pola aksi yang 
dikembangkan sebagian gerakan mahasiswa yang masih cenderung spontanitas, 
berbasiskan pada heroisme dan primordialisme sektor mahasiswa, serta tidak 
terhubung secara konkret dengan kegelisahan massa rakyat yang ditindas oleh 
kenaikan harga BBM.

Keadaan ini menguntungkan SBY-JK untuk mematahkan gerakan protes kenaikan harga 
BBM dengan tidak hanya memberangus aksi dengan tindakan kekerasan, melainkan 
juga mengucilkan para pelaku gerakan dengan isu-isu yang tidak relevan dengan 
tuntutan. Karenanya, gerakan menolak atau menuntut pembatalan kenaikan harga 
BBM dan penurunan harga-harga sembilan bahan pokok semestinya disandarkan pada 
kepentingan pokok massa rakyat, khususnya buruh dan kaum tani, serta aspirasi 
utama dari rakyat miskin dan kaum marjinal baik di perkotaan dan maupun 
pedesaan.

Gerakan menuntut pembatalan kenaikan harga BBM harus mampu keluar dari 
selubung-selubung primordialisme, sektarianisme, dan heroisme semu, dan 
menghubungkan diri secara langsung dengan kegelisahan dan protes-protes massa 
rakyat buruh, tani, miskin kota, perempuan, pemuda, pelajar dan mahasiswa di 
berbagai tempat pada berbagai tingkat. Seluruh rakyat harus mampu diajak bicara 
dan dibangkitkan kesadarannya tentang ancaman-ancaman akibat kenaikan harga BBM 
bagi hidup dan penghidupannya. Oleh karenanya, gerakan tersebut haruslah 
dipandu dalam bangunan organisasi front rakyat yang tepat, yang bersandarkan 
pada kekuatan buruh dan tani, serta secara luwes bertalian erat dengan kaum 
miskin dan marjinal serta berbagai kalangan yang paling terkena akibat terburuk 
dari kenaikan BBM di perkotaan maupun pedesaan.

Dengan tetap menohok jantung kekuasaan dari klik SBY-JK serta mengambil 
keuntungan sebesar-besarnya dari kontradiksi klik-klik borjuasi, gerakan ini 
haruslah berkobar di kantong-kantong kekuatan massa mana kaum buruh, tani, 
miskin kota, perempuan, pemuda dan pelajar, yakni kantong-kantong di mana massa 
berhimpun, bekerja, atau bertempat-tinggal. Sesungguhnya, kemenangan besar dari 
gerakan menolak kenaikan BBM terletak pada kesanggupan massa rakyat untuk 
bangkit, berhimpun dan berlawan sebagai jawaban utama rakyat atas krisis dan 
kesengsaraan yang ditaburkan semena-mena oleh SBY-JK.***







      

Kirim email ke