Dibalik Sains Modern: Perjalanan ke Arah Wahdat al-Wujud
Oleh: Budhy Munawar-Rahman

"Ilmu Fisika yang baru manawarkan kepada kita dasar ilmiah untuk 
agama" (Michael Talbot)

Sains mempuyai dua muka. Jika kita menganggap bahwa apa yang kita 
saksikan dalam fenomena sains itu adalah "sebuah kenyataan yang 
sempurna", maka kita akan melihat sains sebagai hanya kebenaran 
indrawi. Sains pernah mengukuhkan bahwa kebenaran mutlak adalah yang 
didasarkan pada pancaindrawi saja. Pandangan itu disebut "saintisme". 
Karena itu pertanyaannya adalah "Apakah ada sesuatu hakekat yang 
berada diluar sains?". Saintisme akan menjawab tidak ada. Kebenaran 
hanyalah kebenaran material yang bisa didiskripsikan melalui hukum2 
sains saja.

Melawan padangan saintisme – yang sekarang mulai ditinggalkan orang – 
sangatlah menarik. Karena sekarang seseorang bisa melihat "tanda-
tanda" bahwa sains bis a membawa kita kepada sutu hakekat yang ada 
diseberang sains, yang disebut hakekat kesatuan wujud ("Kesatuan 
Tuhan"), atau jika kita mengikuti bahasa teologi Islam diistilahkan 
sebagai hakekat Tauhid. Tentu saja tanda-tanda bukanlah "bukti", 
tetapi itu tetaplah itu merupakan "sesuatu" yang perlu kita 
perhatikan.

Dalam hal ini Abu Bakr Siraj ad-Din mengatakan,:Jika sebuah symbol 
adalah sesuatu yang muram, terkenal, dan biasa, ranah yang jadi 
pertimbangan para pelancong bukan hanya tujuan itu sendiri, melainkan 
di atas segalanya untuk memiliki pandangan sekilas dari "universal 
dan asing", yakni realitas atau ranah tersembunyi." Pandangan ini, 
tentu saja sesuai dengan AlQur'an yang mengatakan bahwa,"Sesungguhnya 
Allah tidak segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih 
rendah dari itu."

Dibawah ini kita akan membicarakan "6 tanda-tanda" yang merupakan 
petunjuk kepada adanya "kesatuan wujud" itu, dan menjadi ruang 
pembuka hubungan yang lebih harmonis antara sains dan agama.

1.      Sesuatu itu tidaklah seperti apa yang kita lihat pada 
lahiriahnya.

Bersambung….


Kirim email ke