Pemda NTB harus beli 10% saham Tambang PT Newmont sebesar Rp 4 trilyun. Artinya 
100% saham Rp 40 trilyun?
Memang harga peralatan pertambangan PT Newmont ada senilai itu?
Lagi pula tanpa emas,perak, dsb dari Indonesia, seluruh peralatan PT Newmont 
itu tidak akan menemukan apa2.
Jadi selaku pemilik tambang, harusnya Indonesia otomatis punya saham. Kalau 
tidak, silahkan PT Newmont membawa peralatannya ke negaranya....

Kapan ya bangsa Indonesia bisa mandiri?
Seharusnya Pemda bekerjasama dengan pengusaha lokal menggarap pertambangan 
tersebut. Bisa kok, tetangga saya saja kalau cuma tambang emas doang sih bisa 
dan dapat rp 240 juta/bulan meski cuma kebagian lahan sisa...


http://www.tambangnews.com/berita/utama/208-saham-bakrie-di-pt-multicapital-masih-misterius.html
Saham Bakrie di PT Multicapital Masih Misterius         PDF     Cetak   E-mail
Oleh Administrator   
Kamis, 16 Juli 2009 10:49
Taliwang, Tambangnews.com.- Keputusan Konsorsium tiga pemerintah daerah di Nusa 
Tenggara Barat (NTB) yakni Pemprov NTB, Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa 
Barat (KSB) yang akhirnya memutuskan untuk menggandeng PT Multicapital, guna 
membeli 10 persen saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) sebesar 391 juta dolar 
AS atau setara dengan Rp4 triliun lebih terus mendapat sorotan dari LSM.

"Informasi sementara yang diterima kami, besar saham Bakrie di Multi Kapital 
diduga hanya 5 % sisanya belum diketahui siapa pemiliknya. Untuk itu Gubernur 
dan Bupati harus meminta PT.Multi Capital membuka siapa saja pihak-pihak yang 
berada dalam perusahaan tersebut. Hal ini penting dilakukan, sebab Info yang 
berkembang saat ini, proses akuisisi saham Newmont ini tidak menutup 
kemungkinan membuka ruang terjadinya pencucian uang, walaupun hal ini masih 
perlu dibuktikan lebih lanjut." jelas  Direktur Yayasan Serikat Tani 
Pembangunan (YSTP), Iwan Irawan kepada redaksi Kamis (16/7),

Ditambahkannya semangat nasionalisasi dengan memenangkan perusahaan Indonesia 
perlu diapresiasi, namun tidak serta merta menghilangkan kewajiban Gubernur 
atau Bupati untuk membuka ke Publik mengapa memilih PT. Multi Capital,  
mengingat perusahaan bersangkutan disebut-sebut terkait dengan Bakrie yang 
notabene sampai dengan saat ini belum menuntaskan tanggungjawabnya terhadap 
masyarakat korban Lumpur Lapindo.

Iwan juga menyayangkan sikap Gubernur dan Bupati yang cenderung tertutup, hal 
ini dibuktikan dengan statmen pimpinan DPRD KSB di beberapa media yang 
menyebutkan DPRD Provinsi dan Kabupaten tidak dilibatkan dalam mengambil 
keputusan, padahal kita ketahui lembaga tersebut merupakan refresentatif dari 
rakyat.

"Sampai dengan saat ini mekanisme kerjasama antara Pemda-DMB-Multi-Bakrie dan 
Perbankan tidak pernah dibuka ke publik, ada apa ini ? apalagi Banyaknya 
tingkatan kerjasama tentunya akan mengurangi besaran keuntungan yang diperoleh 
Daerah." ucapnya.

 Jika pola-pola seperti ini dipertahankan, sama saja dengan Gubernur telah 
mencederai atau menghianati semangat transparansi dan akuntabilitas publik yang 
selama ini digaungkan-gaungkan.

Iwan juga mempertanyakan keputusan eksekutif, apakah juga telah memperhitungkan 
jika Perusahaan tersebut tidak melaksanakan kewajibannya, mengingat pada kasus 
Lapindo saja, Presiden sempat menginap beberapa hari, tapi hingga saat ini 
semua perintah Presiden tetap tidak dilaksanakan, bahkan ulit tersentuh hukum. 
(tn01) 

===
Ayo Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits
http://media-islam.or.id


      Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! 
http://id.mail.yahoo.com

Kirim email ke