Jawa Pos
[ Kamis, 28 Januari 2010 ] 


Komisi II DPR Setuju, Beli Boeing untuk Pesawat Presiden 


JAKARTA - Pembelian pesawat kepresidenan hampir pasti terealisasi. Selain 
persetujuan Komisi II DPR sudah di tangan pemerintah, pihak Boeing telah 
melakukan ekspose penawaran spesifikasi produk dan harga pesawat.

''Sudah ada ekspose dari Boeing,'' kata Mensesneg Sudi Silalahi di Kompleks 
Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin (27/1). Sudi mengatakan, usul pembelian 
pesawat kepresidenan berasal dari DPR. Tujuannya, lanjut Sudi, untuk efisiensi 
anggaran kepresidenan. ''Ide ini dari DPR dulu, maka kita coba. Ternyata betul 
bahwa lebih murah kalau pengadaan pesawat kepresidenan sendiri. Dengan 
pertimbangan-pertimbangan itu, ya setuju, diproseslah,'' kata Sudi.

Dia mengatakan, pesawat itu tidak dibeli secara langsung, tapi bisa dicicil 
dalam anggaran multiyears. ''Kalau dihitung, kalau kita sewa berapa, setelah 
sekian lama, itu akan lunas. Lebih murah daripada seperti uang sewa sebagaimana 
digunakan selama ini," katanya. Sudi tidak merinci perbandingan harga sewa 
dengan harga beli. 

Sebagai perbandingan, anggaran sewa pesawat pada tahun anggaran 2007-2008 
berkisar Rp 170-180 miliar. Untuk keperluan pembelian pesawat, pemerintah telah 
mengajukan anggaran untuk uang muka melalui pos belanja lain-lain di APBN 2010 
sebesar Rp 200 miliar.

Ketua Komisi II DPR Burhanudin Napitupulu mengatakan, anggaran yang disetujui 
untuk pembelian pesawat adalah total USD 75 juta atau sekitar Rp 700 miliar. 
Sama dengan Sudi, politikus yang akrab disapa Burnap itu mengatakan, membeli 
pesawat lebih murah daripada menyewa setiap tahun. ''Meski Garuda itu milik 
pemerintah, kan harus sewa juga," kata Burnap saat dihubungi kemarin.

Selama ini Setneg menyewa pesawat Boeing 737-500 dari Garuda Indonesia. Pesawat 
buatan Amerika Serikat (AS) itu biasa digunakan untuk kunjungan kerja presiden 
ke daerah-daerah di tanah air. Untuk lawatan internasional, pesawat yang 
digunakan adalah jenis Airbus A-300-330 atau Airbus A-300-341 buatan Prancis.

Jika anggaran yang disepakati USD 75 juta, Setneg hanya bisa membeli pesawat 
kepresidenan untuk tujuan domestik. Berdasarkan daftar harga di situs resmi 
www.boeing.com, anggaran sebesar itu bisa digunakan untuk membeli pesawat jenis 
Boeing 737-800.

Burnap menambahkan, pembelian pesawat juga bisa lebih mudah untuk pengamanan. 
Garuda juga tidak perlu mengurangi penerbangan di rute-rute tertentu saat 
pesawat disewa presiden. ''Ketika disewa, harus dipersiapkan beberapa hari, 
didesain ulang untuk pengamanan. Ini juga tidak efektif buat Garuda," kata 
Burnap. Dengan memiliki pesawat sendiri, kata Burnap, desain keamanan tidak 
perlu diubah-ubah. 

Dia mengakui, masih ada anggaran yang harus diperhatikan. Yakni, biaya 
perawatan. ''Sebaiknya nanti perawatannya langsung diserahkan ke TNI-AU,'' 
katanya. Menurut Burnap, pembelian pesawat telah disetujui Komisi II DPR 
periode selanjutnya. "Kami juga menyetujui, karena kami yakin sudah dihitung 
dengan cermat oleh periode sebelumnya," katanya. (sof/agm) 









[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke