http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2010022023320515

      Minggu, 21 Februari 2010 
     
      BURAS 
     
     
     
Sepi, Bantuan kepada Korban Banjir! 

       
      H. Bambang Eka Wijaya



      "TAK secepat dan seramai masa lalu, bantuan darurat penyambung hidup 
(survival) kepada korban bencana banjir di berbagai kawasan Lampung terakhir 
ini terkesan relatif sepi!" ujar Umar.

      "Kesan itu selain dari kurangnya laporan reporter mengangkat masalah 
bantuan, juga dari SMS pembaca yang mempertanyakan ke mana badan penanggulangan 
bencana pemda, banyak korban banjir yang rumahnya terendam berhari-hari bahkan 
hanyut, tambah penderitaannya akibat tak mendapat bantuan tepat waktu!"

      "Masalahnya, kebanyakan korban terisolasi oleh banjir, jembatan-jembatan 
putus, lalu hujan juga tak kunjung reda! Akibatnya, penyampaian bantuan kepada 
mereka terkendala!" kilah Amir. "Jangankan mengantar bantuan ke lokasi banjir 
yang jauh, untuk keluar rumah mengumpul bantuan warga saja diadang hujan!"

      "Alasan-alasan seperti itu cuma menambah pedih penderitaan para korban 
yang merasakan betapa kian menipisnya solidaritas sesama warga!" tegas Umar.

      "Apalagi saat demikian mengenang masa lalu, bantuan dari sesama 
warga--meski sekadar nasi bungkus seadanya--lebih cepat datang!"

      "Warga belakangan cenderung begitu mungkin karena dari waktu ke waktu 
membaca koran bahwa anggaran pos bantuan di pemda jumlahnya besar, sampai 
ratusan miliar! Berita seperti itu membuat warga mengira kalau sekadar bantuan 
darurat untuk penyambung hidup korban bencana soal kecil!" timpal Amir. "Dengan 
asumsi seperti itu, warga pun merasa tak perlu bergegas mengantar bantuan 
mereka karena menurut logikanya, Pemda akan dengan mudah mengatasi hal itu!"

      "Anggaran pos bantuan tak bisa dikeluarkan secara mendadak seperti itu!" 
entak Umar.

      "Pos bantuan itu baru bisa dikeluarkan kalau ada proposal permohonannya, 
yang harus mendapat persetujuan dengan bukti paraf langsung kepala daerah! 
Korban banjir mana sempat membuat proposal dan antre mendapatkan paraf tanda 
disetujui kepala daerah!"

      "Begitu? Manalah warga tahu kalau prosedur untuk dapat bantuan dari pos 
anggaran itu sedemikian rupa! Apalagi para korban bencana banjir!" timpal Amir. 
"Mereka pikir serbaotomatis dana pos bantuan keluar ketika terjadi keadaan 
darurat, sehingga mereka merasa cukup dengan mengandalkan pos anggaran 
tersebut!"

      "Kalau begitu kita harus gerak cepat mengumpul relawan, untuk 'woro-woro' 
memukul kentongan keliling dari desa ke desa, memberi tahu warga bahwa dana pos 
bantuan tidak bisa otomatis keluar untuk membantu korban banjir!" tegas Umar. 
"Karena itu, warga diharapkan segera turun tangan membantu saudara-saudara yang 
kena musibah itu! Pokoknya harus diusahakan bantuan buat korban banjir seramai 
dahulu!" *****
     


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke