Samudra Kasih Sayang

By: agussyafii

Pada sore hari, seorang istri dengan hati berbunga-bunga menanti suaminya yang 
hendak pulang dari kantor. Terbayang dibenak sang istri, mereka akan saling 
memeluk dan bertukar pikiran tentang apa yang telah terjadi siang hari.

Sementara suaminya dikantor terkena marah dari atasannya, hal itu membuat shock 
dirinya.  Sesampai di rumah, suaminya ditegur dengan mesranya oleh sang istri. 
'Sayang, apa yang sedang terjadi? Ceritakan kepadaku untuk meringankan beban 
dihatimu.'

Wajahnya terlihat kusut, lemah lunglai dengan nada kesal suaminya menjawab, 
'Mengapa kamu harus berbicara setiap saat? Apa kamu nggak bisa diam? Aku sudah 
bosan, aku tidak ingin mendengarkan suaramu lagi.'

Sang istri terkejut dan terpukul, hatinya tergores dan membuatnya terluka. Tak 
terbayangkan betapa sakitnya apa yang telah diucapkan oleh suami yang 
dicintainya dengan sepenuh hati. Ia berjanji untuk tidak bicara lagi dengan 
suaminya, 'Suamiku tidak ingin mendengarkan suaraku lagi. Aku tidak akan 
berbicara dengannya lagi!' Ucapnya dalam hati.

Hal itu berlangsung selama 30 tahun. Suaminya penuh penyesalan. Berulangkali ia 
meminta maaf namun luka hati sang istri tidak pernah sembuh. Pada saat suaminya 
sedang sakit keras, ia memohon agar istrinya memaafkan. 'Istriku, biarkan aku 
mati dengan tenang. Sekali saja ucapkan bahwa kamu telah memaafkanku.' Sang 
istri tidak berdaya. Ia tidak dapat lagi mengucapkan kata-kata.

Begitulah realitas kehidupan sehari-hari, hati kita mudah sekali terluka tetapi 
bila hati seluas samudra penuh kasih sayang tentunya luka hati akan cepat 
sembuh. Alangkah indahnya bila kita menghargai seseorang dengan setulus hati. 
Terkadang kita menghargai seseorang hanya setelah ia meninggal dunia. Kita 
turut berbelasungkawa dan pertemuan duka cita untuk mengenangnya. Mari kita 
berbuat sesuatu untuk mereka yang kita sayangi selama mereka masih hidup dengan 
meluaskan hati seluas samudra yang dipenuhi dengan kasih sayang. Cintailah dan 
maafkanlah.

---
Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami 
sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang 
bertaqwa. (QS. 25:74).

Wassalam,
agussyafii

--
Tulisan ini dibuat dalam rangka kampanye program Kegiatan 'Munajat Amalia 
(MULIA)' Hari Ahad, Tanggal 7 Maret 2010 Di Rumah Amalia. Kirimkan dukungan dan 
partisipasi anda di http://www.facebook.com/agussyafii atau 
http://agussyafii.blogspot.com, http://www.twitter.com/agussyafii, atau sms di 
087 8777 12 431


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke