http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/wanita/2010/02/23/815/Hati-hati-Selingkuh-Hati

23 Februari 2010 | 08:41 wib
Hati-hati Selingkuh Hati!

Selingkuh seperti sebuah kecelakaan tak disengaja yang lalu dinikmati efek 
'tabrakannya'. Seperti juga mencuri mangga tetangga terasa lebih nikmat 
daripada beli sendiri. Begitulah kira-kira perumpamannya. Ada rasa takut yang 
menyelip tetapi nikmat, seperti adrenalin yang berpacu di dalam tubuh. 

Lalu, muncul di sesela hati tentang perasaan lain, mulai membeda-bedakan apa 
yang didapat di dalam rumah dengan yang didapatnya di luar rumah. Ada perasaan 
hangat teraliri dalam tubuh karena merasa diperhatikan, lalu parahnya timbul 
perlahan rasa takut kehilangan pada orang yang salah. Aneh? Tidak juga. 

Fenomena selingkuh memang sudah makin merajai di kalangan wanita bekerja. Di 
tengah himpitan beban pekerjaan yang menumpuk, tak lagi intens membuka 
komunikasi dengan suami dan hanya sebatas membahas hal-hal penting saja, 
tentang anak atau keperluan rumah tangga, ditengarai sebagai pemicu terjadinya 
perselingkuhan. 

Tak dipungkiri, wanita butuh mengungkapkan perasaan mereka dan curhat menjadi 
sarana yang tepat. Dimulai dari sekedar makan siang bersama sahabat pria, 
curhat tentang pekerjaan lalu makin akrab dan tak sadar telah melanggar 
batas-batas yang ada, menjurus pada persoalan pribadi. 

Memang betul pepatah yang mengatakan, terlalu berlebihan itu memang tidak baik. 
Begitu juga saat curhat, jika dosisnya berlebihan dan terus berkembang ke arah 
obrolan mesra, berhati-hatilah. 'Bahaya curhat' mengintai saat Anda dan 
pasangan selingkuh mulai main kucing-kucingan, bertemu dan berkomunikasi di 
jam-jam yang telah disepakati bersama. Tak dipungkiri makin canggihnya 
teknologi yang memberi kemudahan komunikasi tanpa batas, baik lewat sms atau 
chatting di 'kotak pesan', para selingkuhers berlomba-lomba melakukan dosa 
indah. Acara 'kopi darat' pun jadi semakin lancar jaya. 

Kondisi inilah yang lalu memunculkan emotional affair atau dalam istilah 
umumnya, selingkuh hati. Hal ini terjadi karena kita merasa memiliki 
'chemistry' dengan pria selain pasangan. Bukan tentang berbagi kenikmatan 
bersetubuh saja, tetapi lebih karena hati dan perasaan yang terlibat di 
dalamnya. Sensasi 'cinta terlarang' yang menggelora itu bahkan sama dengan 
kenikmatan saat intim. Inilah yang kemudian diistilahkan dengan head sex. 

Konon banyak orang mengatakan bahwa pria lebih senang melakukan perselingkuhan 
tubuh tanpa melibatkan hati (no hard feeling). Sedang wanita sebaliknya, 
cenderung melibatkan perasaan mereka. Hal ini tentu saja berdampak parah bagi 
wanita. Saat wanita disibukkan dengan khayalan dibuai 'cinta terlarang', para 
prianya malah merasa biasa-biasa saja. 

Tak dipungkiri juga, saat pria intens membuka komunikasi dengan sahabat 
perempuannya, para pria itu menyelipkan hidden agenda yaitu curhat berakhir 
sesi 'get laid' dengan sahabat perempuan. Fatalnya, jika ini sudah terpenuhi 
maka gairah perselingkuhan itupun tak lagi membara. Sementara di lain sisi, 
wanita sudah terlanjur melibatkan hati dan emosinya, hingga semakin sulit 
melepaskan dan timbul rasa ingin memiliki. Gotcha!, inilah akibatnya, para 
wanita itupun lalu terjebak dalam hubungan tanpa status. 

Lalu, jika Anda sudah terlibat selingkuh hati, apakah lebih baik mengakui hal 
ini kepada pasangan atau lebih baik diam? Jawabannnya, tergantung pada situasi 
dan niat. Jika ingin tetap mempertahankan cinta terlarang itu, maka perkawinan 
Anda beresiko bubar jalan. Namun jika memilih mengakui cinta terlarang itu 
hadir dalam perkawinan Anda dan pasangan, maka konsekuensinya pasangan Anda 
akan kecewa dan itu tugas Anda untuk menyembuhkan luka hatinya. 

Bila Anda memilih mengakhiri 'cinta terlarang' itu, ada baiknya segera hentikan 
semua bentuk tindakan yang mengarah pada penunjukan rasa sayang, seperti 
ngobrol mesra atau janji kencan. Bicarakan hal ini dari hati ke hati dengan 
pasangan. Saat melakukan 'pengakuan dosa', pertimbangkan juga momen yang tepat 
dan kesiapan mental pasangan, ini mencegah agar tak menimbulkan masalah baru. 
Dengan kepala dingin, Anda dan pasangan bisa saling instropeksi dan mencari 
win-win solution. 

Selingkuh hati adalah 'alarm pembangun'. Saat mulai terjadi ketidakberesan 
dalam perkawinan Anda, alarm itu akan berbunyi. Agar alarm peringatan itu tak 
berbunyi, mulailah ciptakan kebersamaan dan keterbukaan dengan pasangan setiap 
saat. Sebagai contoh, Anda bisa meluangkan waktu sejenak setelah pulang kantor 
untuk bermanja-manja dengan pasangan. 

Perlu Anda ketahui, selingkuh apapun itu jenisnya adalah bentuk pelarian 
sesaat. Selingkuh hanyalah milik pengecut yang tidak bisa menerima kenyataan 
hidup. Sebelum berujung menyakitkan hati Anda, teman selingkuh Anda, dan 
masing-masing pasangan, segeralah perselingkuhan itu diakhiri. Anda tentu tidak 
akan mau 'terbakar' kan?, jadi jangan pernah 'bermain api'.


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke