gak nikmat jg, kecuali bs hidup 1000 tahun utk membelanjakan harta haram 
sepuasnya.




________________________________
From: A Nizami <nizam...@yahoo.com>
To: ekonomi-nasio...@yahoogroups.com; ppiindia@yahoogroups.com; lisi 
<l...@yahoogroups.com>; sab...@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, March 31, 2010 9:05:49
Subject: [ppiindia] Re: Nikmatnya jadi Pegawai Pajak.......

  
Orang yang korup/serakah diberi berapa pun tidak akan jadi orang yang 
baik/qana'ah.
Terbukti meski gaji petugas pajak paling tinggi di antara PNS lain sehingga 
golongan 3A saja THPnya sampai Rp 12 juta lebih, sekali korup ya tetap korup.

Dan yang seperti Gayus itu banyak. Teman saya bilang bahwa temannya orang pajak 
yang umurnya di bawah dia (teman saya umur sekitar 32 tahun) beli rumah dan 
mobil Cash. Tidak pakai kredit! Tetangga istri saya yang orang pajak punya 
banyak rumah di situ. Cuma pintar atas namanya pakai nama istri dan anak2nya.

Agar pegawai pajak benar, ya kalau korup rp 100-200 juta dimaafkan. Paling cuma 
dikandangin saja. Tapi kalau nilai korupsinya melebihi 1000 x UMR (rp 1 
milyar), tembak mati saja dan sita hartanya. Sebagai contoh, jika Gayus benar 
korupsi, sita semua rumah, mobil, dan perhiasan istrinya.

Rekrutlah orang yang qana'ah, jujur, dan cerdas. Dengan gaji RP 12 juta untuk 
golongan 3A, banyak kok yang berminat untuk jadi petugas pajak.

Jadi kalau pak Nugroho yakin pajak bisa Rp 2000 trilyun sementara pajak yang 
terkumpul baru Rp 600 trilyun, berarti proyek Remunerasi pemerintah dengan 
memberi petugas pajak gaji paling besar di antara PNS gagal.
===

Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits

http://media- islam.or. id

Milis Ekonomi Nasional: ekonomi-nasional- subscribe@ yahoogroups. com

--- Pada Sel, 30/3/10, harryg...@gmail. com <harryg...@gmail. com> menulis:

Dari: harryg...@gmail. com <harryg...@gmail. com>
Judul: Re: BLS: [ekonomi-nasional] Re: Nikmatnya jadi Pegawai Pajak.......
Kepada: ekonomi-nasional@ yahoogroups. com
Tanggal: Selasa, 30 Maret, 2010, 4:16 AM

 

Wah, jangan2 nanti yang bergelantungan di monas isinya pegawai pajak, polisi 
dan pegawai kejaksaan donk hehe

Haryadi

'Loving~Caring~ Believing'

-----Original Message-----

From: "Habibie Nugroho Wicaksono" <prof.habibie@ gmail.com>

Date: Tue, 30 Mar 2010 11:04:19 

To: ekonomi-nasional@ yahoogroups. com<ekonomi- nasional@ yahoogroups. com>

Subject: BLS: [ekonomi-nasional] Re: Nikmatnya jadi Pegawai Pajak.......

Justru saya mempertanyakan, apa benar penerimaan pajak kita hanya 600T??? Saya 
justru sangat yakin bahwa penerimaan pajak kita sebenarnya bisa melampaui 
2.000T!!!!! Jadi, seandainya 10% dihalalkan, maka penerimaan pajak kita menjadi 
2.000T, dimana 1.800T masuk ke kas negara sementara 200T jadi komisi pegawai 
pajak.

Salah satu rekan kita mengatakan diskriminasi dengan PNS lain. Lha pekerjaannya 
beda kok minta gaji sama. Apa golongan 3A petugas administratif di kelurahan 
sama dengan golongan 3A yang menjadi auditor pajak? Tanggung jawab dan beban 
kerjanya kan memang beda. Jangan dilihat 12 jutanya saja, tapi juga dilihat 
beban kerja ratusan miliarnya.

Kalau mau dapat gaji besar, pindah saja ke pajak, gitu aja kok repot. Kita 
bekerja kan dituntut prestasi. Kalau mau sama rata sama rasa seharusnya dulu 
jangan menolak komunis dong.

Nah, kalau masih korup juga, hayo pegawai yang korup kita gantung rame-rame di 
monas.

Salam

Habibie Nugroho Wicaksono

------------ --------- --------- --------- --------- --------- -

-----Pesan Asli-----

Dari: Nizami

Terkirim: 30/03/2010 13:25:29

Subjek: [ekonomi-nasional] Re: Nikmatnya jadi Pegawai Pajak.......

Rp 12 juta itu untuk golongan 3A sudah sangat besar baik dibanding dgn PNS 
departemen lain, atau pun buruh yang cuma Rp 1 juta.

Biar pun digaji Rp 1 milyar per bulan, tapi sekali serakah tetap saja serakah. 
Kalau bisa dapat lebih kenapa harus ditolak? Begitu pikiran orang serakah dan 
koruptor.

Uang Pajak ada Rp 600 trilyun/tahun. Apa petugas pajak yang jumlahnya 32 ribu 
orang (kurang dari 0,015% rakyat Indonesia) harus digaji Rp 60 trilyun (10% 
pendapatan pajak) atau Rp 156 juta/bulan?

Kalau tidak mau dapat gaji Rp 12 juta, berhenti saja. Dijamin jika keluar, 
untuk 1 orang petugas pajak akan ada 100 orang jujur yang siap menggantikan.

Teman saya dengan gaji Rp 600 ribu/bulan, toh tetap saja bisa jujur meski 
sering bolak-balik mengantar dan mengambil uang sampai ratusan juta 
rupiah/bulan.

Bagi orang serakah, tidak ada gaji yang cukup besar. Selalu dirasa kurang dan 
tetap saja korup jika ada peluang.

Enak benar para pembayar pajak capek2 nyari uang hingga mengejar2 Bis, para 
petugas pajak dengan enaknya menghabiskan uang itu untuk rumah dan mobil mewah 
mereka. Harusnya uang itu untuk mensejahterakan rakyat. Bukan cuma petugas 
pajak.

--- In ekonomi-nasional@ yahoogroups. com, "Habibie Nugroho Wicaksono" 
<prof.habibie@ ...> wrote:

>

> Kalau menurut saya, gaji 12 juta sebulan itu memang tidak cukup bagi pegawai 
> pajak. Jangan hanya dilihat 12 jutanya yang memang besar. Namun, lihat juga 
> tanggung jawabnya. Satu perusahaan besar saja bisa memiliki pajak sampai 
> puluhan sampai ratusan miliar. Kalau kemudian penghasilannya hanya 12 juta 
> sebulan, jelas sangat tidak imbang. Inilah yang akhirnya bisa membuat 
> seseorang tergoda untuk korupsi.

> Saran saya, lebih baik dibuat sistem insentif yang lebih rasional untuk PNS. 
> Saya beri contoh. Kalau untuk pegawai pajak ya misalnya sekitar 2-10 persen 
> dari besarnya pajak yang terutang. Angka itu kemudian dibagi dengan komposisi 
> tertentu untuk kepala kantor dan tim pemeriksa. Auditor pemerintah diberi 
> insentif 2-5 persen dari total anggaran di audit. Panitia pengadaan diberi 
> 2-8 persen dari pagu anggaran. Pegawai fungsional diberi insentif untuk tiap 
> pekerjaan yang diselesaikan.

> Memang, belanja gaji pegawai dalam APBN akan meningkat pesat. Namun, ini akan 
> menjadi insentif tak ternilai bagi peningkatan tata kelola pemerintahan kita. 
> Selama sistem penghasilan tidak proporsional, maka risiko penyimpangan akan 
> besar.

> Korupsi yang dilakukan seseorang, terkadang karena keterpaksaan, semisal 
> mendadak orang tua sakit, biaya sekolah anak mahal, yang membuat seseorang 
> korupsi. Mungkin, hanya sekali itu dia berniat korupsi. Namun, sekali 
> melakukan korupsi, maka orang itu akan terjebak ke dalam satu lingkaran 
> korupsi lainnya.

> Jadi, harus ada investasi pada sistem penggajian yang rasional. Masak ngurus 
> uang ratusan miliar digaji 12 juta. Dimana ilmunya tuh.

> Bahwa korupsi adalah salah. Yang penting saat ini, bagaimana agar ini tidak 
> terulang. Harus ada solusinya.

> 

> 

> Salam

> 

> Habibie Nugroho Wicaksono

> -----Pesan Asli-----

> Dari: rifky pradana

> Terkirim: 29/03/2010 00:45:35

> Subjek: [ekonomi-nasional] Nikmatnya jadi Pegawai Pajak.......

> 

> 

> 

> Pegawai Negeri Sipil di Ditjen Pajak sepertinya memang enak.

> 

> Paling tidak dalam soal gajinya yang jauh lebih besar dibandingkan dengan 
> gajinya tentara (TNI) dan polisi (Polri) serta PNS di instansi lainnya yang 
> non instansi Depkeu (Departemen Keuangan).

> 

> PNS di Ditjen Pajak dengan golongan kepegawaian III-A saja gaji resmi 
> sebulannya sudah lebih dari Rp. 12 Juta. Suatu jumlah yang memang cukup 
> spektakuler untuk ukuran gaji TNI dan Polri serta PNS non Depkeu pada umumnya.

> 

> Apalagi jika Gaji yang Rp. 12 Juta itu dibandingkan dengan UMR (Upah Minimum 
> Regional) para buruh yang tak lebih dari Rp. 1 Juta saja.

> 

> 

> Pegawai Negeri Sipil di Ditjen Pajak memang nikmat.

> 

> Paling tidak jika ditilik dari taraf dan tingkat kehidupannya Gayus Halomoan 
> Tambunan, seorang PNS di Ditjen Pajak dengan golongan kepegawaian III-A.

> 

> Gayus Halomoan Tambunan, karena merupakan PNS golongan III-A di Ditjen Pajak 
> yang merupakan instansi di lingkungan Depkeu, maka tentunya juga bergaji 
> resmi sebesar lebih dari Rp. 12 Juta sebulannya.

> 

> Jumlah gaji yang sudah sangat lumayan bagus, jika dicoba dibandingkan dengan 
> seorang berumur 30 tahun dengan ijasah strata D-4 yang bekerja di perusahaan 
> swasta nasional.

> 

> 

> Pegawai Negeri Sipil di Ditjen Pajak memanglah enak dan nikmat.

> 

> Rumah tinggalnya Gayus yang PNS di Ditjen Pajak ini tak lagi berstatus nebeng 
> mertua, juga tak lagi hanya sekedar bisa sewa atau kontrak.

> 

> Tapi ia sudah bisa memiliki rumah pribadi milik sendiri. Rumahnya ini juga 
> bukan di tengah perkampungan padat yang kumuh. Namun rumah tinggalnya itu 
> berada di lingkungan real estate elit yang harga rumahnya lebih dari Rp. 2 
> Milyar.

> 

> Kepemilikan mobil pribadinya juga berjumlah lebih dari satu buah mobil. 
> Bahkan mobilnya itu bukanlah dari jenis mobil yang sembarangan saja, tapi 
> mobil dengan kategori mobil mewah.

> 

> 

> Pegawai Pajak memang enak.

> 

> Bahkan kepemilikan uang di rekening banknya juga sungguh mencengangkan. PNS 
> di Ditjen Pajak ini di rekening pribadinya memiliki dana sampai sebesar Rp. 
> 25 Milyar.

> 

> Memang, uang sebesar Rp. 25 Milyar itu suatu jumlah yang sangat kecil jika 
> dibandingkan dengan uang yang berjumlah Rp. 6,7 Trilyun.

> 

> Namun, uang sebesar Rp. 25 Milyar itu merupakan jumlah uang yang cukup besar, 
> jika dibandingkan dengan jumlah maksimum penjaminan LPS atas dana simpanan di 
> bank yang hanya Rp. 2 Milyar saja.

> 

> 

> Pegawai Pajak memang betul-betul nikmat.

> 

> Nyatanya , saat selama menjadi terdakwa di sidang pengadilan, tak perlu 
> status kepegawaiannya di-non aktif-kan.

> 

> Bahkan setelah diajukan ke depan pengadilan pun, para hakim di pengadilan pun 
> mengganjar baginya dengan vonis bebas tak bersalah.

> 

> 

> Pegawai Pajak memanglah betul-betul enak dan nikmat.

> 

> Setelah terbongkarnya kongkalingkopng dalam perekayasaan atas kasusnya itu, 
> sehingga menghasilkan vonis pengadilang yang bebas itu pun, ia masih 
> dilindungi oleh komplotannya.

> 

> Gayus yang PNS Ditjen Pajak dengan golongan III-A ini bisa berbuat seperti 
> layaknya para bankir pengemplang BLBI. Yang bebas lenggang kangkung dengan 
> melarikan diri ke Singapura.

> 

> 

> Pegawai Pajak memanglah sungguh enak dan nikmat serta nyaman.

> 

> Harta kekayaan miliknya yang seperti itu, sangat diyakini, tentulah oleh 
> Gayus tidak dilaporkannya di formulir SPPT Tahunan.

> 

> Dan, itu tentu tak menjadi soal dan tak terlalu dicermati SPPT Tahunannya, 
> sebab pemeriksanya adalah teman-teman sekoleganya di Ditjen Pajak.

> 

> Dimana, para koleganya sesama pegawai Ditjen Pajak itu, sangat diyakini, 
> tentulah akan menjadi sangat cermat jika meneliti SPPT Tahunannya rakyat 
> biasa yang bukan pegawai pajak.

> 

> 

> Ah, Pegawai Pajak memanglah sungguh betul-betul pancen oye.

> 

> Dimana, para koleganya sesama pegawai Ditjen Pajak itu pun, sangat bisa jadi, 
> banyak juga yang mempunyai harta melimpah seperti kekayaannya Gayus Halomoan 
> Tambunan. Bahkan sangat mungkin, justru melebihinya.

> 

> Dan, apakah para koleganya itu seperti halnya Gayus Halomoan Tambunan, dimana 
> SPPT Tahunannya juga tak diisinya dengan data yang jujur ?.

> 

> 

> Wallahualambishshaw ab.

> 

> 

> *

> Catatan Kaki :

> * Artikel yang membahas seputar masalah âpolitiking pajakâ yang dilakukan 
> oleh Menteri Keuangan, dapat dibaca dengan mengklik di sini .

> * Artikel yang membahas seputar maslahat dan mudhorotnya jika Susno diangkat 
> sebagai Ketua KPK, dapat dibaca dengan mengklik di sini .

> * Artikel yang membahas seputar pihak pemberi uang suap dan pihak penerima 
> uang suap jika ditilik dari kacamata hukum, dapat dibaca dengan mengklik di 
> sini .

> *

> Nikmatnya Jadi Pegawai Pajak

> http://ekonomi. kompasiana. com/2010/ 03/28/pegawai- pajak-memang- enak/

> *

> 

> 

> 

> 

> [Non-text portions of this message have been removed]

>

[Non-text portions of this message have been removed]

Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat 
yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan 
IE8 di sini! 
http://downloads. yahoo.com/ id/internetexplo rer/

[Non-text portions of this message have been removed]





      New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you&#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke