http://www.jawapos.co.id/halaman/index.php?act=detail&nid=134016


 

[ Sabtu, 15 Mei 2010 ] 


Mahasiswa Uncen Tuntut 90 Persen Mahasiswa yang Diterima Asli Papua 


JAYAPURA - Sekelompok mahasiswa Uncen Waena nekat memalang pintu gerbang kampus 
sekitar pukul 10.00 kemarin (14/5). Aksi itu dilakukan sebagai ekspresi 
penolakan atas sistem penerimaan mahasiswa baru (PMB) 2010 yang menggunakan 
internet di seluruh perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia. Mereka juga 
menolak program lain yang dinilai tidak berpihak kepada mahasiswa asli Papua. 

Karena pemalangan tersebut, aktivitas perkuliahan tidak berlangsung kemarin. 
Mahasiswa tidak bisa memasuki kampus. Mahasiswa yang telah berada di kampus pun 
akhirnya memilih pulang dengan jalan kaki. 

Mahasiswa Uncen Waena itu menuding penerapan sistem PMB melaui internet 
merupakan upaya agar orang asli Papua tidak bisa masuk PTN. ''Ini upaya politis 
agar anak asli Papua tidak bisa masuk Uncen. Mana bisa calon siswa di 
kampung-kampung sana mendaftarkan diri. Di sana tidak ada jaringan internet. 
Ini tidak benar,'' tutur salah seorang mahasiswa saat berorasi.

Para pendemo juga menuntut 90 persen mahasiswa yang diterima di Uncen dalam PMB 
tahun ini adalah orang asli Papua. Sepuluh persen lain boleh mahasiwa dari luar 
yang orang tuanya mengabdi di tanah Papua sebagai guru atau dosen. ''Saya kira 
jumlah sepuluh persen itu cukup,'' kata Benyamin, salah seorang pendemo. 

Berdasar pantauan di lokasi pemalangan, ratusan mahasiswa ramai-ramai 
meneriakkan penolakan. ''PMB tahun ini tidak berpihak kepada orang asli Papua," 
teriak mereka.

Setelah berorasi di gerbang Uncen Waena, para pendemo bergerak ke kampus Uncen 
Abepura. Mereka diterima Pembantu Rektor I Uncen Drs Festus Simbiak di 
auditorium Uncen Abepura.

Tahun ini Uncen menerima 3.707 mahasiswa baru melalui tiga program penerimaan. 
Yakni SNMPTN , SLSB, dan program penerimaan lokal. Dari program SLSB yang telah 
diumumkan beberapa waktu lalu, Uncen menerima 1.755 mahasiswa baru. Melalui 
SNMPTN, ditargetkan terjaring 900 mahasiswa baru. Sisanya diterima melalui 
program lokal. 

Sidang Mahasiswa Berlanjut Tawuran 

Ratusan mahasiswa Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh terlibat bentrok 
di depan gedung gelanggang kampus tersebut kemarin sore (14/5). Bentrok terjadi 
antara mahasiswa yang tergabung dalam Pema Unsyiah dan lembaga dakwah kampus 
(LDK) di satu pihak dan mahasiswa BEM plus gabungan UKM di pihak lain. 

Adu jotos itu buntut sidang umum majelis permusyawaratan mahasiswa (MPM) yang 
membahas pemilihan pimpinan mahasiswa. Mahasiswa yang tergabung dalam UKM 
menilai sidang itu tidak sportif, memihak, dan tidak mengakomodasi aspirasi 
mahasiswa Universitas Jantong Hante Rakyat Aceh tersebut.

Menurut Khairul Rizal, salah seorang mahasiswa, kericuhan berawal dari 
ketidaksepahaman tentang isi pasal dan bab yang dibahas dalam sidang itu. Pema 
ingin UKM tunduk kepada mereka dan mereka dapat menjatuhkan sanksi kepada UKM. 
Pasal tersebut langsung diprotes. Suasana sidang jadi panas, bahkan sempat 
diwarnai pemukulan. 

Empat mahasiswa dibawa ke rumah sakit karena terluka dalam insiden itu. Mereka 
adalah Safar (ketua BEM FKIP), Arif (BEM FE), Farid (FT), dan Ade dari UKM 
Lauser. Keributan berhenti saat masuk waktu salat Jumat.

Setelah salat Jumat, ratusan mahasiswa dari Pema dan UKM berkumpul di gedung 
ACC untuk membalas pemukulan terhadap kawan-kawan mereka. Bentrok tak 
terhindarkan. Kedua kelompok massa saling serang di depan gedung gelanggang. 
Aparat Polsek Syiah Kuala kewalahan melerai bentrok ratusan mahasiswa itu. 
Kantor Pema Unsyiah pun dirusak.

Sampai tadi malam massa masih berkumpul di depan gedung gelanggang. Para 
mahasiswa tersebut mempersenjatai diri dengan balok kayu. Suasana masih tegang. 
(rik/jpnn/c7/c9/

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke