langit masih mendung ketika aku bergabung di tengah keramaian orang2 bawah 
langit
aku merenungi wajah mereka yang tertawa 

entah apa maknanya  

kaki2 kecil berkejaran menepiskan air ke kanan dan ke kiri 
tangan sesekali berkecipak mendayung, 
menyipratkan air ke wajah2 lengah yang terbuka

sudah dua kali wajahku kena ciprat 
dan untuk dua kali itu pula mereka tertawa

entah apa maknanya 
 
aku malu balas menciprati mereka yang kanak2 
jadi dengan caraku yang licin dan dewasa, kuhentakkan kakiku kencang ketika 
menapak di ketinggian air 

splasssh.......!!! 
haha kenaaaa...
sorakku dalam hati 

tapi aku juga kena
dan mereka malah kesenangan

jadi aku melarikan diri 
bersusah payah merambah air 


aku sedang mencari, 
yang mana wajah alam yang sesungguhnya

aku mencoba melekatkan potongan2 gambar
ke tempatnya yang seharusnya di dalam lapisan2 ingatan

potongan matahari seperenam lingkaran yang menyembul di antara pegunungan 
sinarnya terang berdiri seperti duri landak 
dikelilingi hijau garis2 pepohonan hutan 
aliran air biru dengan arus yang sesekali 

potongan2 gambar yang kuletakkan dalam kukuh imagiku, 
kini perlahan retak dan buyar 


potongan gambar air itu berwarna keruh 
dan kaki2 kecil yang menggerusnya juga kumal dan hitam
tapi bukan kehitaman itu yang menyebabkan keruh
aku tahu, kamu pun tahu


oh ya, mari kuperkenalkan, 
inilah tanah airku
walau kini hanya tinggal airnya saja

entah kemana tanahnya, dari tadi belum kulihat


barangkali kita harus mulai bersiap2 hidup seperti di film2 fantasi seperti 
waterworld 
kelihatannya seru dan asyik, tapi itu di film, 
sungguh, tidak ada asyik2nya
apalagi harus menyuling air seni sendiri untuk diminum 
walau barangkali ada yang bilang terapi urine berkhasiat menyembuhkan
tapi percayalah, tidak ada asyik2nya


tapi setidaknya, 
aku mencoba menghargai cara tanggap atas perubahan habitat hidup, 
yang sebentar di darat, sebentar di air


kakiku mengayuh hati2 di tanah air penuh air ini
yang bukan laut, bukan juga samudera
aku tidak berminat berpapasan dengan binatang air yang nyasar ke air tanah di 
tanah air 
sekalipun dengan kodok yang bisa menjelma menjadi pangeran
 

kakiku masih mengayuh hati2 di tanah air penuh air yang masih panjang ini
barangkali seraya menunggu keputusan terbaik dari wakil2ku yang keren, dan 
masih berdebat entah di mana, 
yang jelas di ruang besar ber-ac
entahlah kali ini topiknya tentang apa, 
tapi yang pasti, ada saja yang mereka perdebatkan

dan mudah2an, topiknya ada yang tentang aku

jadi aku akan menunggu mereka

menunggu,...
dan tidak tahu 
entah duluan mana yang kering, 
tanah atau gigi 

karena air yang lenyap merasuk ke dalam pori2 kaki, atau kembali ke pori2 tanah
atau karena air yang lain kering karena terlalu banyak bicara,
tapi tentu untuk mereka disajikan air minum dalam botol, air murni
lalu aku menatap air keruh di celah2 libasan kakiku 


jadi aku akan menunggu 
barangkali keputusannya akan ditayangkan dalam acara celebritis di televisi 
nanti 
ditonton beramai2 di balai desa 

jadi kami menunggu, 
menunggu, sambil bersenandung dengan teman2 kecilku 
lagu lama, dari potongan lirik carole king, anyone at all 

you could have been anyone at all 
an old friend calling out of the blue 
i'm so glad it was you

words can hurt you if you let them 
people say them and forget them 
word's can promise
words can lie 
but your words make me feel like i can fly 

you could have been anyone at all 
and that's what catches me when i fall 
i'm so glad it was you

you could have been anyone at all 
an old friend falling out of the blue 
i'm so glad it was you

lagu yang manis, 
tapi kami menunggu, entah apa yang ditunggu



Kirim email ke