Kalau analoginya panah pasopati yang bisa jadi ribuan pana itu adalah
cluster bomb, dan panahnya baladewa rasanya belum ada padanannya. Berarti
Baladewa jauh lebih canggih dibanding AS sekarang.
KM 
 
 
 
 
-------Original Message-------
 
From: Siradj Al-Soloni
Date: 02/09/2010 0:11:26
To: ppiindia@yahoogroups.com
Subject: Re: [ppiindia] Teknologi Teleportasi di Zaman Nabi Sulaiman
 
  
Pak Dokter, kalau seandainya perang Barata Yuda dalam pakem ki dalang di
analisa dari sudut pandang teknologi modern apa panah pasopati Arjuna yang
dilepas satu anak panah kemudian jatuh di medan perang Kurusetra jadi ribuan
jumlahnya dapat di logikakan sebagai "multiple warheads"-nya
Intercontinental Balistic Missile yang mendorong multiple nuc-warhead? Lha
kalau Nenggala-nya Baladewa yang dapat dilepaskan ke arah musuh dan dapat
kembali ke sipemiliknya lagi sesudah membasmi musuh lantas apa tandingan
teknologi modern?

From: kmj...@indosat.net.id 
Sent: Wednesday, September 01, 2010 6:59 PM
To: ppiindia@yahoogroups.com 
Subject: Re: [ppiindia] Teknologi Teleportasi di Zaman Nabi Sulaiman

Masih banyak orang yang tidak dapat membedakan antara 
teknologi yang berdasar sains dan logik, dengan legenda 
yang bercampur keyakinan (faith). Hal itu juga sering 
terjadi pada orang-orang dengan kelainan jiwa tertentu, 
atau pada masyarakat yang terkebelakang perkembangan 
intelektualnya.
Seandainya kisah Sangkuriang atau Bandung Bondowoso 
terjadi di timur tengah, mungkin akan muncul pula analisa 
tentang teknologinya.
KM

----Original Message----
From: siraj_alsol...@msn.com
Date: 01/09/2010 19:25 
To: <ppiindia@yahoogroups.com>
Subj: Re: [ppiindia] Teknologi Teleportasi di Zaman Nabi 
Sulaiman

Jika percaya dengan analisa demikian logis-formal tentang 
peristiwa nabi Sulaiman memindahkan singgasana ratu Balkis 
sebagaimana yang ditulis ini, cobalah tengok sejarah 
masyarakat Israel zaman itu dari data yang sudah dapat 
diakses. Coba di analisa menggunakan data diplomasi antara 
negara di Timur Tengah zaman nabi Sulaiman, kira-kira 
bagaimana jalan cerita yang bakal ditulis?

From: Satrio Arismunandar 
Sent: Wednesday, September 01, 2010 10:15 AM
To: news Trans TV ; kampus tiga ; technomedia ; 
aipi_poli...@yahoogroups.com ; ex menwa UI 2 ; HMI Kahmi 
Pro Network ; Syiar Islam ; jurnalisme ; ppiindia ; 
nasional list 
Subject: [ppiindia] Teknologi Teleportasi di Zaman Nabi 
Sulaiman

Pengantar:
Tulisan ini dibuat oleh rekan Elfarid
dari "Sanggar Mewah" (Mewah = Mepet Sawah), mengenai 
petunjuk adanya
teknologi teleportasi di masa silam pada ayat-ayat Al 
Qur'an. Menarik
untuk ditelaah lebih lanjut (bay)

Tulisan ini masih
berkaitan dengan tulisan tentang Nabi Sulaiman sebelumnya. 
Kisah nabi
Sulaiman memindahkan singgasana Ratu Balqis dari negeri 
Saba’ ke negeri
Palestina yang berjarak 2.000 km dalam hitungan detik 
memancing
pemikiran kta untuk mengetahui bagaimana teknik pemindahan 
singgasana
tersebut.

Seperti tercantum dalam Al Qur’an Surat An Naml:

38.
Berkata Sulaiman: "Hai pembesar-pembesar, siapakah di 
antara kamu
sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku 
sebelum mereka
datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri."

39.
Berkata 'Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: "Aku akan 
datang
kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum 
kamu berdiri
dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat 
untuk membawanya
lagi dapat dipercaya."

40. Berkatalah seorang yang mempunyai
ilmu dari AI Kitab[1097]: "Aku akan membawa singgasana itu 
kepadamu
sebelum matamu berkedip." Maka tatkala Sulaiman melihat 
singgasana itu
terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk 
kurnia Tuhanku
untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari 
(akan
nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka 
sesungguhnya dia
bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa 
yang ingkar,
maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia."

Keterangan

[1097]. Al Kitab di sini maksudnya: ialah Kitab yang 
diturunkan sebelum Nabi Sulaiman ialah Taurat dan Zabur.

Dari
pembesar-pembesar anak buah Nabi Sulaiman baik dari 
kalangan jin dan
manusia diberi tantangan untuk memindahkan singgasana Ratu 
Balqis. Jin
Ifrit menyanggupi memindahkan dengan waktu sebelum Nabi 
Sulaiman
berdiri. Tetapi kemampuan jin Ifrit itu dipatahkan oleh 
seorang yang
berilmu (ilmuwan) bernama Asif bin Barkhiya dengan 
menyanggupi
memindahkan singgasana yang letaknya 2.000 km dari 
Palestina sebelum
mata berkedip!

Sekali mata manusia berkedip dalam hitungan detik
sedang Asif bin Barkhiya menyanggupi sebelum mata berkedip 
atau kurang
dari satu detik! Kecepatan itu hanya mampu ditandingi oleh 
kecepatan
cahaya. Ini adalah petunjuk penting bahwa pemindahan 
singgasana ratu
Balqis menggunakan teknologi yang sangat maju disebut 
teleportasi.
Teknologi pemindahan materi jarak jauh.

Dari kecepatannya dapat
dipastikan teknologi tersebut lebih cepat dari jin Ifrit. 
Satu-satunya
yang mungkin yaitu teknologi dengan memanfaatkan cahaya 
atau sinar
sebagai media untuk teleportasi tersebut. Bisa saja 
teleportasi dengan
sinar laser sudah ada di jaman tersebut sehingga urusan 
memindahkan
singgasana dalam hitungan detik pun hal yang mudah.

Kalau ada
yang membantah dan mengatakan itu adalah sihir maka di 
dalam Al Qur’an
pun sudah dibantah. Lihat Surat Al Baqarah ayat 102:

102. Dan
mereka mengikuti apa[76] yang dibaca oleh syaitan-syaitan
[77] pada masa
kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman 
itu mengerjakan
sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan 
sihir), hanya
syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka 
mengajarkan
sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua 
orang
malaikat[78] di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang 
keduanya
tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum 
mengatakan:
"Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu 
janganlah kamu
kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu 
apa yang dengan
sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) 
dengan
isterinya[79]. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi 
mudharat
dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin 
Allah. Dan
mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat 
kepadanya dan
tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah 
meyakini bahwa
barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir 
itu, tiadalah
baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan 
mereka
menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.

Keterangan:

[77]. Syaitan-syaitan itu menyebarkan berita-berita 
bohong, bahwa Nabi Sulaiman menyimpan lembaran-lembaran 
sihir (Ibnu Katsir).

[78].
Para mufassirin berlainan pendapat tentang yang dimaksud 
dengan 2 orang
malaikat itu. Ada yang berpendapat, mereka betul-betul 
Malaikat dan ada
pula yang berpendapat orang yang dipandang saleh seperti 
Malaikat dan
ada pula yang berpendapat dua orang jahat yang pura-pura 
saleh seperti
Malaikat.

[79]. Berbacam-macam sihir yang dikerjakan orang
Yahudi, sampai kepada sihir untuk mencerai-beraikan 
masyarakat seperti
mencerai-beraikan suami isteri.

Dalam suatu riwayat dikemukakan
bahwa kaum Yahudi berkata: "Lihatlah Muhammad yang 
mencampur-baurkan
antara haq dengan bathil, yaitu menerangkan Sulaiman 
(Nabi) digolongkan
pada kelompok nabi-nabi, padahal ia seorang ahli sihir 
yang mengendarai
angin." Maka Allah menurunkan ayat tersebut di atas (S. 2: 
102) yang
menegaskan bahwa kaum Yahudi lebih mempercayai syaitan 
daripada iman
kepada Allah SWT.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Syahr 
bin Hausyab.)

Dalam
riwayat lain dikemukakan bahwa kaum Yahudi bertanya kepada 
Nabi SAW
beberapa kali tentang beberapa hal dalam Taurat. Semua 
pertanyaan
mengenai isi Taurat, dijawab oleh Allah dengan menurunkan 
ayat. Ketika
itu mereka menganggap bahwa ayat tersebut dirasakan 
sebagai bantahan
terhadap mereka. Mereka berkata dengan sesamanya: "Orang 
ini lebih
mengetahui daripada kita tentang apa yang diturunkan 
kepada kita." Di
antara masalah yang ditanyakan kepada Nabi SAW ialah 
tentang sihir. Dan
mereka berbantah-bantahanlah dengan Rasulullah tentang hal 
itu. Maka
Allah menurunkan ayat ini (S. 2: 102) berkenaan dengan 
peristiwa
tersebut.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari 
Abil-'Aliah.)

Asif
bin Barkhiya merupakan ilmuwan yang menguasai teknologi 
teleportasi,
bukan ilmu sihir karena sihir selalu menggunakan jin. 
Sedangkan jin
Ifrit yang merupakan jin cerdik pun tidak bisa mengalahkan 
teknologi
itu. Teknologi tinggi bagi orang yang tidak menguasai pun 
laksana
sihir. Seperti di jaman sekarang pun teknologi masih 
sangat menakjubkan
bagi orang awam yang tidak tahu cara kerjanya. 
Kesimpulannya yaitu
teknologi teleportasi sudah dikuasai ilmuwan di jaman Nabi 
Sulaiman.
Tantangan bagi manusia jaman kini untuk kembali menguasasi 
teknologi
itu.

Wallahu ’alam bishawab.

Sragen, 27 September 2007

elfarid

Source: http://elfarid.multiply.com/journal/item/243

[Non-text portions of this message have been removed]

[Non-text portions of this message have been removed]

[Non-text portions of this message have been removed]



 

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke