----Forwarded Message----
From: saprad...@yahoo.com
To: oi...@yahoogroups.com
Sent: Thu Sep 2nd, 2010 9:20 AM ICT
Subject: [oisaa] Fw: [indoatiium] PIdato SBY tentang Indonesia-Malaysia...


Sent from my BlackBerry® smartphone

-----Original Message-----
From: haris <haris_...@yahoo.com>
Sender: indoati...@yahoogroups.com
Date: Wed, 1 Sep 2010 19:14:51 
To: <indoati...@yahoogroups.com>
Reply-To: indoati...@yahoogroups.com
Subject: [indoatiium] PIdato SBY tentang Indonesia-Malaysia...

Teks lengkap pidato SBY tentang indonesia - malaysia di Mabes TNI Cilangkap 
Jaktim
diambil dari www.detik.com

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua, Saudara-saudara se-bangsa dan se-tanah air 
yang saya cintai dan saya banggakan, 


Malam  ini, saya ingin memberikan penjelasan kepada rakyat Indonesia mengenai  
hubungan Indonesia – Malaysia. Marilah kita mengawalinya dengan melihat  
perkembangan dan dinamika hubungan kedua negara, salah satu hubungan  bilateral 
Indonesia yang paling penting. 


Hubungan Indonesia dan  Malaysia memiliki cakupan yang luas, yang semuanya 
berkaitan dengan  kepentingan nasional, kepentingan rakyat kita. 


Pertama,  Indonesia dan Malaysia mempunyai hubungan sejarah, budaya dan  
kekerabatan yang sangat erat - dan mungkin yang paling erat dibanding  
negara-negara lain, dan sudah terjalin selama ratusan tahun. Kita  mempunyai 
tanggung jawab sejarah, untuk memelihara dan melanjutkan tali  persaudaraan 
ini. 


Kedua, hubungan Indonesia dan Malaysia adalah  pilar penting dalam keluarga 
besar ASEAN. ASEAN bisa tumbuh pesat selama  empat dekade terakhir ini, antara 
lain karena kokohnya pondasi hubungan  bilateral Indonesia - Malaysia. 


Ketiga, ada sekitar (2) juta  saudara-saudara kita yang bekerja di Malaysia – 
di 
perusahaan, di  pertanian, dan di berbagai lapangan pekerjaan. Ini adalah 
jumlah 
tenaga  kerja Indonesia yang terbesar di luar negeri. Tentu saja keberadaan  
tenaga kerja Indonesia di Malaysia membawa keuntungan bersama, baik bagi  
Indonesia maupun Malaysia.

Sementara itu, sekitar 13,000 pelajar  dan mahasiswa Indonesia belajar di 
Malaysia, dan 6,000 mahasiswa  Malaysia belajar di Indonesia. Ini merupakan 
asset bangsa yang harus  terus kita bina bersama, dan juga modal kemitraan di 
masa depan. 


Wisatawan  Malaysia yang berkunjung ke Indonesia adalah ketiga terbesar dengan  
jumlah 1,18 juta orang, dari total 6,3 juta wisatawan mancanegara. 


Investasi  Malaysia di Indonesia 5 tahun terakhir (2005-2009) adalah 285 proyek 
 
investasi, berjumlah US$ 1.2 miliar, dan investasi Indonesia di Malaysia  
berjumlah US$ 534 juta. Jumlah perdagangan kedua negara telah mencapai  US$ 
11,4 
Miliar pada tahun 2009. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan  ekonomi Indonesia – 
Malaysia sungguh kuat. 


Namun, hubungan yang  khusus ini juga sangat kompleks. Hubungan ini tidak bebas 
dari masalah  dan tantangan. Ada semacam dalil diplomasi, bahwa semakin dekat 
dan erat  hubungan dua negara, semakin banyak masalah yang dihadapi. 


Contoh  masalah dan tantangan yang kita hadapi adalah menyangkut tenaga –kerja  
Indonesia di Malaysia. Kita tahu bahwa keberadaan 2 juta tenaga kerja  
Indonesia 
di Malaysia, disamping memberikan manfaat bersama, juga  memunculkan 
kasus-kasus 
di lapangan yang harus terus kita kelola. Oleh  karena itulah, sejak awal, saya 
berupaya keras untuk memperjuangkan  hak-hak Tenaga Kerja Indonesia, antara 
lain 
menyangkut gaji dan waktu  libur; memberikan perlindungan hukum, dan mendirikan 
sekolah bagi  anak-anak Tenaga Kerja Indonesia. 


Dalam kunjungan saya yang  terakhir ke Malaysia, kita telah berhasil mencapai 
kesepakatan, mengenai  pemberian dan perlindungan Hak bagi tenaga kerja kita di 
Malaysia. 


Berkaitan  dengan permasalahan hukum yang dihadapi oleh tenaga kerja Indonesia 
di  Malaysia, pemerintah aktif melakukan langkah-langkah pendampingan dan  
advokasi hukum, untuk memastikan saudara-saudara kita mendapatkan  keadilan 
yang 
sebenar-benarnya. 


Selain masalah TKI dan  perlindungan WNI, kita juga kerap menjumpai masalah 
yang 
terkait dengan  perbatasan kedua negara. Masalah ini memerlukan pengelolaan 
yang 
serius  dari kedua belah pihak. 

Karena itulah, menyadari kepentingan bersama  ini, saya dan Perdana Menteri 
Malaysia sering berkomunikasi secara  langsung, di samping forum konsultasi 
tahunan yang kami lakukan, untuk  memastikan bahwa isu-isu bilateral ini dapat 
kita kelola dan carikan  jalan keluarnya dengan baik. 


Saudara-saudara sekalian, 

Akhir-akhir  ini, hubungan Indonesia Malaysia kembali diuji dengan terjadinya  
insiden di seputar perairan Pulau Bintan pada tanggal 13 Agustus 2010  yang 
lalu. Berhubung insiden ini menjadikan perhatian yang luas dari  kalangan 
masyarakat Indonesia, pada kesempatan ini, saya ingin  memberikan penjelasan 
tentang duduk persoalan yang sesungguhnya, dan  langkah-langkah tindakan yang 
diambil oleh pemerintah kita. 


Sejak  saya menerima laporan mengenai insiden ini tanggal 14 Agustus 2010  
pagi, 
saya langsung memberikan berbagai instruksi. Pertama, saya minta  agar ketiga 
petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan segera  dikembalikan dalam keadaan 
selamat. Kedua, saya juga memerintahkan untuk  mengusut tuntas apa yang 
sebenarnya terjadi dalam insiden tersebut. 


Segera  setelah itu, Menko Polhukam dan Menteri Luar Negeri melakukan  
tindakan-tindakan cepat, untuk mengelola penanganan insiden tersebut  dengan 
mengambil langkah-langkah yang diperlukan. 

Terhadap insiden  ini, kita semua sangat prihatin, dan saya ingin agar masalah 
ini segera  di selesaikan secara tuntas, dengan mengutamakan langkah-langkah  
diplomasi. Saya ingin mengatakan bahwa sejak terjadinya kasus ini  pemerintah 
telah bertindak. Sistempun telah bekerja. 


Saya juga  menekankan bahwa masalah seperti ini harus diselesaikan secara 
cepat,  
tegas dan tepat, karena berkaitan dengan kepentingan nasional kita.  Memelihara 
hubungan baik dengan negara sahabat, apalagi dengan Malaysia,  sangat penting. 
Tetapi, tentu kita tidak bisa mengabaikan kepentingan  nasional, apalagi jika 
menyangkut kedaulatan dan keutuhan NKRI. 


Dalam  kaitan ini, saya telah mengirim surat kepada Perdana Menteri Malaysia,  
yang intinya menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas terjadinya  insiden 
tersebut. Saya juga mendorong agar proses perundingan batas  maritim dapat 
dipercepat dan dituntaskan. Sementara itu, Kementerian  Luar Negeri telah 
memanggil Duta Besar Malaysia di Jakarta untuk  menyampaikan nota protes. 


Menteri Luar Negeri juga telah  melakukan komunikasi intensif dengan Menteri 
Luar Negeri Malaysia. Dalam  perkembangannya, alhamdulillah, ke-3 petugas 
Kementerian Kelautan dan  Perikanan itu kini telah kembali ke tanah air. 


Berkaitan dengan  ketiga petugas KKP tersebut, Pemerintah Indonesia menerima 
informasi  tentang perlakuan yang tidak patut yang dialami oleh mereka. Oleh 
karena  itu, pemerintah Indonesia meminta penjelasan atas kebenaran informasi  
itu. Melalui jalur diplomasi, diperoleh informasi bahwa Pemerintah  Malaysia 
saat ini sedang melakukan investigasi atas masalah perlakukan  terhadap tiga 
petugas KKP tersebut. 


Saudara-saudara,

Yang  jelas, di masa depan, insiden seperti ini harus kita cegah, agar tidak  
terus menimbulkan permasalahan di antara kedua negara. Upaya ini bisa  kita 
lakukan dengan cara segera menuntaskan perundingan batas wilayah di  antara 
Malaysia dan Indonesia, serta bentuk-bentuk koordinasi dan  kerjasama di antara 
kedua belah pihak, dengan semangat untuk tetap  memelihara hubungan baik kedua 
bangsa. 


Perihal penanganan  terhadap 7 nelayan Malaysia yang memasuki wilayah perairan 
Indonesia,  kepada mereka telah diambil tindakan-tindakan sesuai dengan 
peraturan  yang berlaku. Setelah prosesnya selesai mereka kita kembalikan ke  
Malaysia, sebagaimana kelaziman yang berlaku di lingkungan ASEAN selama  ini. 
Perlu diketahui, dalam kasus yang sama, banyak nelayan Indonesia  yang diduga 
memasuki wilayah perairan negara sahabat, juga dikembalikan  ke negeri kita.

Saudara-saudara se-bangsa dan se-tanah air,

Belajar  dari pengalaman ini, pemerintah Indonesia berpendapat bahwa solusi 
yang  
paling tepat untuk mencegah dan mengatasi insiden-insiden serupa  adalah, 
dengan 
cara segera menuntaskan perundingan batas wilayah antara  Indonesia dan 
Malaysia. Perundingan ini menyangkut batas wilayah darat  dan batas wilayah 
maritim, termasuk di wilayah selat Singapura, dan  perairan Sulawesi, atau 
perairan Ambalat. 


Indonesia berpendapat  bahwa perundingan menyangkut batas wilayah ini dapat 
kita 
percepat dan  kita efektifkan pelaksanaannya. Semuanya ini berangkat dari niat 
dan  tujuan yang baik, agar insiden-insiden serupa yang akan mengganggu  
hubungan baik kedua bangsa dapat kita cegah dan tiadakan. Saya sungguh  
menggaris-bawahi, sekali lagi, agar proses perundingan yang akan segera  
diteruskan oleh kedua pemerintah benar-benar menghasilkan capaian yang  nyata. 


Saudara-saudara,

Kedaulatan Negara dan keutuhan  wilayah adalah kepentingan nasional yang sangat 
vital. Pemerintah juga  sangat memahami kepentingan itu, dan terus bekerja 
secara  sungguh-sungguh untuk menjaga dan menegakkannya. Namun demikian, tidak  
semua permasalahan yang muncul dalam hubungan dengan negara sahabat  selalu 
terkait dengan kedaulatan dan keutuhan wilayah. Oleh karena itu,  kita harus 
bisa menilai dengan tepat setiap masalah yang muncul, agar  penyelesaiannyapun 
menjadi tepat pula. 

Meskipun demikian, sekecil  apapun permasalahan yang muncul dalam hubungan 
bilateral, akan tetap  kita selesaikan demi menunjang kepentingan nasional 
kita. 
Kita harus  senantiasa menjaga citra dan jatidiri kita sebagai bangsa yang  
bermartabat dalam menjalin hubungan internasional, tanpa kehilangan  prinsip 
dasar politik luar negeri yang bebas dan aktif, dan yang  diabdikan untuk 
kepentingan bangsa kita.

Sebagai Kepala Negara  dan Kepala Pemerintahan, saya juga merasakan apa yang 
dirasakan oleh  rakyat Indonesia. Saya sungguh mengerti keprihatinan, 
kepedulian, bahkan  emosi yang saudara-saudara rasakan. Dan apa yang dilakukan 
oleh  pemerintah sekarang dan ke depan ini, sesungguhnya juga cerminan dari  
keprihatinan kita semua.

Saya juga mengajak untuk menjauhi  tindakan-tindakan yang berlebihan, seperti 
aksi-aksi kekerasan, karena  hanya akan menambah masalah yang ada. Kekerasan 
sering memicu terjadinya  kekerasan yang lain. Harapan untuk menyelesaikan 
masalah ini dengan  serius dan tepat, tanpa disertai aksi-aksi yang destruktif, 
juga saya  terima dari saudara-saudara kita rakyat Indonesia yang saat ini 
berada  di Malaysia.

Saudara-saudara sekalian,

Cara kita menangani  hubungan Indonesia – Malaysia akan disimak dan diikuti 
oleh  
negara-negara sahabat di kawasan Asia, bahkan oleh dunia internasional.  Selama 
ini sebagai Pendiri ASEAN, Indonesia sering dijadikan panutan di  dalam 
menyelesaikan berbagai konflik yang terjadi di kawasan, maupun di  belahan bumi 
yang lain. Oleh karena itu, marilah seraya kita tetap  memperjuang-kan 
kepentingan nasional kita, karakter dan peran  internasional Indonesia yang 
konstruktif, dan dengan semangat untuk  memelihara perdamaian, terus dapat kita 
jaga. 


Terakhir, insiden  yang terjadi antara Indonesia dan Malaysia baru-baru ini 
akan 
kita  tuntaskan penyelesaiannya. Indonesia akan terus mendorong Malaysia untuk  
benar-benar menyelesaikan perundingan batas wilayah yang sering memicu  
terjadinya insiden dan ketegangan. Dengan demikian, dengan dapat  dicegahnya 
ketegangan dan benturan-benturan yang tidak perlu, saya yakin  permasalahan, 
hubungan baik dan kerjasama bilateral antara Indonesia  –Malaysia akan 
berkembang lebih besar lagi.

Ke depan dalam  hubungan antar bangsa yang lebih luas, kita harus terus menjaga 
 
kedaulatan dan keutuhan wilayah kita, dan terus membangun diri menjadi  negara 
yang maju, sejahtera, dan bermartabat, dengan tetap menjaga  hubungan baik dan 
kerjasama dengan negara-negara sahabat. 

Sekian.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


      



      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke