Refleksi : Jangan dikira  semua jenderal adalah pemberani seperti Mr Rambo. SBY 
bukan Mr Rambo, beliau ada jenderal di belakang meja tulis, bukan jenderal di 
medan perang sekali pun pernah belajar ilmu perang di USA, Belgia dan Panama. 

Armada TNI AL itu belum tentu sudah sembuh dari 40% penyakit tidak layak 
berlayar. Angkatan Udara pun baru beli beberapa pesawat Shukoi  dengan kredit 
dari Rusia  dan pesawat-pesawat perlu dilengkapi pilot-pilotnya yang masih 
dilatih. Jadi terang saja  berdasarkan beberapa indikator yang dibebutkan 
diatas ini membuatSBY, panglima tertinggi NKRI takut dan gemetar menghadapi 
Malysia, bagaikan kucing tersiram air hujan.


http://us.detiknews.com/read/2010/09/02/083230/1433243/10/pdip-nilai-pidato-sby-tunjukkan-ketakutan-terhadap-malaysia


PDIP Nilai Pidato SBY Tunjukkan Ketakutan Terhadap Malaysia
Laurencius Simanjuntak - detikNews



Foto Terkait
 
SBY Pidato Soal Malaysia 
Jakarta - Ungkapan kekecewaan atas pidato Presiden SBY soal Malaysia juga 
disampaikan PDI Perjuangan. Partai oposisi ini menilai pidato tidak memberikan 
efek yang bisa membuat Malaysia lebih menghormati Indonesia.

"Bahkan pidato ini lebih menunjukkan ketakutan SBY akan Malaysia yang superior 
dan Indonesia yang tergantung pada Malaysia," kata Ketua Bidang Luar Negeri DPP 
PDI Perjuangan, Andreas Pareira, kepada detikcom, Kamis (2/9/2010).

"Tidak ada satu statement pun yang mengingatkan Malaysia akan sikap arogansinya 
selama ini. Bahkan terkesan SBY takut kalau hubungan
bilateral memburuk, kita yang dirugikan," imbuhnya.

Andreas menilai, isi pidato jauh dari sikap tegas seorang pemimpin dan seorang 
kepala negara, yang harga diri bangsanya dilecehkan oleh bangsa lain. Sikap 
presiden seperti itu, katanya, juga tidak akan merubah situasi apapun tentang 
hubungan kedua negara.

"Malaysia akan semakin arogan dan melecehkan Indonesia. Sementara rakyat akan 
semakin marah, dan mengambilnya caranya sendiri untuk mengatasi arogansi 
Malaysia," kata mantan anggota Komisi I DPR ini.

Menurut Andreas, sikap Presiden tersebut adalah cerminan sikap inferior yang
seharusnya tidak perlu dilakukan. Sebab realitanya, Malaysia juga banyak
membutuhkan Indonesia. Bahkan Malaysia lebih membutuhkan Indonesia, ketimbang 
Indonesia membutuhkan Malaysia.

"Malaysia tergantung dari TKI kita," tutupnya.
(lrn/ape) 





[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke