Waduh jagoan banget Menhan kita ini ! Blio rupanya sama sekali tidak menguasai 
nuansa bahasa Indonesia. Mengkhawatirkan artinya lain dengan menghormati. Yang 
di perlukan Indonesia sekarang, bukanlah kekuatan yang mengkhawatirkan 
tetangga, tetapi kekuatan yang dihormati tetangga, yang dihitung tetangga. Buat 
apa kekuatan yang cuma dipakai utk menakut-nakuti saja, yang dalam kenyataannya 
banci, ingat saja kausa Sipadan, atau pencolengan kekayaan laut kita.
 
Tapi memang jagoan kalau harus membela kepentingan segelintir pengusaha rusuh, 
jagoan kalau menghadapi rakyatnya sendiri, spt di Aceh, Papua dan entah dimana 
lagi.
 
hu

From: Satrio Arismunandar <satrioarismunan...@yahoo.com>
To: AIPI politik <aipi_poli...@yahoogroups.com>; Menwa UI Menwa 
<exmenwa...@yahoogroups.com>; angkasa <angkasaread...@yahoogroups.com>; news2 
<news-tran...@yahoogroups.com>; Kampus tiga <kampus-t...@yahoogroups.com>; PPI 
India <ppiindia@yahoogroups.com>; nasional-list 
<nasional-l...@yahoogroups.com>; Kahmi HMI <kahmi_pro_netw...@yahoogroups.com> 
Sent: Wednesday, January 18, 2012 2:50 PM
Subject: [nasional-list] Menhan: Kekuatan Militer RI Sudah Khawatirkan Negara 
Lain

  
Menhan: Kekuatan Militer RI Sudah Khawatirkan Negara Lain 
Laurencius Simanjuntak - detikNewsSelasa, 17/01/2012 21:49 WIB

Jakarta - Penguatan pertahanan negara lewat peningkatan pengadaan alat utama 
sistem persenjataan (alutsista) terus dilakukan pemerintah. Menteri Pertahanan 
Purnomo Yusgiantoro mengatakan bahkan kekuatan militer Indonesia sudah banyak 
membuat khawatir banyak negara.

"Saya buka saja, kita sudah banyak mengkhawatirkan negara lain," kata Menhan 
saat silaturahmi dengan pemimpin redaksi media massa di Gedung Jenderal TNI M 
Yusuf, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (17/1/2012).

Menhan mengatakan kekhawatiran negara lain itu tidak pas. Sebab, sama seperti 
China, RI membangun kekuatan militer karena pertumbuhan ekonomi dan pembangunan 
teknologi yang semakin membaik.

"Pembangunan kesejahteraan dan selalu diikuti dengan pembangunan keamanan," 
kata Menhan.

Dia menegaskan pengadaan alutsista yang terus dilakukan pemerintah saat ini 
adalah bukan untuk menyerang negara lain. "Bukan untuk offense, tapi defense. 
Menjaga kedaulatan kita," ujarnya.

Penjagaan kedaulatan itu, kata Menhan, bisa dilihat saat pesawat Sukhoi TNI AU 
menghimpit pesawat Wakil Perdana Menteri Papua Nugini. Hal itu dilakukan karena 
memang pesawat negara tetangga itu tidak mempunyai clearance.

"Kalau saya di lapangan, tidak ada clearance, ya saya perintahkan untuk 
terbang," ujarnya.

Menhan memaparkan, di darat TNI AD sudah memiliki batalyon infantri terbesar 
se-ASEAN, yakni 100 batalyon lebih. Di laut, TNI AL memiliki frigad, dan di 
udara TNI AU akan memiliki dua skuadron Sukhoi.

Kementerian Pertahanan selama tahun 2009-2014 memiliki anggaran Rp 150 triliun 
untuk pengadaan alutsista. Rinciannya, Rp 50 triliun untuk pengadaan, Rp 45 
triliun untuk perawatan, dan Rp 50 triliun untuk produksi dalam negeri.

(lrn/rdf) 

Satrio Arismunandar 
Executive Producer, News Division Trans TV, Lantai 3
Jl. Kapten P. Tendean Kav. 12 - 14 A, Jakarta 12790 
Telp: 7917-7000 ext: 3542;   Fax: 021-79184558
HP: 0819 0819 9163
http://satrioarismunandar6.blogspot.com
http://facebook.com/satrio.arismunandar




Browser anda tidak mendukung iFrame  

Kirim email ke