BERITA SORE
21/9/2005

     
      Elisa Sederhana Harahap, istri wartawaan Berita Sore, Elyuddin 
Telaumbanua, menangis terisak-isak di depan anggota DPRD Sumut, Rabu [21/09] 
mengadukan penganiayaan dan penculikan suaminya. 
      [ Berita Sore/Irham H Nasution ] 
     

     
      Wakil Ketua Komisi A DPRD Sumut Nurdin Ahmad didampingi anggota Komisi A 
Daniel Duha menerima keluarga Elyuddin Telaumbanua yang didampingi sejumlah 
insan pers di daerah ini di ruang Komisi A DPRD Sumut, Rabu (21/09). [Berita 
Sore/Irham H Nasution]
     

Istri Wartawan Berita Sore Menangis Di DPRD Sumut
TOLONG SAYA...! 

MEDAN ( Berita ): Dalam suasana amat mengharukan, istri wartawan Berita Sore 
(BS) Elyuddin Telaumbanua, 51, menangis terisak-isak di hadapan anggota Komisi 
A DPRD Sumut di gedung dewan Jalan Imam Bonjol Medan, Rabu (21/09), mengadukan 
penculikan dan penganiayaan sadis yang dialami suaminya. 

"Saya punya anak empat, dua laki-laki dua perempuan. Suami saya adalah tulang 
punggung keluarga yang hingga kini tidak diketahui nasibnya," ujar Elisa 
Sederhana Harahap, 50, dengan berurai airmata. 

Istri wartawan BS ini datang dari Gunung Sitoli, Nias, bersama sejumlah iparnya 
(saudara kandung korban) masing-masing Satinia Telaumbanua, Hermina 
Telaumbanua, Notis Telaumbanua dan M Ria Telaumbanua. 

Suasana hening, suara isak tangis istri wartawan BS ini sesekali terdengar. 
Sejumlah wartawan media cetak, media elektronik dan beberapa pengurus Aliansi 
Jurnalis Independen (AJI) Medan tampak diliputi keharuan yang mengharu-biru. 

"Saya bisa memahami apa yang dialami pihak keluarga korban, apalagi Elyuddin 
Telaumbanua adalah tulang punggung keluarga," ujar Wakil Ketua Komisi A DPRD 
Sumut Nurdin Ahmad didampingi anggota Komisi A Daniel Duha. 

Dia menyesalkan terjadinya tindakan sadis yang cenderung makin menggejala 
belakangan ini; termasuk yang dialami wartawan. Nurdin Ahmad mengharapkan agar 
AJI ikut memasyarakatkan pengamalan Pancasila. 

Sedangkan anggota Komisi A DPRD Sumut Daniel Duha yang menjadi anggota dewan 
asal pemilihan Nias dan Nias Selatan bersuara sangat keras dan mengecam 
perilaku sadis yang dialami wartawan Berita Sore Elyuddin Telaumbanua, atau 
yang akrab dipanggil Bang Ely. 

"Saya heran dan sangat kecewa, kenapa kasus ini tidak dapat diungkap sampai 
sekarang. Apakah karena ada orang yang ' sangat kuat ' terlibat," ujar Daniel 
Duha. 

Diingatkannya, kasus penculikan dan penganiayaan wartawan Berita Sore ini telah 
melewati rentang waktu hampir satu bulan, tapi tetap tidak bisa dituntaskan. 

"Nias dan Nias Selatan tidak sama dengan Medan. Pelakunya saya yakin masih 
tetap di situ," ujarnya. 

Notis Telaumbanua, adik kandung korban, mengungkapkan, pihak keluarga telah 
tiga kali mendatangi Polres Nias Selatan untuk menanyakan sejauh mana proses 
pengusutan kasus penganiayaan dan penculikan Elyuddin Telaumbanua. 

"Tapi, jawaban yang kami peroleh tidak memuaskan. Karena itu, kami mendatangi 
para wakil rakyat agar ikut mendesak instansi berwenang sehingga kasus ini 
dapat segera diusut tuntas," ujar Notis Telaumbanua. 

Dia menjelaskan, berdasarkan saksi mata di lokasi kejadian, wartawan Berita 
Sore Elyuddin Telaumbanua dianiaya, dikeroyok, kemudian diculik sekelompok 
orang di Teluk Dalam, Nias Selatan pada 24 Agustus 2005. Peristiwa ini langsung 
diadukan ke Polres Nias Selatan pada hari kejadian. 

Sekretaris AJI Medan Dedy Ardiansyah mengaku sangat yakin Komisi A DPRD Sumut 
mampu memperjuangkan aspirasi ini sehingga instansi berwenang mengusut tuntas 
kasus penganiayaan wartawan Berita Sore Elyuddin Telaumbanua. 

"Ini adalah salah satu kasus kekerasan yang dialami wartawan dari sekian kasus 
yang seharusnya tak perlu terjadi," ujarnya. Dedy Ardiansyah mengharapkan agar 
Komisi A DPRD Sumut mengundang Kapoldasu dan Kajatisu. 

Koordinator Liputan/Wartawan Berita Sore Hendrik Prayetno juga meminta agar 
Kapoldasu mengusut tuntas penganiayaan dan penculikan wartawan BS Elyuddin 
Telaumbanua. "Ini musibah pers, khususnya di daerah ini," ujar Hendrik. (irh)

++++
BERITA SORE
21/9/2005


      Kasus Hilangnya Wartawan Berita Sore
      * Praktisi Hukum : Ada Apa ?

      JAKARTA ( Berita ) : Penganiayaan dan penculikan wartawan Harian Berita 
Sore Elyudin Telaumbanua  di Desa Saewe, Kecamatan Gunungsitoli, yang sudah 
memasuki minggu keempat belum juga menunjukkan titik terang, jelas menjadi 
tanda tanya yang sangat serius  dan harus dijawab. 
      'Jangankan pelaku penganiayaan dan penculikan, untuk mengetahui motif 
kasus yang menimpa wartawan  Berita Sore di Nias itu pun sama sekali kabur. Ini 
ada apa ? Apa faktor X yang menghambat pengusutan dan pengungkapan itu?,' kata 
praktisi hukum Aldentua Siringo-ringo kepada Berita di Jakarta, Selasa (20/9). 

      Bila pengusutan dan penyelidikan untuk mengung-kap kasus penculikan dan 
penganiayaan wartawan BS terasa lamban dilakukan pihak kepolisian, Aldetua 
meminta organisasi wartawan Indonesia, seperti PWI dan AJI segera membentuk tim 
investigasi  yang hasilnya nanti  langsung disampaikan kepada Presiden Susilo 
Bambang Yudhoyono,  DPR-RI, Kapolri Jenderal Pol Sutanto dan Komnas HAM di 
Jakarta. 

      Pembentukan tim investigasi ini perlu, agar data yang  dilaporkan cukup 
akurat dan diperoleh langsung dari lapangan. 'Kasus Udin wartawan Bernas 
sembilan tahun lalu, juga melibatkan tim investigasi disamping penyelidikan 
yang dilakukan kepolisian,'[ saran alumni Fakultas hukum USU ini. 

      Dia menegaskan, penganiayan dan peculikan terhadap wartawan adalah 
tindakan  yang tidak manusiawi dan melanggar HAM. Untuk itu, dia mengingatkan 
agar kejahatan terhadap wartawan yang mejalankan tugas jurnalitiknya 
dihentikan. 

      'Pekerjaan wartawan adalah pekerjaan profesi yang sangat mulia dan 
dilindungi UU. Wartawan yang menjalankan tugasnya mengumpulkan dan mencari 
informasi, adalah tugas mulia demi memenuhi hak publik untuk mendapat informasi 
sebanyak-banyanya, tanpa wartawan yang bertugas dilapangan  hak memperoleh 
informasi bagi masyarakat umum jelas terhambat',  tegas Aldentua. 

      Belum terungkapknya motif dan siapa pelaku penganiayaan dan penculikan 
wartawan Beritas Sore  sampai hari ini , menurutnya  adalah waktu yang cukup 
lama . Pasalnya dalam waktu seminggu tidak terungkap, korban biasa diapa-apakan 
oleh penculiknya, Bahkan  kemungkinan nyawa  wartawan Berita Sore  itu sudah 
habis. 

      Dia menekankan, begitu pentingnya pengungkapan kasus itu, dan menyarankan 
pengurus PWI dan AJI  di daerah Sumut melakukan kordinasi dengan PWI-AJI pusat 
untuk membetuk  dengan segera  Tim  investiagsi, harap Aldentua Siringo-ringo. 
(aya) 
     
        


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/uTGrlB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke