Refleksi: Untuk melengkapi artikel berjudul seperti diatas yang terdahulu 
dikirim  :   http://www.sinarharapan.co.id/berita/0510/15/opi01.html 
disampaikan:


http://www.sinarharapan.co.id/berita/0510/01/opi04.html  

Gereja Dibela oleh Tukang  Ojek dan Becak
Oleh
Saumiman Saud

Tengah malam itu, saya terbangun. Rupanya telepon berdering di kesunyian 
malam. "Halo, selamat . Ada yang bisa dibantu?" sapaku.

"Pak Valen, ini dari Theo," suaranya bergetar. Saya mengenali itu suara 
Teophilus, rohaniwan gereja cabang di perumahan Bukit Asri.

"Ada apa, pak?"

"Gawat, Pak. Barusan Gereja Bukit Asri dikepung massa. Mereka mempertanyakan 
apa gereja ini sudah ada izin atau IMB. Pak RT menyerahkan surat pernyataan 
penghentian ibadah dan penutupan gereja. Saya diminta tanda tangan, tapi 
saya tolak."

"Lalu bagaimana kondisi sekarang?"
"Aman, Pak. Mereka sudah dibubarkan oleh polisi. Tapi besok saya diundang 
rapat di kecamatan."

"Syukurlah, Pak. Kami doakan agar Tuhan memberi hikmat dan perlindungan."

***

Esoknya saya, Theopilus, dan beberapa penatua hadir dalam pertemuan di 
kantor Camat. Di sana sudah ada Ketua RT, Ketua RW, Lurah, Camat, Kapolsek, 
dan para pemuka agama. Pak RT dipersilakan berbicara tentang masalah yang 
terjadi.

"Bapak Pendeta, kami mendapat banyak laporan keberatan dari warga RT 03 
tentang keberadaan gereja di perumahan warga Bukit Asri. Mereka merasa 
terganggu dengan ibadah tiap hari Minggu dan suara musik band tiap Sabtu 
malam. Apakah gereja ini ada izinnya atau IMB ?" tanya pak RT.

"Pak, gereja kami memang tidak ada IMB. Sudah 15 tahun sejak berdirinya 
gereja, kami sudah mencoba mengurus izin, tapi tidak pernah dikabulkan. 
Kalau soal keberatan, warga mana yang keberatan? Soalnya kami punya daftar 
tanda tangan warga yang setuju dengan pendirian gereja pada tahun 1988," 
saya menjelaskan.

Pak RT menyerahkan selembar kertas penuh tanda tangan warga yang keberatan. 
Setelah dibaca, ternyata itu beberapa warga yang baru pindah ke RT 03. 
Selebihnya adalah bukan warga sekitar gereja, tapi dari kelurahan lain.

"Maaf, pak. Ini kan tidak signifikan. Yang benar-benar warga RT03 cuma 2 
orang, itu pun mereka pindah kemari belum ada setahun," tanya Theopilus.

"Meski cuma 2 orang, kalau merasa terganggu dengan gereja, kami patut dengar 
aspirasinya," suara pak RT mulai meninggi.

"Pak, gereja di sini bukan baru setahun dua tahun. Kami sudah lama di sini, 
sejak berdirinya perumahan ini 15 tahun lalu. Kami tidak melakukan sesuatu 
yang merusak, malahan kami membantu membina dan meningkatkan moral spiritual 
masyarakat."

"Kami ini mayoritas! Minoritas harus tunduk pada mayoritas!"

"Bapak sebagai Ketua RT kok bisa bilang mayoritas. Seharusnya Bapak 
mengayomi semua golongan masyarakat, tanpa memandang mayoritas atau 
minoritas."
"Pokoknya gereja harus ditutup. Kalau tidak, akan kami ratakan dengan tanah. 
Massa siap bergerak."

Terjadilah adu argumentasi dan suasana menjadi panas. Akhirnya Pak Lurah dan 
Pak Camat menengahi. Mereka meminta masing-masing pihak tetap berkepala 
dingin dan menghindarkan tindak kekerasan. Pihak gereja diberi waktu 1 bulan 
untuk merundingkan hal ini dan disarankan untuk pindah ke tempat lain.

***
Hari Minggu para penatua mengadakan rapat. Diputuskan untuk mengantisipasi 
keadaan, gedung gereja diberi lapisan peredam suara. Alat musik band 
sementara waktu tidak dipakai. Ini supaya suara dari dalam gereja tidak 
mengganggu warga sekitar.

Diumumkan kepada warga gereja untuk mendoakan masalah ini. Setiap hari Sabtu 
diadakan doa puasa. Para penatua dan aktivis berdoa di gereja sejak jam 
05.00 sampai 07.00 pagi. Lalu dilanjut dengan doa di rumah atau di kantor 
bagi yang bekerja. Sore jam 18.00 diadakan doa dan makan bersama di gereja.

Sementara itu, sudah tampak usaha-usaha menutup jalan masuk menuju gereja 
oleh orang-orang yang tidak suka dengan keberadaan gereja. Jalan utama 
menuju gereja diportal dan ditutup setiap hari Minggu.

Warga gereja yang hendak menuju gereja terpaksa berjalan kaki sekitar 2 km 
memakai jalan alternatif. Meski dipersulit, ibadah minggu tetap berjalan 
seperti biasa.

Tanpa diduga oleh warga gereja, ternyata peristiwa ini meresahkan para 
tukang becak dan tukang ojek di perumahan Bukit Asri. Mereka yang biasa 
mendapat penumpang dan mengantar ke gereja, mulai berkurang pendapatannya, 
apalagi sekarang jalan utama ditutup sehingga harus memutar lebih jauh.

"Payah, Mas. Sekarang penghasilan saya jadi kurang. Biasanya hari Minggu 
bisa dapat 100.000, sekarang cuma 20.000," keluh Parto, tukang ojek 
langganan saya.

"Yah, kami juga lagi prihatin kok, Mas," jawab saya.

"Yang nggak setuju dengan gereja kan cuma 2 orang saja. Mending dia yang 
pindah dari sini. Betul nggak, Mas?" ujar Parto

***.

Keesokan harinya saya terkejut membaca berita koran pagi. Isinya tertulis: 
"Sejumlah tukang ojek dan tukang becak mengusir warga yang keberatan 
terhadap gereja." Ketika saya telepon Theopilus, dia membenarkan berita 
tersebut.

"Pak Valen, kemarin 2 warga RT 03 yang sentimen terhadap gereja didemo oleh 
tukang ojek dan tukang becak. Mereka dianggap sebagai biang kerok menurunnya 
penghasilan para tukang ojek dan tukang becak."

"Lalu gimana sekarang?"
"Dua orang itu diminta pindah secepatnya dari perumahan. Kalau tidak, rumah 
mereka akan diacak-acak."

Oleh imbauan penatua gereja, para tukang ojek dan tukang becak tidak sampai 
melakukan tindak kekerasan. Disepakati, dua warga itu membuat surat 
pernyataan tidak keberatan terhadap keberadaan gereja.

Tanpa diduga keberadaan gereja dibela oleh para tukang ojek dan tukang 
becak. Memang selama ini, gereja ada perhatian kepada mereka. Setiap Lebaran 
dan Natal, gereja memberikan bingkisan sembako buat mereka.

Rupanya kehadiran gereja dirasakan manfaatnya oleh mereka sehingga ketika 
ada yang mempermasalahkan keberadaan gereja, justru merekalah yang membela 
dan mempertahankan gereja.

Tuhan dapat memakai apa dan siapa saja untuk melindungi umat-Nya. Sampai 
sekarang, warga jemaat Bukit Asri dapat beribadah dengan tenang tanpa 
gangguan. Soli Deo Gloria.

Penulis adalah rohaniwan, tinggal di Bogor.

Copyright © Sinar Harapan 2003
 


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/uTGrlB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke