http://www.kompas.com/kompas-cetak/0510/17/opini/2130948.htm

 
Negara Kesejahteraan 
AMICH ALHUMAMI



Bila membaca ulang UUD 1945, akan tertangkap spirit amat kuat bahwa para 
founding father sejatinya ingin membangun Indonesia menjadi negara 
kesejahteraan modern (modern welfare state).

Simak kata-kata emas preambul konstitusi, ...membentuk suatu Pemerintahan 
Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia...untuk memajukan 
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan 
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan 
sosial....

Pemikiran para pendiri bangsa tentang negara kesejahteraan lahir karena mereka 
mengenyam pendidikan Eropa, menjalin pergaulan intelektual dan bersentuhan 
dengan gagasan para pemikir sosial ekonomi, yang menganut ide modern welfare 
state.

Ide negara kesejahteraan modern, menjadi mainstream di Belanda, Inggris, 
Perancis, Jerman, dan negara-negara Skandinavia seperti Swedia, Finlandia, atau 
Norwegia.

Soekarno mengusung propaganda anti- neoimperilaisme dan neokolonialisme, 
membangkitkan semangat perjuangan politik dan membangun ekonomi berdikari. 
Sjahrir menjadi pemimpin Partai Sosialis Indonesia menawarkan gagasan 
sosialisme ekonomi. Mohammad Hatta memelopori gerakan ekonomi rakyat melalui 
koperasi dan pasar sosial.

Ketiga tokoh itu, meski akhirnya menempuh jalan politik berbeda, memiliki 
gagasan sama dalam membangun negara kesejahteraan.

Basis ideologi politik

Kini, setelah 60 tahun merdeka, di atas landasan filsafat sosial apakah sistem 
perekonomian Indonesia dibangun? Sistem politik nasional dikembangkan dari 
basis ideologi apa? Demokrasi sosial atau liberal? Di mana posisi Indonesia di 
tengah gempuran kapitalisme global dengan genre baru ekonomi neoliberal? Apakah 
kita sudah meninggalkan ide negara kesejahteraan warisan pendiri bangsa dan 
memilih kapitalisme pasar? Apakah kita bersikukuh menganut paham economic 
prosperity dan social market, atau bulat memilih neoliberal dan free market 
economy? Tak ada jawaban pasti karena tiap rezim (Orde Lama, Orde Baru, Orde 
Reformasi) tak pernah menegaskan pilihan paham ekonomi yang dianut.

Debat ihwal negara kesejahteraan telah berlangsung lama. Secara sederhana, 
negara kesejahteraan didefinisikan, is a state which provides all individuals a 
fair distribution of the basic resources necessary to maintain a good standard 
of living (Richard Quinney, The Prophetic Meaning of Modern Welfare State, 
1999).

Tujuan pokok negara kesejahteraan, antara lain, (i) mengontrol dan 
mendayagunakan sumber daya sosial ekonomi untuk kepentingan publik; (ii) 
menjamin distribusi kekayaan secara adil dan merata; (iii) mengurangi 
kemiskinan; (iv) menyediakan asuransi sosial (pendidikan, kesehatan) bagi 
masyarakat miskin; (v) menyediakan subsidi untuk layanan sosial dasar bagi 
disadvantaged people; (vi) memberi proteksi sosial bagi tiap warga.

Debat negara kesejahteraan

Debat tentang negara kesejahteraan terfokus pada dua konsep: social welfare dan 
economic development, yang oleh James Midgley disebut antithetical notions. 
Pembangunan ekonomi berkenaan dengan pertumbuhan, akumulasi modal, dan 
keuntungan ekonomi; sedangkan social welfare berhubungan dengan altruisme, 
hak-hak sosial, dan redistribusi aset. Yang pertama adalah jalan menciptakan 
kekayaan, meningkatkan kualitas dan standar hidup. Yang kedua, mekanisme 
redistribusi kekayaan untuk membiayai layanan sosial bagi masyarakat miskin dan 
tertindas (Midgley, Growth, Redistribution, and Welfare: Toward Social 
Investment, 2003).

Melalui intervensi kebijakan yang tepat, merujuk pada social welfare to work, 
pembangunan sosial dapat diarahkan untuk (i) menciptakan lapangan kerja, (ii) 
mengembangkan modal manusia, (iii) memobilisasi modal sosial, (iv) 
mengakumulasi aset produktif, dan (v) merintis serta mengembangkan usaha kecil 
dan menengah.

Semua itu akan meningkatkan pendapatan, berdampak pada peningkatan kualitas dan 
standar hidup, menstimulasi pertumbuhan. Dengan demikian, social development 
bisa berarti economic development, dan perwujudan negara kesejahteraan tak 
semata-mata dalam bentuk kebijakan dan program sosial seperti (i) social safety 
net, (ii) social security, (iii) social insurance, atau (iv) social subsidy.

Muncul pertanyaan, apakah pemberian subsidi kepada orang miskin sebagai 
kompensasi kenaikan harga BBM bisa disebut penjelmaan negara kesejahteraan? 
Mungkin program-program sosial seperti Bantuan Operasional Sekolah (BOS), 
pengobatan gratis di rumah sakit kelas III, dan cash transfer, yang sedang 
berlangsung baru disebut quasi welfare state. Sebab, kebijakan dan program 
sosial itu bersifat superfisial, tidak dilandasi filosofi negara kesejahteraan 
yang kuat. Bahkan program- program itu lebih sebagai siasat politik guna 
meredam gejolak sosial.

Selama ini kita belum pernah membangun kelembagaan publik dan menyiapkan 
perangkat sistem yang mendukung program sosial secara permanen dan 
berkelanjutan. Kita pernah mengembangkan (i) Inpres Desa Tertinggal, (ii) 
Proyek Padat Karya, (iii) Program Pengembangan Kecamatan, dan (iv) 
Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan, yang disebut pemberdayaan masyarakat 
miskin. Sebagian program itu terhenti dan yang berlangsung pun tak ada jaminan 
keberlanjutannya.

Di tengah krisis sosial ekonomi akut, kita harus mampu merumuskan strategi 
dalam mewujudkan negara kesejahteraan. Kita perlu belajar dari bangsa-bangsa 
Eropa yang berhasil keluar dari the Great Depression pada tahun 1930-an, 
membangun modern welfare state.

Amich Alhumami Peneliti Sosial Ekonomi, Bekerja di Direktorat Agama dan 
Pendidikan Bappenas


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/uTGrlB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke