Yang jangan kita lupakan: Indonesia yang adalah kelanjutan dari
    Hindia Belanda itu batasnya ditentukan doeloe  oleh kolonialis
    Belanda yang berunding dengan kolonialis Sepanyol, Portugis dan
    Inggeris atau main serobot daerah orang  ... 

    Dan bukan oleh nenek moyang orang Aceh, Melayu, Timor,
    Papua, Menado, Sangihe dll. 

    Tidak ada 'ikrar' antara orang Papua dan orang Aceh atau Bali
    untuk mendirikan NKRI.

    Dan jangan kita lupa, hasil keputusna KMB juga adalah dibentuknya
    Repbulik Indonesia Serikat... 
 

On 18 Oct 2005, at 9:49, anton wrote:

> === maaf bung elceem , saya kelupaan mendelete postingan sebelumnya . ini
> saya kirim ulang yang sudah didelete===
> 
>  
> 
>  
> 
> Waduuh saya juga orang awam dalam politik nich ..
> 
>  
> 
> Hanya setahu saya , "ikrar" tersebut bukan hanya sekedar "ikrar" . Dengan
> ikrar tersebut berarti daerah / suku tersebut juga menyerahkan sebagian
> hak-nya untuk diatur oleh pemerintah "pusat" negara tersebut . Sebagai
> gantinya , daerah tersebut akan diberikan hak untuk dilindungi , di"nafkahi"
> , dan (dalam kasus Indonesia) juga hak untuk memilih pemerintah pusat-nya .
> Hasil dari "ikrar" berbagai suku/daerah ini akan dirumuskan dalam konstitusi
> yang merupakan landasan Negara tersebut , yang kemudian diterjemahkan secara
> detail dalam UU dsb . 
> 
>  
> 
> Kalau suatu daerah sebutlah mencabut "ikrar" nya , tidak secara otomatis
> daerah tersebut akan bisa lepas dari negara tersebut karena ikrar mereka
> sudah jadi satu dengan ikrar daerah-daerah atau suku-suku yang lain . Kalau
> suatu ikrar dicabut dia harus mendapat persetujuan dari semua daerah yang
> lain yang ikut membentuk Negara tersebut (bisa lewat referendum atau
> keputusan siding paripurna MPR) . Kalau disetujui , maka baru dia bisa lepas
> . Kalau tidak maka daerah tersebut akan tetap dianggap sebagai bagian dari
> suatu Negara dan kalau tetap memaksa memisahkan diri , maka akan dianggap
> sebagai gerakan separatisme . Kenapa semua harus ikut terlibat , karena
> "batu " yang diberikan oleh daerah itu sudah menjadi bagian dari fondasi
> Negara tersebut , kalau tiba-tiba dicabut , maka "fondasi" Negara tersebut
> bisa goyang bahkan runtuh . Apakah daerah-daerah lain bisa setuju atau tidak
> dengan situasi tsb ?
> 
>  
> 
> Menurut saya beda dengan kolonialisme adalah pada sukarela atau paksaan .
> Kolonialisme menguasai suatu daerah dan kemudian memaksanya menjadi bagi
> dari negara asal . Sedangkan kalau "kenegaraan" (saya nggak tahu istilah
> tepatnya , beberapa daerah secara bersama-sama , karena merasa punya
> kesamaan dalam tujuan , setuju untuk bergabung dalam suatu wadah negara
> untuk mencapai tujuan . Kolonialisme pun bisa berujung dengan bergabungnya
> suatu daerah kepada negara penjajahnya , mungkin contoh yang jelas adalah
> Irian Jaya / papua Barat dengan Pepera-nya (makanya pencabutan pepera banyak
> diwacanakan). 
> 
>  
> 
> Kenapa saya bilang Bali untuk angkat senjata kalau mau lepas karena saya
> ngga yakin pemerintah pusat NKRI atau daerah-daerah lain akan mau kehilangan
> Bali begitu saja . Apalagi setelah kasus Timtim , slogan NKRI adalah final ,
> maka akan sulit buat Bali untuk melepas diri dan mendapat restu dari
> semuanya ? Kemungkinannya jadi hanya satu yaitu melawan dan memberontak ,
> pemerintah pusat akan menganggap itu sebagai separatisme ( sedang Bali akan
> menganggap itu sebagai perang kemerdekaan (mirip seperti kasus aceh) )..
> maka pemerintah pusat akan mengirim tentaranya untuk menindas
> "separatis-separatis Bali"
> 
>  
> 
> Salam
> 
>  
> 
> anton
> 
>  
> 
>  
> 
>             
> 
>   _____  
> 
> From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf
> Of yasuaki_kurata05
> Sent: Tuesday, October 18, 2005 8:05 AM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: [apakabar] Re: Ke Bali-mu aku kan kembaliii....
> 
>  
> 
> Saya yang awam dalam hal politik pengen bertanya nih :
> 
> Pertanyaan lugu saya : kalau suatu wilayah, misalnya Bali atau Yogya 
> ingin melepaskan diri dari Indonesia, kenapa pemerintah pusat harus 
> mengirimkan tentara untuk berperang ? Bukankah kebangsaan itu 
> dibentuk oleh kesediaan daerah-daerah untuk bergabung sehingga 
> membentuk suatu negara ? Jadi, kalau suatu saat Bali, misalnya,  
> ingin merdeka, kenapa kita (pemerintah pusat) harus sewot ya ? 
> Memang sih dulu ada ikrar tapi apa ikrar itu nggak boleh diubah wong 
> yang bikin ikrar dulu itu mungkin cuma 25% yang masih hidup. 
> 
> Kalau pusat punya legitimasi untuk memerangi setiap daerah yang mau 
> merdeka, sebetulnya apa bedanya antara kenegaraan dengan 
> kolonialisme sih ? 
> 
> YasKur
> 
> 
> 
> 
> 




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/uTGrlB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Kirim email ke