tapi iya loh... 

kalo mo makan, dimeja makan pilihannya ada tempe, tahu, ayam plus sayur  

gw mending tempe.. ayam udah bosan

di jepang, tempe udah dipaten-kan
sempat jadi polemik.. masa mo bikin tempe harus bayar dulu royalti

ternyata, tempe untuk bahan cosmetik.. bukan yg dimakan





________________________________
 From: musikhariini <musikhari...@yahoo.com>


  

Pria pemakan tahu dan tempe adalah pria jantan. Paling tidak itulah yang 
tersirat dari hasil penelitian terakhir, menyangkut produk makanan yang berasal 
dari kacang kedelai. Sejumlah unsur aktif dalam kacang kedelai terbukti 
mencegah kanker, termasuk kanker prostata yang membuat pria kehilangan 
kemampuan seksualnya.
Jadi, istilah bangsa tempe atau semangat selembek tahu, tidak lagi berlaku 
dalam dunia medis. Ternyata, kacang kedelai atau makanan olahan darinya seperti 
tahu atau tempe, memicu produksi molekul pencegah kanker prostata dan kebotakan 
pada pria. Molekulnya disebut Equol, dihasilkan di dalam saluran pencernaan, 
ketika produk makanan dari kacang kedelai dicerna. Kanker prostata, selain 
menyebakan potensi seksual pria menjadi loyo, juga dapat memicu kematian. 
Molekul Equol, sebagai produk dari dalam tubuh manusia sendiri, ketika mencerna 
kacang kedelai ditemukan sekitar 20 tahun lalu, oleh Keneth Setchell PhD, 
direktur bagian spektrometri massa klinis, di rumah sakit anak-anak Cincinnati. 
Dalam penelitian lanjutan, yang dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas 
Colorado, universitas Brigham Young dan rumah sakit anak-anak Cincinnati, 
ditemukan khasiat Equol dalam pencegahan kanker prostata dan kebotakan pada 
pria tsb. Seperti diketahui, penyakit kanker
 prostata merupakan masalah utama kesehatan pria berusia di atas 50 tahun di 
negara barat. Di Jerman saja, setiap tahunnya sekitar 29.000 pria terserang 
kanker prostata. Sementara di Amerika Serikat, setiap tahunnya muncul 220.000 
kasus baru kanker prostata. Jika diambil rata-rata kasus, separuh dari pria 
berumur di atas 50 tahun, biasanya mengalami pembesaran kelenjar prostata. 
Tapi, perubahan anatomi itu, mayoritasnya tidak berbahaya. Hanya jika 
pembesaran prostata itu, merupakan kanker ganas, penderitanya harus menjalani 
pengobatan medis. Tingkat kematian penderita penyakit kanker prostata, 
rata-rata 50 per 100.000 kasus. Molekul Equol, ternyata berfungsi memblokir 
fungsi hormon lelaki dyhidro-testosteron disingkat DHT, yang mendorong 
tumbuhnya kanker prostata dan kebotakan pada pria. Memang, beberapa tahun 
sebelumnya industri farmasi mengembangkan obat, yang berfungsi mencegah 
aktifnya enzym tertentu, yang mengubah testosteron menjadi DHT. Akan
 tetapi, obat-obatan itu memiliki dampak sampingan yang merugikan. Sementara 
molekul Equol, tidak berkerja mencegah terbentuknya DHT, tapi mencegah DHT 
berfungsi. Ibaratnya DHT, yang dalam kondisi normal menstimulir pertumbuhan 
kanker dan kebotakan itu, diberangus kaki dan tangannya. Dengan itu, Equol 
mencegah DHT melakukan reaksi dengan reseptor androgen, yang berarti mencegah 
pembesaran kelenjar prostata. Dengan cara bereaksi langsung dan menon-aktifkan 
DHT, tanpa mempengaruhi produksi testosteron, Equol mengurangi dampak merugikan 
hormon lelaki, tanpa mempengaruhi keuntungannya. Demikian kata prof. Robert 
Handa peneliti senior dari fakultas biomedik sains Universitas Colorado. 
Kelebihan molekul Equol adalah, secara bersamaan menghambat fungsi hormon 
androgen, sekaligus mempengaruhi aksi hormon estrogen. Ujicoba pada tikus 
percobaan di laboratorium, membuktikan, pemberian suntikan Equol pada tikus 
jantan, menyebabkan pengecilan kelenjar prostata. Dalam
 penelitian lebih lanjut, tikus percobaan diangkat kelenjar buah pelirnya, 
sehingga dengan begitu tikus tidak lagi memproduksi DHT. Para peneliti kemudian 
menyuntukan dihydro-testosteron pada tikus yang diangkat buah pelirnya. 
Ternyata kelenjar testosteron tikus membesar. Tetapi jika tikus percobaan hanya 
diberi suntikan Equol saja, tidak terjadi dampak apapun. Jika secara bersamaan 
disuntikkan DHT dan Equol, tidak terjadi perubahan anatomi pada prostata tikus. 
Rangkaian percobaan ini hendak membuktikan, Equol tidak mempengaruhi kadar 
hormon, tapi hanya memblokir fungsi DHT saja.

Contoh kasus Jepang
Ujicoba ini, dapat menjelaskan, mengapa kasus kanker prostata di kalangan warga 
Jepang jauh lebih rendah, dibanding kasus di kalangan warga AS atau Jerman. 
Padahal ketiga negara sama-sama tergolong negara industri maju. Penyebabnya, 
warga Jepang mengkonsumsi kacang kedelai dalam bentuk olahannya, yakni tahu, 
dalam jumlah cukup banyak. Inilah yang menjelaskan, mengapa kasus kanker 
prostata di kalangan warga Jepang, relatif kecil. Equol yang dihasilkan, ketika 
mencerna kacang kedelai, terbukti merupakan pelindung serangan kanker di 
kalangan warga Jepang. Selain kanker prostata, yang dapat menurunkan potensi 
seksual pada pria, masalah kebotakan juga menjadi problem sehari-hari di negara 
barat. Memang kebotakan tidak terkait secara langsung dengan kesehatan, dan 
lebih banyak berhubungan dengan penampilan serta rasa percaya diri. Tapi, jika 
sekitar 40 juta pria di AS mengaku stress, menghadapi masalah kebotakan ini, 
persoalannya tentu juga bukan main-main
 lagi. Sejauh ini, memang belum diketahui penyebab pasti kebotakan khas pada 
pria tsb. Diduga penyebabnya adalah gabungan rumit, antara gangguan hormonal 
dan faktor genetika. Namun, dalam penelitian, juga terbukti Equol dapat 
mencegah kebotakan. Salah satu penjelasan logisnya, Equol yang menghambat 
fungsi hormon yang merugikan, tapi membiarkan hormon yang menguntungkan, 
mencegah proses kebotakan akibat gangguan hormonal tsb. Juga khasiat Equol, 
yang berfungsinya mendorong aktivitas hormon wanita estrogen, diduga 
memperlambat proses rontoknya rambut, akibat pengaruh hormon lelaki 
testosteron. Dari berbagai ujicoba itu, para peneliti biomedis mengarapkan 
dapat membuat Equol sintetis. Dengan itu, dapat dibuat obat pencegah kanker 
prostata, kebotakan dan sekaligus obat penyegar kulit.

Isoflavon pencegah kanker
Tapi tentu saja penelitian khasiat kacang kedelai, tidak hanya berhenti pada 
molekul Equol, yang dihasilkan dalam tubuh. Penelitian juga diarahkan untuk 
menggali lebih dalam, khasiat yang terkandung dalam kacang kedelai itu sendiri. 
Misalnya, rendahnya kasus kanker di Jepang, tidak hanya menyangkut kanker 
prostata saja. Namun juga jenis kanker lainnya. Ternyata, konsumsi tahu, kecap, 
tempe atau makanan olahan lainnya dari kacang kedelai meningkatkan daya tahan 
terhadap kanker. Kuncinya, terletak pada senyawa yang disebut Isoflavon yang 
boleh dibilang, hanya terdapat pada kacang kedelai saja. Isoflavon dijuluki 
estrogen nabati, karena fungsinya yang mendorong metabolisme estrogen. Dalam 
ujicoba di laboratorium, terbukti senyawa Isoflavon mampu menghambat 
pertumbuhan beberapa jenis kanker. Diantaranya juga kanker prostata. Diduga, 
selain memicu produksi Equol, unsur aktif dalam kacang kedelai itu sendiripun, 
yaknia Isoflavon, berfungsi melakukan regulasi,
 untuk menghambat tumbuhnya kanker. Apakah hanya pria, yang diuntungkan dengan 
konsumsi produk makanan dari kacang kedelai ini? Bagaimana dengan wanita? 
Bukankah wanita sudah memiliki estrogen sendiri? Tentu saja, tidak hanya pria 
yang memetik keuntungannya. Juga wanita, diuntungkan dengan keberadaan unsur 
aktif Isoflavon maupun molekul Equol. Terutama pada wanita yang memasuki masa 
menopause, Isoflavon memiliki fungsi mengurangi rasa nyeri serta meningkatkan 
kepadatan tulang. Seperti diketahui, jika wanita memasuki masa menopause, 
produksi estrogennya berhenti. Masukan estrogen nabati dari produk makanan 
olahan kacang kedelai, ternyata hampir tidak menimbulkan dampak samping. Jadi, 
kita harus bangga menjadi bangsa tahu dan tempe, yang sebetulnya menjadikan 
pria tetap jantan dan wanita tetap sehat. (muj)


 

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke