http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/102006/15/syiar01.htm


"Suka Duka" Buruh Berpuasa 

SEORANG ibu muda yang bekerja sebagai buruh, sebut saja bernama Ny. Siti 
menumpahkan kekesalannya ketika berbelanja di Pasar Tanah Abang Jakarta. "Saya 
dengar harga sandang di Pasar Tanah Abang lebih murah. Ternyata sudah jauh-jauh 
datang dari Bandung harga barangnya sama, bahkan lebih murah di Bandung," kata 
warga kawasan Bandung Timur ini.

     
      SEORANG pekerja mengemas kain sarung di salah satu pabrik tekstil di 
Majalaya Kab. Bandung, Kamis (5/10). Karena penghasilan pas-pasan, buruh pabrik 
tak jarang terpaksa berutang untuk belanja kebutuhan Lebaran.*M. GELORA 
SAPTA/"PR" 
Bukan hanya soal harga, Ny. Siti juga harus berdesak-desakkan dengan para 
pembeli lainnya yang "menyemut" di pasar yang terkenal dengan sandang murahnya. 
"Untuk bergerak saja susah. Terpaksa deh bertabrakan dengan para pembeli lain 
agar bisa lewat," ungkapnya.

Nasib Ny. Siti dialami oleh "Siti-Siti lain" yang berjuang mendapatkan bekal 
untuk Lebaran seperti pakaian dan kue-kue. Pemandangan sama juga bisa ditemui 
hampir di tiap pasar di Kota Bandung, sehingga kemacetan lalu lintas pun tidak 
terelakkan. Pasar Baru, ITC Kebonkalapa, Dalem Kaum, maupun supermarket atau 
mal diserbu masyarakat yang ingin tampil beda saat Lebaran.

Kerumuman makin sesak apabila ada program diskon besar-besaran mulai dari 20 
persen sampai 80 persen. Dengan "sigap" tangan ibu-ibu beradu dan 
membolak-balik tumpukan pakaian yang didiskon besar-besaran.

Apa yang membuat orang tertarik untuk datang ke lokasi diskon? Ternyata, ada 
kenikmatan tersendiri bila orang datang ke lokasi diskon. Sebelum krismon, 
banyak orang yang sengaja pergi ke negara lain hanya untuk datang ke lokasi 
diskon. Negara tetangga kita, Singapura, misalnya, sering mengadakan The Great 
Singapore Sale. 

Begitu juga, banyak orang yang tinggal di Bandung atau Surabaya, yang khusus 
datang ke Jakarta hanya karena mendengar ada diskon. Lalu, kenapa orang mau 
membeli barang yang ada di sebuah acara diskon? Sederhana, yaitu agar bisa 
mendapatkan barang dengan nilai tertentu, tetapi dengan harga yang lebih murah 
daripada nilainya. 

Dalam pandangan Kepala TK Darul Hikam, Hj. Ima Hikmawati, M.M.Pd., penjual 
sering mengadakan acara diskon dengan berbagai macam tema seperti cuci gudang, 
diskon awal dan akhir tahun, diskon hari kemerdekaan, diskon Ramadan, maupun 
diskon Lebaran. "Acara diskon atau sale merupakan salah satu strategi promosi 
yang diterapkan oleh pedagang untuk mendongkrak penjualan dengan cepat," 
ujarnya. 

Hanya, Hj. Ima mewanti-wanti agar kita tidak terjebak kepada diskon misalnya 
kecewa dengan mutu barang yang dibeli sehingga tidak bisa dimanfaatkan alias 
mubazir. "Seringkali kita membeli barang yang sebetulnya tidak dibutuhkan 
karena faktor harga bukan karena memang butuh. Akhirnya barang tersebut menjadi 
mubazir," ujarnya.

Hj. Ima juga mengkhawatirkan membeludaknya pengunjung pasar, supermarket, atau 
mal, sedangkan masjid sudah ditinggalkan. "Ibadah Ramadan pun terpinggirkan 
hanya karena ingin membeli hadiah Lebaran. Padahal, Nabi Muhammad mewanti-wanti 
agar umat Islam meningkatkan ibadah di 10 hari terakhir Ramadan," katanya.

Ketua Yayasan Al-Badar, K.H. Asep Abdurrahman mengemukakan, kaum Muslimin 
umumnya terserang penyakit "kumat" yakni bersemangat pada saat-saat awal, tapi 
selanjutnya semangat itu menurun. "Contohnya lihat saja di masjid saat salat 
Tarawih. Minggu pertama puasa dan kedua biasanya penuh orang. Tapi memasuki 
minggu ketiga apalagi keempat sudah tampak sepi," katanya.

Anehnya, untuk semangat belanja justru kebalikannya yang terjadi. Pada 
minggu-minggu pertama puasa, biasanya semangat belanja masyarakat kita masih 
rendah, tapi memasuki minggu kedua dan ketiga, semangat belanja terus 
meningkat. "Dan pada minggu keempat, jangan ditanya yang namanya mal pasti 
penuh," ujarnya.

**

BAGI sebagian buruh tekstil, mempersiapkan kebutuhan selama Puasa dan Lebaran, 
tentunya cukup menguras kocek mereka. Karena selama itu pula, biasanya mereka 
harus mengeluarkan uang ekstra. 

Contohnya, untuk kebutuhan makan sahur dan berbuka puasa. Yang biasanya makan 
cukup dengan sayur dan telur atau dengan tahu tempe, selama Puasa mereka 
berusaha untuk menyiapkan daging. Apalagi, bagi mereka yang sudah berkeluarga 
dan dikaruniai anak. Untuk menyemangati anak pada saat makan, para orang tua 
biasanya menyiapkan menu makan yang rada istimewa.

Seperti yang diungkapkan Ny. Yuyum (35), ibu beranak dua asal Tasikmalaya yang 
tinggal di sekitar Cigugur Tengah, Kec. Cimahi Tengah, Kota Cimahi. Meskipun 
penghasilannya di salah satu pabrik tekstil di Jln. Industri Leuwigajah Cimahi 
terbilang pas-pasan, selama Puasa ini ia berupaya menyiapkan makanan yang 
sedikit berbeda dari biasanya.

"Atuh peperiheun sadidinteun tuang sareng asin, nya.... ari pas Puasa sapertos 
kieu mah, sareng endog-endog mah kedah aya we.... Hawatos murangkalih nu keur 
diajar saum (Biasanya, makan cukup dengan asin. Tapi, pada saat Puasa seperti 
sekarang ini, setidaknya harus menyiapkan telur. Kasihan kepada anak yang 
sedang belajar puasa)," tuturnya.

Kondisi tersebut, lanjut Ny. Yuyum, tentu saja sangat berdampak pada keuangan 
keluarga mereka. Karena yang biasanya cukup belanja Rp 10.000,00/ hari, tapi 
pada saat Puasa bisa mencapai Rp 12.500,00 - Rp 15.000,00/hari. Bahkan, kalau 
harus membeli daging ayam barang setengah kg atau satu kg, risiko dapur bisa 
mencapai Rp 20.000,00 - Rp 25.000,00/hari. Sementara, gaji yang ia terima 
sekira Rp 800.000,00/bulan.

Maka tak heran, jika selama Puasa ini, ia terpaksa berutang cukup besar ke 
warung. Kondisi tersebut cukup membuat pusing kepalanya. Apalagi, setidaknya 
setahun sekali, ia berharap bisa membeli pakaian baru untuk kedua anaknya. 
Karena itulah, ia berharap, segera mendapat THR (tunjangan hari raya). 
Setidaknya, dengan uang THR, ia bisa melunasi semua utangnya ke warung dan 
membelikan pakaian anak-anaknya.

Harapan yang sama diutarakan Uli (25), penduduk Padasuka Cimahi yang bekerja di 
PT Matahari, Jln. Lembur Sawah, Kec. Leuwigajah, Kota Cimahi. Meskipun masih 
lajang, tapi ia berharap segera mendapatkan THR, sehingga bisa membelikan 
barang satu stel pakaian untuk sang adik dan menyiapkan kebutuhan Lebaran. 
Apalagi, ia sebagai tulang punggung keluarga yang harus membiayai seorang adik 
dan orang tuanya.

Tak heran, jika Uli tidak memaksakan diri untuk meningkatkan menu makan selama 
Puasa. Yang ia pikirkan, bagaimana bisa sedikit menyisihkan uang untuk biaya 
sekolah adiknya yang duduk di bangku SMP.

"Ah, ari soal makanan mah biasa wae. Nu penting mah, asal aya sayur sareng tahu 
atanapi tempe. Sakitu oge, tos Alhamdulillah (Ah, kalau untuk makanan, biasa 
saja. Yang penting ada sayur dan tahu atau tempe. Itu pun sudah 
alhamdulillah)," katanya.

Tentunya, lanjut Uli, ia dan keluarganya sangat menyadari betul kondisi 
keuangan mereka. Karena rata-rata setiap dua minggu sekali, Uli hanya menerima 
upah Rp 356.000,00. Jika tidak berupaya mengerem diri, bisa-bisa gajinya tidak 
cukup untuk membiayai kehidupan sebulan.

Namun, menjelang Lebaran ini, ia berharap bisa segera menerima THR meskipun 
jumlahnya sekitar Rp 650.000,00. Setidaknya, dengan uang THR tersebut, ia bisa 
membelikan pakaian untuk adiknya dan bisa membeli bahan-bahan kue untuk 
beberapa toples. (Eri Mulyani/Sarnapi/Setiyaji/ "PR")*


[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke