Tidak bisa dipungkiri menjelang pemilihan umum Legislatif, untuk sebagian
partai dan para calon anggota Legislatif harus siap siap uang untuk
mensukseskan jalannya pemilu.
Uang dibutuhkan selain untuk memperkenalkan diri sendiri juga untuk jalannya
roda organisasi partai dari mulai menyiapkan para saksi sampai atribut yang
beragam bentuknya.

Didalam perhitungan seorang calon anggota Legislatif tentunya memiliki
kriteria berbeda-beda dalam meng alokasi dana yang harus dikucurkan,
demikian juga dengan besaran dana yang disediakan berbeda antara calon
Legislatif DPRD II, I dan Pusat.

Bila di asumsi kan besaran index persuara sebesar Rp x,- , maka untuk calon
anggota DPR Pusat nilainya bisa menjadi sulit dihitung, karena setiap partai
mencalonkan bisa lebih dari 500 orang untuk setiap partainya.
Bila diasumsikan partai besar bisa mencapai  4000 caleg,
karena untuk satu wilayah pemilihan diwakili oleh 8 orang, sedang untuk
partai kecil bisa jadi hanya mencalonkan di kantung suara yang di prediksi
akan meraup suara.

34 partai ?, sungguh angka yang bukan main main.
Dimisalkan rata rata partai mencalonkan 4 calon, maka akan didapat 34 x 500
x 4 = 68000 calon untuk akhirnya terpilih sekitar 500 an anggota Legislatif.

Bilamana setiap caleg DPR pusat mengalokasikan dana sebesar Rp 5.000,- untuk
index suara perorang, dan target pencapaian suara di rata rata menjadi 40
Ribu suara, maka
6800 x 5000 x 40000 = maaf kalkulator macet.
Yang jelas sekitar Rp 200.000.000,- termasuk pengeluaran dana moderat.(
sudah termasuk sumbangan untuk saksiĀ² dan atribut )

Dan ini kemudian ditambah lagi dengan calon anggota dari tingkat Propinsi
dan Kotamadya/Kabupaten.
Jadi jangan heran bila ada yang tidak terpilih bisa bisa kehabisan segalanya
karena perputaran uang untuk pemilu Legislatif memang bukan sekedar mencari
suara, melainkan juga sudah menjadi keharusan untuk memperkenalkan diri ke
masyarakat pemilih agar masyarakat pemilih mau memilihnya.

Dan jangan pula heran daerah pemilihan ( Dapil ) menjadi sangat penting,
karena umumnya untuk partai partai tertentu daerah tersebut sudah menjadi
lumbung suara yang kadang tidak perlu membutuhkan dana besar agar memperoleh
suara, dan dalam hal ini calon lainnya akan tetap berusaha untuk
meraih/mengalahkan lawannya sehingga sebaran dana akan tetap saja menjadi
tinggi.

Untuk mengantisipasi ini memang ada beberapa solusi, dimana memakai tokoh
tokoh masyarakat yang cukup terkenal agar perolehan suara meningkat, dan
disini tidak lagi berdasarkan kemampuan tokoh tersebut dalam hal berpolitik,
karena cukup dikenal dan tenar serta sering disorot media massa menjadi
salah satu solusi murah untuk memperkenalkan partainya sehingga hasil akhir
meningkat sedang tokoh masyarakat tersebut belum tentu terpilih karena semua
kembali ke nomor urut pemilih, dan bisa juga berdasarkan kebijaksanaan
partai ( maaf buku pemilunya masih dipinjam euy ).

Memang untuk yang meraih suara 30 % akan lolos otomatis, dan hal ini akan
tetap saja tidak mudah karena masyarakat tentunya akan pusing memilih dari
puluhan caleg dikertas pemilih, sedang yang dipilih hanya 3 gambar, sehingga
lebih banyak menjadi memilih partai.

Untuk ini bagaimana bisa Panwaslu melakukan audit dana kampanye ?, karena
sumbangan belum tentu uang semata, belum lagi donatur atribut yang belum
tentu di kirim langsung ke DPP Partai.

Sedang uang kampanye beredar menjadi atribut, kopi, rokok, BBM dan bisa jadi
bahan bangunan untuk didonasikan ke sekelompok masyarakat yang jadi
targetnya.

Nilai Index rupiah persuara akan membesar begitu masuk ke tingkat Kotamadya
dan Kabupaten, dan malah bisa meningkat cukup jauh bila PAD wilayahnya
tinggi
karena dengan PAD tinggi penghasilan anggota  dewan yang berdasarkan
persentasi PAD akan otomatis meningkat, dan di sini akan terjadi persaingan
antar caleg untuk meraih suara.

Wajarkah semua ini ?

sur.


------------------------------------

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke