::::: N O T E :::::

Tulisan ini diposting pertama kali pada maillist:
http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/message/14115
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/5128
http://groups.yahoo.com/group/psikologi/message/25915

Untuk bertanya, ikut dalam diskusi, mengomentari,
memberikan kritik dan saran agar memudahkan dibaca
oleh penulis dan dapat didiskusikan secara lengkap
harap forward ke maillist [EMAIL PROTECTED]
& [EMAIL PROTECTED] . Bagi yang
belum menjadi members silahkan join sebelum
mem-forward reply/balasan tulisan melalui, klik:
http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/join
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/join


==============================================================



L O M B A   M E N U L I S
Tema: Andai Vincent Liong Tidak di-Beri Label Indigo
(Andai Vincent Liong tidak mendapatkan pilihan
alternative life.)


P E N D A H U L U A N

Pada tanggal 17 September 2003 saya, Vincent Liong
pernah menulis sebuah tulisan berjudul: “Masa Depan
Alternatif yang telah menjadi Sejarah”
Untuk membaca klik:
http://forum.atmajaya.ac.id/viewtopic.php?t=696 atau
http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/message/14112


Hal yang menarik dari tulisan ini adalah ketika saya
menghadapi teori tsb dalam pengalaman hidup saya
sendiri pada hari Minggu, 27 juni 2004. Kira-kira
sembilan bulan setelah tulisan tsb ditulis, Saya
menemukan pilihan masadepan alternative yang akhirnya
saya pilih dan tempuh hingga hari ini akibat dari
publikasi/tulisan di Kompas yang ditulis oleh sahabat
saya Maria Hartiningsih yang berjudul;’Berbeda tetapi
Bukan Anak “Aneh”’ yang memperkenalkan saya kepada
publik pembaca koran Kompas sebagai seorang Anak
Indigo satu halaman penuh dengan dua buah foto saya
dalam ukuran besar di halaman tsb. 

(Untuk membaca tulisan tsb klik:
http://www.kompas.com/kesehatan/news/0406/27/125506.htm
)

Karena hari tsb, perkembangan Vincent Liong hingga
hari ini disebut dukun dan melakukan
pekerjaan-pekerjaan di bidang metafisika; tarot,
meramal, jadi dukun dlsb. Karena tulisan itu pula
cerita keseharian tentang Vincent Liong yang
sebenarnya biasa-biasa saja ditulisnya sebagai kisah
imajinatif yang seru, yang terjadi sebenarnya spt
kisah kesaksian seorang Harry Potter di sekolah
sihirnya. 


Saudara angkat saya; Rizki Pradana pernah
mempertanyakan dalam salah satu tulisannya;

”””””
Saya ingin sekali memberikan sebuah pemahaman yang
telah salah di berikan oleh rekan-rekan sejak pertama
kali vincent menjadi tidak normal.... 

Mungkin ini pernah saya sampaikan. 
siapa yang pertama kali mencap vincent Indigo (dalam
artian lebih dari yang lainnnya) tukang photo aura
atau orang yang memang suka melebih-lebihkan
keadaan... 

Coba kalo dulu vincent gak di beri julukan Indigo,
mungkin vincent akan kuliah di IKJ jurusan film.
karena dulu vincent hobbynya Nulis.... sampe sekarang
sih... 

Intinya Vincent itu normal-normal aja.. gak ada yang
beda.... cuma di beruntung aja bisa kuliah di tempat
yang mahal. bayangkan kalo vincent menyia-nyiakan
kesempatan itu... 

Ketidaknormalan Vincent lebih kepada image yang
diberikan oleh orang-orang, kalo orang2 di sekitarnya
menanggapi biasa, ya dia pasti biasa... gak ada yang
spesial dari vincent..... 

Kalo emang harus kompromi, kenapa harus kuliah di
Atamajaya..... enak yah... kalo ada pelajar yang gak
bisa, bisa minta kompromi... kalo gitu mungkin saat
ini semua anak indonesia adalah indigo... tapi
sayangnya mereka tidak punya kesempatan di ekspose
oleh media.... dan menjadi "indigo" banyak anak yang
mempunyai kesulitan belajar, tapi gak norak musti
minta kompromi.. mereka menjalaninya biasa aja... 

Oke, siapa yang waktu kecilnya gak pernah mengalami
kesulitan belajar, paling tidak, seneng ama semua
pelajaran yang didapatnya dari tk sampe univ?

(diambil dari
http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/message/13983)

“””””


Sebelum hari tsb (27 Juni 2004) Vincent Liong adalah
seorang penulis sosial yang bergaya otobiografis yang
banyak membahas soal kehidupan di lingkungan
international yang seumur-umur tidak pernah membahas
hal berbau metafisika atau tema-tema mistik lainnya. 

Vincent Liong mulai menulis (tema: kontemplasi
sederhana) di tahun 2000 – 2001 hingga akhirnya buku
karyanya sendiri yang berjudul; ‘Berlindung di Bawah
Payung’ diterbitkan oleh penerbit Grasindo dan
diluncurkan di Toko Buku Aksara yang berlokasi di
Kemang, Jakarta. 

Buku keduanya yang berjudul ‘Menjadi Diri Sendiri’
ditulis berdasarkan pengalaman-pengalamannya selama
sekolah di Sydney, Februari sampai Sebtember 2002.
Dalam buku ini pola kontemplasi yang digunakan oleh
Vincent Liong mulai bercampur baur dengan pengalaman
sehari-hari hingga menjadi tulisan yang otobiografis.

Buku ketiganya yang berjudul ‘Konsep Saat Kiamat dalam
Ruang Individu ; Mengapa pencipta Tidak Membunuh Setan
?!’ ditulis ketika Vincent masuk dalam pola pergaulan
International selama sekolah di The Gandhi memorial
International School, Kemayoran –Jakarta Utara. Meski
menggunakan kata kiamat, tuhan dan setan dalam
judulnya, isi dari tulisan ini samasekali tidak
membahas hal metafisikal, kecuali ke arah
pertanaan-pertanyaan filsafat belaka.



T E M A   L O M B A   M E N U L I S
Tema: Andai Vincent Liong Tidak di-Beri Label Indigo

Dalam lomba ini, Vincent Liong paling-paling hanya
memberi hadiah berupa traktir ngopi, atau bahkan nga
ada hadiah.  

Tujuan diadakan lomba ini agar anda para pembaca dan
penulis bisa menggunakan sejarah kehidupan nyata yang
terjadi sebenarnya pada seorang Vincent Liong yang
setelah tanggal 27 Juni 2004 yang memiliki kesempatan
yang langka sebagai seorang yang diberi dua pilihan
yang boleh dipilih salahsatu atau keduanya secara
bersamaan; Hidup sebagai manusia normal dengan
konsekwensi yang biasa dihadapi manusia normal. &
Hidup dan dinilai masyarakat sebagai manusia Indigo
dengan konsekwensi mendapat fasilitas dan pilihan
pengertian yang lebih dalam menjalankan hidup. 

Bagi anda manusia yang mendapat fasilitas hidup
sebagai manusia normal tantangan untuk membuat tulisan
yang memperkirakan/menghayalkan beberapa hal misal;

1. Bagaimana Vincent hari ini, bila pada 27 Juni 2004
Vincent Liong tidak di-iklankan sebagai Indigo?
* Jurusan apa yang ia ambil saat masuk Universitas
misalnya?
* Siapakah teman-teman kumpulan-nya?
* Apa yang ditulisnya?
* Proyek-proyek di luar kampus semacam apa yang
dibuatnya?
,dan lain-lain sebagainya silahkan ditambahkan
sendiri…

2. Bagaimanakah anda hari ini, bila suatu hari di
sejarah hidup anda, anda tiba-tiba dinyatakan melalui
media massa sebagai anak berbakat khusus, disebut
Indigo misalnya?
Silahkan dipilih salah satu diantara pilihan di bawah
ini.:
* Bila hal tsb terjadi ketika anda berumur 3 tahun dan
belum bersekolah.
* Bila hal tsb terjadi ketika anda TK.
* Bila hal tsb terjadi ketika anda masih SD.
* Bila hal tsb terjadi ketika anda SLTP.
* Bila hal tsb terjadi ketika anda SMU.

Tulisan yang akan anda buat ini adalah tulisan fiksi,
jadi anda boleh menceritakan tentang apa, bagaimana,
siapa, dlsb diri anda hari ini bila hal yang sama
seperti yang terjadi pada Vincent Liong tgl 27 Juni
2004 terjadi pada anda (bila anda memilih menulis
sesuai pilihan No.2). 

Atau anda bisa memilih menulis tentang apa, bagaimana,
siapa, dlsb Vincent Liong hari ini yang (jelas berbeda
dengan Vincent Liong yang anda temui di dunia nyata
hari ini) andai kata hal yg terjadi pada 27 Juni 2004
tersebut tidak terjadi pada diri Vincent Liong (Bila
anda memilih menulis sesuai pilihan No.1)  

Silahkan tulis semau anda entah itu logis atau tidak
logis samasekali. Vincent Liong secara pribadi tidak
akan sakit hati. 



C A R A   I K U T   L O M B A

Bergabunglah di maillist Vincent Liong sebagai member.
Klik:
http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/join 

Setelah bergabung anda akan mendapat kiriman
attachment naskah-naskah buku/tulisan yang ditulis
oleh Vincent Liong (dalam file WinZip & MS.Word)
sebelum tgl 27 Juni 2004 untuk anda dipelajari.

Tulisan ditulis berbentuk cerpen minimal 2 halaman A4
dan jumlah halaman maksimal bebas, judul bebas,
ditulis dengan bahasa bebas yang enak dibaca dan mudah
dimengerti. Diposting secara langsung ke forum /
yahoogroups tempat anda membaca menggunakan user ID
anda sendiri dengan mencantumkan nama lengkap asli
sesuai KTP/SIM/PASSPORT. Harap dikirim juga per email
ke [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED] 

Batas pem-postingan naskah lomba adalah 10 Maret 2006.
Juri adalah para moderator
[EMAIL PROTECTED] yang terhormat. Kepada
para juri juga boleh nulis dan boleh berkolusi untuk
dirinya sendiri, memberikan nilai tinggi kepada karya
sendiri selama tidak ketahuan.



T U J U A N

1. Agar anda peserta lomba mampu mendesign masadepan
anda sendiri dengan fasilitasnya sesuai yang anda mau
dengan lebih rapi dan agar dapat terrealisasi kelak
sesuai keinginan anda seperti yang dilakukan si Vncent
Liong.
2. Tulisan ini dapat anda jadikan sebagai sinopsis
untuk di masa mendatang membuat novelnya sesuai
masadepan yang anda pilihkan untuk karakter anda
sendiri.
3. Anda dapat mempelajari manusia dengan segala
alternatif jalan hidupnya yang logis dan kadang tidak
logis seperti Vncent Liong yang hidup dalam dunia
nyata yang imajinatif seperti di filem Harry Potter.

Hidup yang enak adalah hidup sesuai rancangan cerita
kita sendiri. Ngapain susah-susah ikut aturan orang,
buat aja aturannya sendiri, fasilitas sesuai anda dan
anda tinggal nikmati sendiri. Dunia nyata yang seperti
dongeng imajinatif… Tidak ada kata terlambat. 

Good Luck,
Have a Nice Day
Which You Choose 
by Yourself 


Vincent Liong
19 Februari 2006





L A M P I R A N
Kumpulan kritik & saran dari sodara-sodara,
konco-konco, dlsb.



From: leonardo rimba <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Mon Feb 20, 2006 6:22 pm
Subject: Re: LOMBA MENULIS: Andai VincentLiong Tidak
di-Beri Label Indigo

Copy & Pasted from:
http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/message/14136
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/5166
http://groups.yahoo.com/group/psikologi/message/25916


Rekan-Rekan yang Berbahagia:

Pertama, perlu saya jelaskan bahwa saya tidak berminat
mengikuti lomba menulis dengan hadiah minum-minum kopi
ini. Kalau saya dapat hadiah, saya mau ditraktir di
Warung Jin (Ini warung makan di Jakarta Pusat tempat
Vincent dan teman-teman anehnya makan-makan selewat
tengah malam, dan warung itu memang pakai jin; tapi
itu cerita lain lagi.)

Saya cuma mau sharing disini bahwa label indigo itu
sebenarnya cuma cocok digunakan oleh para pendidik
terhadap anak-anak didiknya karena anak-anak yang
memenuhi kriteria indigo memang berbeda. Dan para
pendidik memang memiliki kewajiban untuk menjalankan
fungsinya dengan semaksimal mungkin. Apabila anak
didiknya memang beda, maka perlu ada penyesuaian gaya
mendidik sehingga tujuan pendidikan bisa tercapai.

Kalau anak didiknya ternyata seorang indigo, dan anak
itu tidak dapat lulus dari mata kuliah tertentu, siapa
yang gagal?

Menurut saya, yang gagal adalah pendidiknya karena
pendidik itu tidak bisa mengajar anak didiknya yang
indigo. Apabila pendidiknya adalah para psikolog, dan
anak didiknya yang indigo ternyata gagal, maka para
psikolog itu patut dipertanyakan kredibilitasnya.

Penelitian pertama tentang indigo dilakukan oleh
seorang psikolog di AS berdasarkan bukti-bukti
obyektif. Apabila para psikolog Indonesia tidak bisa
mengikuti penemuan obyektif dan empiris itu, maka
patut juga dipertanyakan:

Quo Vadis Psikologi Indonesia?

---

Beda anak indigo dimana?

Pertama, anak indigo bisa menangkap apa yang ada di
dalam kepala orang yang diajaknya bicara. Bisa
melakukan osmosis (tukar menukar pengetahuan) melalui
cara telepatik.

Kedua, anak indigo mempunyai empathy yang luar biasa
terhadap orang-orang lain, bahkan yang sama sekali
tidak ada hubungan dengannya.

Ketiga, anak indigo mempunyai cara belajar tersendiri;
termasuk disini motivasi tersendiri untuk belajar yang
berbeda dengan hal-hal yang bisa memotivasikan
anak-anak non-indigo.

---

Bagi saya, tidak ada gunanya untuk berandai-andai lagi
seandainya Vincent tidak diberi label indigo. Label
itu sudah melekat, dan bahkan Vincent sudah jadi the
first indigo kid in Indonesia.

The indigo kid goes to college... and his teachers at
the college have been bewildered. Tapi kenapa bingung?
Bukankah solusinya cukup dengan mempelajari ciri-ciri
anak indigo dan menyesuaikan cara mengajarnya sehingga
bisa diterima oleh anak indigo itu? Dengan cara itu
maka sistem pengajaran akan berhasil. And everybody
will be happy!

Itu adalah advis saya untuk para pengajarnya di
Fakultas Psikologi, Universitas Katolik Indonesia
Atmajaya. Itu juga yang akan saya sampaikan kepada
seseorang yang sekarang sedang menulis buku tentang
anak indigo dan berminat untuk mewawancarai saya
tentang apa yang saya ketahui mengenai anak-anak
indigo: ciri-ciri kepribadian, cara berkomunikasi,
cara penanganan; walaupun anak indigo yang saya kenal
dekat cuma dua orang: Chacha (Annisa) dan Vincent.

Dengan yang satu ini, saya pernah cukup pusing waktu
dia ribut-ribut dengan Dr. Erwin Kesuma, Sp.A (Dokter
Indigo) dan Klinik ProreVita. Masalahnya, Vincent
merasa mereka menganggap bahwa dirinya adalah pasien
mereka, dan mereka selalu memberikan komentar tentang
Vincent kepada media massa. Akhirnya saya diminta
datang ke Klinik ProreVita untuk menyaksikan negosiasi
yang akhirnya menghasilkan kesepakatan bahwa mereka
tidak boleh lagi memberikan komentar tentang Vincent
kepada media massa.

That's good, karena anak indigo tidak perlu ditangani
oleh dokter khusus. Apa yang mau ditangani? Tidak ada
sakitnya kok. Yang ada cuma perbedaan dalam hal-hal
tertentu apabila dibandingkan dengan anak-anak biasa:
beda dalam menangkap impressi, dan beda dalam
mengekspresikan pendapat.

Cara belajar? Itu beda juga. Yang indigo lebih banyak
belajar melalui osmosis.

---

Saya tidak tahu bahwa Vincent sudah diberi label
indigo oleh Harian Kompas waktu saya pertama kali
bertemu dengan Vincent di QB Bookstore, Pondok Indah,
di bulan Juli 2004. Saya bahkan sama sekali tidak tahu
indigo itu apa?

Persis satu hari setelah saya pertama kali bertemu
Vincent, ada seminar tentang anak indigo di Hotel
Kebayoran Inn. Saya diajak oleh Vincent untuk datang,
tapi saya tidak mau. Tidak tertarik.

Tapi akhirnya saya tertarik-tarik juga dan bisa
berbicara panjang lebar tentang indigo. Bukan teoritis
belaka, dan bukan pembuatan mitos semata. Bukan pula
sensasionalitas.

Indigo adalah hal yang nyata, tetapi sebaiknya hal ini
dibicarakan dengan pendidik saja. Para pendidik yang
memiliki anak didik indigo bisa mengundang saya untuk
sharing. Dan saya akan dengan senang hati mau datang,
apabila diminta.

Damai di Bumi,
Leo

HP: 0818-183-615



=============================================

From: audifax - <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Mon Feb 20, 2006 7:01 pm
Subject: Re: LOMBA MENULIS: Andai VincentLiong Tidak
di-Beri Label Indigo

Copy & Pasted from:
http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/message/14138
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/5167
http://groups.yahoo.com/group/psikologi/message/25917


Mas Leo,

Poin permasalahannya memang ada di yang anda tulis
sbb:

at
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/5166
at
http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/message/14136
at
http://groups.yahoo.com/group/psikologi/message/25916
leonardo rimba <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
"The indigo kid goes to college... and his teachers at
the college have been bewildered. Tapi kenapa bingung?
Bukankah solusinya cukup dengan mempelajari ciri-ciri
anak indigo dan menyesuaikan cara mengajarnya sehingga
bisa diterima oleh anak indigo itu? Dengan cara itu
maka sistem pengajaran akan berhasil. And everybody
will be happy!"

Dalam pendidikan psikologi (dan juga umumnya
pendidikan) tak ada kamus pluralitas itu. Artinya,
ketika tiba-tiba sebuah institusi pendidikan menerima
anak dengan 'ciri berbeda' maka harus ditangani
berbeda. Masih banyak lagi lho ciri anak selain
indigo, yang tentu saja penanganannya udah beda lagi.

Inilah lemahnya pendidikan kita, maka dari itu apa
yang keluar adalah 'kawanan' bukan individu-individu
dengan kekhasannya masing-masing. Saya dan rekan-rekan
komunitas saya di perguruan tinggi juga pernah
mengalami ini. Tak usah yang ekstrim kemampuannya
seperti Vincent Liong, kami mungkin hanya berbeda
bacaan saja dengan kamu mainstream (seperti bisa anda
lihat di bagian rujukan tulisan-tulisan saya), tapi
itupun sudah menjadi masalah.

Saya akan share satu kasus menarik nih. Waktu saya
masih di lingkup fapsi alma mater saya, sekitar bulan
Juli 2003 nih kejadiannya. Kami mengadakan diskusi
dengan tema fenomenologi. Oleh Pembantu Dekan II waktu
itu muncul komentar seperti ini: "Wah, yang seperti
itu kan terlalu berat untuk mahasiswa".

Apakah memang terlalu berat? Ternyata enggak tuh,
buktinya ketika diskusi yang datang dan enjoy-enjoy
aja. Bahkan ada dari luar komunitas yang datang. Apa
yang bisa disimpulkan di sini? Mereka sebenarnya
memproyeksikan apa yang sebenarnya dirasa berat dalam
pikirannya (yaitu fenomenologi), ke arah mahasiswa.
Saya cuma melihat
ada ironi besar di sini, apalagi jika mencermati bahwa
si Pembantu Dekan itu adalah master kreativitas
lulusan Australia dan penggagas berdirinya salah satu
pusat kajian kreativitas di Fakultas kami.

Kembali ke pertanyaan Mas Leo, dari kasus Vincent dan
kasus saya, solusinya kan gampang. "TINGGAL BACA".
Nah, ini yang ternyata jadi masalah. jadi masalahnya
bukan apakah Vincent Liong atau anak Indigo atau anak
apa, tapi karena mereka gak baca. Itu aja. That's so
simple!

Saya sendiri punya pikiran dan curiositas, bagaimana
tanggapan orang-orang psikologi jika argumen-argumen
Mas Leo ini diajukan pada mereka? Mungkin Mas Leo bisa
pula mem-forward ke milis [EMAIL PROTECTED]
(karena e-mail saya dan Vincent udah di-banning di
sana). Saya pengen kalo mas Leo gak keberatan juga
forward jawaban mereka ke milis psikologi
transformatif ini. Ini cuma test case saja untuk bahan
diskusi yang saya kira menarik dan kontekstual.

Regards,

Audifax  



===========================================

From: ridwan.handoyo
Date: Tue Feb 21, 2006 10:25 pm
Subject: Re: LOMBA MENULIS: Andai VincentLiong Tidak
di-Beri Label Indigo

Copy & Pasted from:
http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/message/14162
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/5192
http://groups.yahoo.com/group/psikologi/message/25959


Sedikit menambahi komentar bung Leo dan bung Audivax
mengenai manajemen pendidikan. Saya pernah dengar
(maaf sudah lupa dimana dan kapan), bahwa dunia bisnis
saat ini sudah bergeser cukup ekstrim. Bila 30-50
tahun lalu masyarakat sudah sangat bangga bila
memiliki suatu hasil produksi yang bersifat massal
(mass-production), maka dalam 10 tahun terakhir ini
tampak pergeseran yang nyata bahwa konsumen/masyarakat
lebih menyukai hal-hal yang bersifat personal. Atau
minimal (walaupun produknya masih bersifat massal),
mengandung unsur yang dapat dipersonalisasikan oleh si
pembeli/pemiliknya.

Kapan ya dunia pendidikan juga bisa berpikir seperti
ini....customize their service

Ridwan Handoyo


Send instant messages to your online friends
http://au.messenger.yahoo.com 

Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com 


posting : psikologi_net@yahoogroups.com
berhenti menerima email : [EMAIL PROTECTED]
ingin menerima email kembali : [EMAIL PROTECTED]
keluar dari milis : [EMAIL PROTECTED]
----------------------------------------
sharing artikel - kamus - web links-downloads, silakan bergabung di 
http://psikologi.net
---------------------------------------- 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/psikologi_net/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke