ini tambahannya *THE UPSTAIRS Mengutuk Keras Aksi Perusakan & Penjarahan di Pensi SMAN 44* *JAKARTA* - Atas nama manajemen dan para personel THE UPSTAIRS kita minta maaf sebesar-besarnya kepada semua teman-teman Modern Darlings yang telah membeli tiket dan menunggu penampilan kita di Pensi SMAN 44, Plaza Barat Senayan hari Sabtu (13/01) lalu. Terus terang dalam sejarah band ini berdiri pembatalan konser seperti itu adalah untuk pertama kalinya dan mudah-mudahan terakhir kalinya juga. Kita paham sekali kekecewaan kalian semua yang telah mengeluarkan uang begitu besar dan setia menunggu sejak siang penampilan THE UPSTAIRS untuk pertama kalinya di tahun 2007 ini. Kita sangat menghargai dukungan kalian yang telah membeli tiket! Sayangnya, kerusuhan massal yang terjadi membuat kita terpaksa membatalkan niat untuk menghibur kalian malam itu. Jebolnya barikade besi menuju *backstage,* tawuran antar penonton, kerumunan penonton yang berdiri di atas panggung dan kemudian merusak panggung membuat kita menyangsikan kondisi keamanan pada pertunjukan nantinya. Kita juga sangat prihatin dan mengutuk keras terjadinya kerusuhan disertai aksi perusakan serta penjarahan panggung, kendaraan pribadi dan umum yang dilakukan oleh para penonton jebolan tersebut. Begitu pula dengan jatuhnya korban cidera di pihak keamanan, panitia dan penonton yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Pensi seharusnya menjadi tempat aman dan damai buat kita berdansa, menambah jumlah teman dan belajar menghargai selera musik orang lain yang berbeda dengan kita. Penonton jebolan adalah jenis makhluk hidup primitif yang paling rendah derajatnya, bahkan jauh berada dibawah binatang. Jenis seperti ini adalah halal hukumnya untuk dibasmi. Dan THE UPSTAIRS adalah band yang sangat memusuhi penonton jebolan. Mereka adalah sampah dan kita tidak ingin berteman dengan sampah. Jika kita ingin terhibur maka sudah jelas ada biaya yang harus dikeluarkan. Ini standar Modern! Jika tidak punya uang maka jangan datang, nonton televisi saja di rumah! Pihak panitia SMAN 44 yang telah bekerja keras siang dan malam untuk menyenangkan kita semua sekarang ini menderita kerugian yang sangat besar. Ratusan juta rupiah atau mungkin juga milyaran. Entah siapa yang harus mengganti kerugian itu nantinya. Dampaknya juga besar di masa mendatang. Pensi akan dilarang pihak sekolah, ijin keamanan dipersulit, sponsor tidak mau mendukung, penonton takut datang dan panitia acara bakal berpikir ratusan kali untuk membuat konser-konser musik seperti itu lagi karena takut rugi. Jika ada di antara teman-teman kalian yang ikut serta dalam aksi kerusuhan tersebut tolong diberitahu kalau yang mereka lakukan adalah salah satu kebodohan terbesar dalam sejarah manusia modern. Mari kita perangi kebodohan para penonton jebolan ini bersama-sama! Mari kita jadikan pensi dan konser-konser musik sebagai salah satu tempat paling aman di dunia untuk berdansa dan bersuka ria! Dan esok kita pasti berdansa…. *THE UPSTAIRS
* On 1/16/07, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Dari milis tetangga...... Parah banget, pasti karena ada suporter bolanya. Jadi takut pgn nonton muse, anything can happen. Dear Milis, Fashionatic : Fusion yang digeber Sabtu (13/1) bisa jadi disebut sebagai 'Pensi Paling Anarki dan Berdarah' sepanjang riwayat pagelaran musik yang diselenggarakan oleh sekolah tingkat SMA. Arogansi petugas keamanan dan massa yang tidak terkendali menjadikan pesta yang seharusnya berlangsung menyenangkan menjadi petaka di Plasa Barat Senayan, Jakarta. Tidak hanya buat SMAN 44 sebagai penyelenggara, tetapi juga buat band pengisi acara, penonton, dan juga petugas keamanan yang didapuk oleh Brimob dan Satpol PP (kalo dilihat dari kostum). Diduga, beringasnya massa yang berhasil menjebol pagar pembatas pintu masuk mendapat tambahan tenaga dari supporter sepak bola yang kelar menyaksikan pertandingan Indonesia VS Singapura di waktu yang sama. Berikut, kami informasikan kronologis pensi berdarah tersebut dari sudut pandang kami sebagai pengisi acara. Sore itu, cuaca sangat cerah, sekitar pukul 16.30 kami beserta kru sudah sampai di Pintu Utama I, yang merupakan akses masuk untuk pengisi acara maupun panitia untuk stay di back stage. Dijadwalkan, kami akan tampil setelah Kuro! sekitar pukul 18.30. Begitu masuk menuju back stage, kami sempat melihat segerombolan orang dengan atribut salah satu kesebelasan lokal 'memohon' kepada panitia yang berjaga di pagar belakang back stage untuk bisa masuk. Karena panitia tidak menuruti kemauan mereka, sempat terdengar beberapa cacian, seperti "Pelit!" dan "Ngent*t!". Cacian tersebut ditanggapi panitia dengan santai. Di dalam venue, crowd yang tadinya 'sunyi' langsung dipanasi oleh penampilan Kuro! setelah break maghrib menjeda acara. Dengan beberapa anthem yang sepertinya sudah familiar di telinga crowd, Kuro! menyelesaikan penampilannya dengan penuh kesan. Di tengah penampilan Kuro!, Chandra (Kibordis) yang seharusnya stay di sisi panggung untuk siap tampil malah jalan-jalan menuju pintu tiket masuk karena ingin menemui salah satu temannya yang kesusahan masuk, karena takut dengan anjing-anjing yang dibawa oleh petugas keamanan. Berdasarkan penuturannya, dia mengaku sudah punya firasat buruk mengenai acara tersebut. "Gue lihat, aparat mencak-mencak dan juga sepertinya ada aksi pukul. Yang parah, malah tiket box bagian atapnya terbakar. Mungkin dibakar oleh massa yang berusaha menjebol pintu masuk." Berusaha menenangkan hati, kami yang mendengar penuturan Chandra, menggangap itu adalah hal yang 'wajar' terjadi di arena pensi. Maka kami pun memainkan beberapa track dari album "Night & Day" dan tanpa mengira sesuatu yang buruk begitu dekat dengan kami dan semua yang terlibat di dalam pensi tersebut. Begitu kelar tampil, sambil berganti kostum kami stay di back stage melihat beberapa penampil selanjutnya, seperti Hekta, dan Waria Sok Aksi. Selesai tampil, Chandra yang penasaran dengan situasi sebelumnya, kembali menuju ke pintu masuk tiket box. Benar saja, suasana makin 'panas'. Aksi teriak2 dan dorong terjadi di bibir pintu masuk. Aparat yang berjaga memperlihatkan raut tegangnya. Nah, ketika mencoba kembali ke back stage, ternyata kibodis kami ini mengalami kejadian tidak mengenakkan dengan aparat yang berjaga di pintu pembatas back stage. Dia sama sekali tidak diperkenankan masuk. Meskipun id sebagai pengisi acara sudah diperlihatkan, namun aparat tersebut tetap tidak bergeming dan malah mengeluarkan ucapan yang tidak mengenakan dan mengancam akan memukul dengan pentungan yang digenggam. Kesal dengan ancaman si aparat, Chandra yang kebetulan seorang wartawan, langsung mengeluarkan kartu pers yang dibawanya. Dipamerkannya 'kartu sakti' tersebut bukan dikarenakan ingin sok aksi, tetapi, "Gue kesel aja. Masa panitia gotong orang pingsan tetap gak boleh masuk. Malah aparat goblok itu gak henti-hentinya bilang 'kalo gak ada saya acara ini gak bakal aman'. Norak dan kurang edukasi tuh orang!" ungkap Chandra dengan nada kesal. Untungnya, beberapa teman aparat itu berhasil membujuknya. Gak lama, gembok pun dibuka. Melihat arena back stage malam itu, seolah melihat tempat evakuasi korban kerusuhan. Setiap hampir lima menit sekali, panitia menggotong korban luka-luka, pingsan, dan menangis. Yang menyeramkan, ada seorang cewek yang tangan kanannya berlubang, seperti ditusuk belati. Di momen ini, terlihat sekali wajah-wajah tegang para panitia. Namun, ketegangan itu sedikit sirna dengan hebohnya penampilan Trio Macan yang mendapatkan sambutan luar biasa malam itu. Sayang, itu tidak berlangsung lama. Di tiap detik penampilannya, pada pintu masuk terjadi aksi dorong. Seperti yang terdengar di HT (handy-talkie) yang dibawa panitia. Sekelar Trio Macam tampil, suasana makin gawat. Dari HT yang terdengar, pintu masuk telah berhasil dijebol oleh ribuan massa. Ironisnya, ditengah kemelut tersebut, aparat malah melarikan diri ke back stage. "Tolong dong, pada kumpul. Parah nih! Pintu depan udah dijebol ribuan orang. Petugas pada kabur!" begitu salah satu bunyi HT panitia. Disaat itu pula, panitia cewek diminta mengamankan diri. Melihat gelagat tersebut, kami akhirnya terpaksa mengurungkan niat untuk menyaksikan The Upstairs dan memilih untuk pulang. Dengan prakiraan, jika rusuh biasanya akan ada bakar2an dan pengrusakan kendaraan yang berada di sekitarnya. Kebetulan, sebagian besar dari kami menggunakan motor. Jadi, kami lebih milih menyelamatkan asset kami dibandingkan jadi korban pengrusakan. Tak lama kami melangkahkan kaki keluar, ternyata pagar pembatas back stage dijebol. Suasana tersebut membuat kami tidak mengenali yang mana panitia, penonton, dan pengisi acara, karena sudah bercampur baur. Sekarwati yang sekiranya tampil, langsung mengurungkan niatnya karena massa kian beringas dan naik ke atas panggung. Seperti yang terlihat di beberapa berita TV, massa yang tidak terkendali memanfaatkan momen tersebut untuk melakukan pencurian di beberapa booth yang ada, dan malah alat musik di atas panggung jadi sasaran. Tidak cuma itu saja, ketika kami menuju parkir motor yang berada tak jauh dari venue, ternyata beberapa helm yang kami bawa telah dicuri dengan paksa sehingga merusak beberapa bagian motor. Malah, beberapa tangan iseng juga menyebabkan motor yang kami bawa tidak bisa jalan karena pipa businya dicuri. Rupanya, tidak cuma kami saja yang mengalami kejadian tersebut. Beberapa pemilik motor yang memarkirkan motor di tempat yang sama juga mengalami hal yang tidak jauh berbeda dengan kami. Akhirnya, dengan sedikit nekat kami pulang dengan tiada helm di kepala. Esoknya, baru kami ketahui dari beberapa media pemberita, bahwa pensi tersebut berakhir dengan kerusuhan yang merusakan beberapa mobil, bis, dan juga motor. Tidak hanya penonton yang terluka, aparat keamanan juga mengalami hal yang sama. Tidak bisa dipungkiri lagi, panitia sudah dipastikan merugi secara material maupun citra. Hanya karena kejahatan segelintir orang, pensi yang seharusnya berakhir dengan suka cita harus ditutup dengan penuh sesal. Semoga banyak hikmah yang bisa diambil dari peristiwa ini. =MOLENVLIET= www.myspace.com/molenvlietband ---------------------------------------------------------- This message contains confidential information and is intended only for the addressee named. If you are not the named addressee (or authorised to receive for the addressee), you must not disseminate, distribute or copy this email.Please notify the sender immediately by e-mail if you have received this e-mail by mistake and delete this e-mail from your system
-- ^-^-^-^-^-^-^-^-^-^-^-^-^-^ Salam, Dessy Ristiana. W ^-^-^-^-^-^-^-^-^-^-^-^-^-^