Assalamualaikum ww
Maaf sanak & mamak sado alahe, lhaa, aku jadi hairan lhoo, ambo indak ado mangirim attachment apolagi html, kok bisa gitu yaa, pada hal ambo hanya mengetik "test" lalu pencet send, so dr mana tuh datangnya attachment
 
Makmalin memang agak sibuk akhir2 ko, biasa lah, nyiapin 18 lembar form isian dari kpu, sejak dari berbagai surat pernyataan dan surat keterangan dari berbagai instansi terkait sbg persyaratan caleg, gituuu .... AYT
 
Ambo lai nguping di milis sabili, kayaknya mentri dimaksud (YIH) yang nak rang Bangkinang rantau dari Luhak 50 Kota tu, tulbetul panen cercaan bak kecek urang go eh, we'e telah menabur angin menuai badai, tjkk 3x
 
Di PK Sejahtera, gaji menteri ataupun Aleg-nya masuk rekening partai, gaji seorang aleg hanya Rp 5 juta tertinggi Rp 8 juta bersih setelah potong zakat
 
Gaji dari pemerintah berapapun tingginya (di Kab. tkt. 2 Bengkalis gaji anggota dewan Rp18 juta utk anggota, Rp.21 juta utk ketua2 fraksi dan Rp 25 juta utuk ketua) namun di Pk Sejatera yang diterima alegnya hanya Rp.5 juta, namun bila diterima lebih tingi lagi seperti gaji anggota dewan di pusat yang kabarnya mencapai Rp50 jutaan maka aleg Pks terima max. Rp.8juta sahaja, sisanya digunakan utk fisabilillah yang dikelola partai
 
Ini memang spesifik Pks, bahkan ada seorang aleg di Jabar yang semua gajinya di-infaqkan lewat Pks, ini bisa terjadi karena sang aleg tsb. memang seorang usahawan yang sukses namun menyadari semua itu hanya titipan Allah belaka, mati aja nggak nggowo opo2, lhaa wong tangan-nya aja dua2 terbuka nggak nggenggam apa2 kok kecuwali 3 - 4 lapis kain kafan, gituuuu ..... katanya siiiih
 
Eh .... baa tanggapan kito soal polling sctv baru2 ko, kayaknya lawan kita udah jelas2 menampakkan diri yaitu nasara yang rame2 gabung ke PDS (Partai Damai Sejahtera) yang mendapat 15% dibawah Pk Sejahtera yang teratas 45.9%
 
Kayaknya semua nasara yang biasa makai jaket merah atawa kuning pada boyong ke PDS dengan cita2 RI#01 minimum RI#02 mendatang harus kristen, so bayangin aja di Istana Negara kelak bakalan tergantung Salib om yesus Haleluyah itu, nah, kalau kita2 rela yang gituan terjadi, silahkan aja biarin parpol Islam tanpa dukungan anda, baa gak ati ???
 
wasalam
makmalinpks
nb: Pls find it:
===============
To:[EMAIL PROTECTED]
                              From: "A Nizami" <[EMAIL PROTECTED]>  Add to
                              Address Book
                              Date:Wed, 10 Dec 2003 23:44:15 -0800 (PST)
                              Subject:[Sabili] Serakah? - Re: Jajak Pendapat
                              SMC, Sikap Yusril Memalukan
                                 
 
wa'alaikum salam wr wb,
Mari kita bersihkan diri kita dari kefanatikan
mendukung seseorang, serta mudah2an kita diberi
kekuatan untuk berpegang pada Al Qur'an dan hadits.
saya pikir tak seorang pun pejabat negara yang pantas
mengeluh gajinya kecil "cuma" rp 19 juta, karena gaji
itu sudah jauh di atas rata2 penghasilan rakyat
Indonesia (10 kali lipat lebih). Jangan bandingkan
dengan yang lain. Kalau tidak puas, berhenti saja, dan
silahkan kerja yang lain yang gajinya lebih besar.
Jika ingin menyumbangkan untuk rakyat atau
instansinya, jangan minta naik gaji, tapi minta agar
uang anggaran untuk rakyat atau instansinya dinaikan.
Kalau minta naik gaji, maaf saja ya, itu bukan
tempatnya, karena gaji itu untuk pribadi.
Nabi yang juga merupakan pemimpin negara, hidup
sederhana, tidur cuma beralaskan pelepah kurma. Tapi
Nabi memberikan harta yang ada di Baitul Maal untuk
rakyatnya, bukan untuk menaikan gajinya.
Khalifah Ali juga begitu. Karena kecilnya upah
(mungkin tak ada upah sebagai khalifah), beliau
memikul barang untuk mencari nafkah walau anak buahnya
ada yang keberatan. Uang yang ada di kas negara
digunakan untuk kemakmuran rakyat. Beliau tidak pernah
minta gaji besar dengan dalih gajinya untuk rakyat.
Saya berharap berita Yusril mengeluh soal gaji itu
tidak benar. Jika benar, saya harap Yusril segera
bertaubat dan bersyukur kepada Allah karena tidak
banyak rakyat Indonesia yang bisa menikmati gaji
sebesar dia.
Berikut cerita yang mudah2an bisa bermanfaat bagi
kita:
Said bin Amir, gubernur yang masuk dalam daftar orang
miskin
Dipublikasi pada Tuesday, 23 September 2003 oleh
aharis
 
Sumber: Tarbawi
Khalifah Umar bin Khattab berniat menggantikan
gubernur Syam yang semula dipercayakan kepada
Muawiyah. Penggantinya yang diinginkan Khalifah adalah
Said bin Amir Al-Jumahi. “Aku ingin memberimu amanah
menjadi gubernur,” kata Umar kepada Said. Said
berkata, “Jangan kau jerumuskan aku ke dalam fitnah,
wahai Amirul Mukminin. Kalian mengalungkan amanah ini
di leherku kemudian kalian tinggal aku.” Umar mengira
bahwa Said menginginkan gaji, “Kalau begitu, kita
berikan untukmu gaji.” Said menjawab, “Allah telah
memberiku rizki yang cukup bahkan lebih dari yang
kuinginkan.” Begitulah kursi gubernuran yang ditolak
oleh Said dengan halus. Walau akhirnya dia harus
menunjukkan ketaatannya kepada Khalifah dengan menaati
keinginan Umar yang tetap bersiteguh untuk
mengangkatnya sebagai gubernur Syam. Akhirnya hari
yang ditentukan untuk keberangkatannya ke Syam tiba.
Dari Madinah dia berangkat beserta istrinya menuju
tempat tugasnya yang baru. Sesampainya di Syam, Said
memulai hari-harinya dengan amanah baru, menjadi
gubernur Syam. Hingga suatu saat Said terlilit
kebutuhan yang memerlukan uang. Sementara tidak ada
uang pribadinya yang bisa dia pakai. Sementara itu di
Madinah Umar mendapatkan tamu utusan dari Syam. Mereka
datang untuk melaporkan beberapa kebutuhan dan urusan
mereka sebagai rakyat yang hidup di bawah kekhilafahan
Umar bin Khattab. Umar berkata, “Tuliskan nama-nama
orang miskin di tempat kalian.” Mereka pun menuliskan
nama-nama orang yang membutuhkan bantuan dari negara.
Tulisan itu diserahkan kepada Umar. Dengan agak
terkejut, Umar menemui sebuah nama. Said. “Apakah ini
Said gubernur kalian?” “Ya, itu Said gubernur kami.”
“Dia termasuk daftar orang-orang miskin?” tanya Umar
lagi mempertega s. “Ya,” jawab mereka meyakinkan. Umar
kemudian mengambil sebuah kantong dari kain yang
terikat ujungnya. “Berikan ini kepada gubernur
kalian,” kata Umar sambil memberikan kantong itu
kepada mereka. Rombongan itu akhirnya kembali ke Syam.
Setelah sampai, mereka menyampaikan amanah dari Umar
itu kepada Said gubernur mereka. Sore harinya Said
pulang ke rumah. Dia membuka kantong tersebut tanpa
sepengetahuan istrinya. Dan ternyata kantong tersebut
berisi uang seribu dinar. Jumlah yang tidak sedikit.
“Innalillahi wainna ilaihi rojiun,” katanya lirih.
Ternyata istrinya mendengar perkataan tersebut.
“Apakah amirul mukminin meninggal?” tanya istrinya.
“Tidak, tetapi musibah yang lebih besar dari itu,”
kata Said. “Maukah engkau membantuku?” sambung Said.
“Tentu,” jawab istrinya. “Dunia telah memasuki diriku
untuk merusak akhiratku,” kata Said. Esok paginya,
Said memanggil orang kepercayaannya untuk membagikan
uang itu kepada para janda, a nak yatim dan orang
miskin yang membutuhkan. Tanpa tersisa sedikit pun.
Barulah istrinya memahami kata-kata Said, “Dunia telah
memasuki diriku untuk merusak akhiratku.” Begitulah.
Dan memang Said selalu berusaha untuk menjadikan dunia
yang dimilikinya untuk membeli akhirat. Agar
mendapatkan bidadari surga. Ketika suatu hari istrinya
menuntut uang yang diberikan dari kakhilafahan,
sementara uang itu telah habis disumbangkan kepada
orang lain. Hingga tuntutannya itu membuat Said
tersiksa. Said berusaha menghindari istrinya beberapa
hari dengan selalu pulang malam. Agar dia tidak
mendengar lagi tuntutan istrinya. Sampai istrinya
akhirnya tahu bahwa hartanya telah habis dibagikan
cuma-cuma. Sang istri menangisi kepergian harta itu.
Dan inilah yang dikatakan Said kepada istri
tercintanya, “Sebenarnya istriku, dulu aku mempunyai
teman-teman yang kini telah lebih dulu meninggalkanku.
Aku tidak rela setelah mereka pergi aku bergelimang
harta. Dan kemudian bidadari surga itu jika muncul di
langit dunia akan menerangi seluruh penduduk bumi dan
sinarnya itu akan memadamkan sinar matahari dan
rembulan. Pakaian yang dia pakai lebih baik daripada
dunia seisinya. Maka aku lebih memilih dirimu untuk
menjadi bidadariku di surga nanti.” Kata-kata ini
membuat istrinya Said ridho. Kehidupan seorang
gubernur Said bin Amir tidak hanya terhenti sampai
tingkat kesenangannya membagikan harta. Kalau kita
menengok dalam rumahnya lebih ke dalam lagi, kita akan
menjumpai kehidupan seorang gunernur yang tak kita
jumpai hari ini. Gubernur yang sangat zuhud kepada
dunia, tidak merasa begitu perlu dengan harta, maka
mustahil kalau dia rela memakan harta rakyatnya.
Inspeksi mendadak yang dilakukan Umar ke Syam akan
mengantarkan kita kepada kisah-kisah dalam rumah
tangga Said. Begitu sampai Himsa, Umar mengumpulkan
penduduk kota tersebut dan bertanya, “Wahai penduduk
Himsa, bagaimana kalian mendapati gubernur kalian?”
Jawaban mereka cukup mengejutkan, “Kami mengeluhkan
empat hal. Pertama, dia selalu keluar kepada kami
setelah siang datang.” “Ini berat,” kata Umar.
“Kemudian apa?” tanya Umar kembali. “Kedua, dia tidak
melayani siapa pun yang datang malam hari.” “Ini juga
masalah serius, kemudian apa lagi?” “Ketiga, ada satu
hari dalam satu bulan dimana dia tidak keluar sama
sekali untuk menemui kami.” “Ini tidak boleh dianggap
enteng, kemudian yang keempat?” “Dia terkadang pingsan
ketika bersama kami.” Mendengar aduan ini, Umar tidak
bisa tinggal diam. Dia merasa perlu untuk cepat
menyelesaikan permasalahan yang timbul antara
pejabatnya itu dengan rakyatnya. Itulah pemimpin mulia
yang langsung mendengar masalah rakyatnya dan langsung
memberikan solusi konkrit dan bukan pepesan kosong
serta janji memuakkan. Umar membuat pertemuan akbar
antara Said sebagai gubernur dan rakyatnya yang siap
mengadili gubernur mereka. “Ya Allah, jangan Engkau
kecewakan prasangka baikku selama ini kepadanya.” Kata
Umar membuka pertemuan, “Baiklah, apa yang kalian
keluhkan?” “Pertama, Said tidak keluar menemui kami
kecuali setelah siang datang menjelang.” Said angkat
bicara, “Demi Allah sesungguhnya aku tidak suka
menjawabnya. Aku tidak mempunyai pembantu, maka aku
harus mengadoni roti sendiri, kemudian aku tunggu
sampai adonan itu mengambang dan kemudian aku panggang
hingga menjadi roti, kemudian aku wudhu dan baru
keluar.’ “Terus apa lagi?” “Kedua, Said tidak mau
melayani yang datang kepadanya di malam hari.” “Apa
jawabmu, wahai Said?” “Sesungguhnya aku tidak suka
menjawabnya. Aku menjadikan siang hariku untuk mereka
dan aku menjadikan malamku untuk Allah Azza Wajalla
saja.” “Kemudian apa lagi?” “Ada satu hari tertentu
dimana dia tidak keluar sama sekali dari rumahnya.”
“Apa komentarmu?” “Aku tidak mempunyai pembantu yang
mencucikan pakaianku. Sementara aku tidak memiliki
pakaian yang lain. Maka aku mencucinya sendiri dan aku
tunggu sampai kering, selanjutnya aku keluar kepada
mereka saat sudah sore.” “Selanjutnya apa lagi?” “Said
suka pingsan.” “Aku menyaksikan meninggalnya Khubaib
Al-Anshari di Mekah. Kematiannya sangat tragis di
tangan orang-orang kafir Quraisy. Mereka
menyayat-nyayat dagingnya kemudian menyalibnya di
pohon kurma. Orang Quraisy itu meledek, “Khubaib,
apakah kamu rela jika Muhammad sekarang yang
menggantikanmu untuk disiksa?” Khubaib menjawab, “Demi
Allah, kalau saya berada tenang dengan keluarga dan
anakku, kemudian Muhammad tertusuk duri sungguh aku
tidak rela.” Ketika itu aku masih dalam keadaan kafir
dan menyaksikan Khubaib disiksa sedemikian rupa. Dan
aku tidak bisa menolongnya. Setiap ingat itu, aku
sangat khawatir bahwa Allah tidak mengampuniku untuk
selamanya. Jika ingat itu, aku pingsan.” Umar berkata,
“ Segala puji bagi Allah yang tidak mengecewakan
prasangka baikku kepadanya.”
http://www.agus-haris.net/modules.php?name=News&file=article&sid=75
--- In [EMAIL PROTECTED], "Ikhsan Riyadi"
<[EMAIL PROTECTED]...> wrote:
> Assalamu'alaikum wr,wb
> Terlepas dari Yusril sebagai pemimpin Partai Islam
atau tidak. Saya fikir
> wajar kalo seorang yusril meminta gaji lebih dari 19
Juta.
> Sebagai perbandingan, seorang direktur sebuah bank
swasta saja gajinya bisa
> mencapai 40 juta rupiah. Dimana direktur tersebut
hanya menangani sebuah
> lingkup kerja yang relatif kecil. Jadi wajar saja
kalo yusril meminta gaji
> lebih dari itu dimana tanggung jawab pekerjaan dia,
resiko pekerjaan dia
> serta pekerjaan yang dia kerjaan sebagai seorang
ment ri lebih daripada
> tanggung jawab seorang direktur bank. Apakah orang
yang bekerja untuk Rakyat
> itu harus mendapat gaji dan fasilitas yang kecil ???
kan tidak ... !!!
> Yang dikeluhkan oleh Yusril dalam hal ini adalah
besarnya uang sosial yang
> dia berikan kepada Masyarakat indonesia yang diambil
dari gajinya ...
> mestinya kita sedikit bersyukur bahwa beliau
menggunakan kepentingan sosial
> dari dirinya sendiri ... bukan dari uang Rakyat ....
!!
> Kalo dilogikakan Pemerintah ini adalah sebuah
perusahaan yang sangat besar
> dan yusril adalah direktur bagian hukum dan ham.
Jadi profesional aja deh
> ... !!
> Kalo kita flash back ke Jaman Ummar bin Khattab RA.
Beliau menggaji HAKIM
> dengan sangat tinggi, kemudian memfasilitasinya
dengan fasilitas yang baik
> bahkan Ummar melarang sang Hakim untuk menerima
bantuan apapun dari Luar
> (selain dari negara) untuk menjaga kelur usan niat
dan kemerdekaan dari sang
> hakim agar sang hakim bisa bertindak adil.
> Kalo dilihat dari Gajinya yusril dengan gaji kita
... ya Jauhlah ... kita
> gajinya kecil karena memang tanggung jawab yang ada
dalam pundak kita juga
> kecil .... jadi kita mesti adil juga dalam
menanggapinya. Saya yakin Yusril
> bukan orang Bodoh dan Picik melontarkan hal ini ke
publik.
> wallahu'alam .. menurut saya hendaknya kita tabayyun
or check and rechek
> lagi atas setiap permasalahan. Saya gak setuju kita
melihat permasalahn itu
> dari satu sisi saja... soalnya kita sendiri belum
mendengar, melihat atau
> membaca penjelasan resmi dan rinci dari Yusril.
> Wassalam
> Ikhsan
> ----- Original Message -----
> From: "A Nizami" <[EMAIL PROTECTED]...>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Thu rsday, December 11, 2003 8:36 AM
> Subject: [Sabili] Serakah? - Re: Jajak Pendapat SMC,
Sikap Yusril Memalukan
> > Assalamu'alaikum wr wb
> > Mudah2an berita di bawah tidak benar (semoga ada
yang
> > melakukan tabayyun).
> > Tapi jika benar, seharusnya Yusril yang merupakan
> > seorang calon presiden dari sebuah partai Islam
> > bersyukur bahwa gajinya yang "cuma" Rp 19 juta itu
> > sudah berlipat kali lebih banyak dari kebanyakan
gaji
> > rakyat Indonesia (termasuk saya).
> > Mayoritas rakyat Indonesia gajinya cuma kurang
dari Rp
> > 2 juta. Seharusnya pemimpin2 kita tidak serakah
dan
> > lebih memikirkan bagaimana cara meningkatkan
> > penghasilan rakyatnya ketimbang penghasilan
> > pribadinya.
> > "La in syakartum la azidanakum. Wa la in kafartum,
> > inna adzaabi la syadiid" (Jika kamu bersukur, Aku
> > tambah nikma tku padamu. Dan jika kamu ingkar,
> > sesungguhnya azabKu sangat pedih). Begitu firman
Allah
> > SWT.
> > Wassalam
> > --- In [EMAIL PROTECTED], "[EMAIL PROTECTED]..."
> > <[EMAIL PROTECTED]...> wrote:
http://www.suaramerdeka.com/cybernews/harian/0312/09/dar1.htm
> > > Selasa, 9/12/03 : 11.45 WIB
> > > Jajak Pendapat SMC
> > > Sikap Yusril Memalukan
> > > Semarang, Cybernews. Keluhan Menkeh HAM Yusril
Ihza
> > Mahendra tentang
> > > gajinya yang "hanya" Rp 19 juta, dinilai
sebagian
> > besar pembaca Suara
> > > Merdeka Cybernews (SMC) sebagai hal yang
memalukan.
> > >
> > > Dari 462 responden yang mengikuti jajak pendapat
> > tentang keluhan
> > > Yusril di situs ini, lebih dari 50% responden
> > mengatakan sikap itu
> > > sebagai hal yang memalukan. Jumlah itu, 235
(50,9%)
> > merupakan sikap
> > > pembaca yang cukup lunak, dibandingkan jumlah
> > responden kedua,
> > > sebanyak 99 responden (21,4%) menilah keluhan
itu
> > membuat Yusril layak
> > > untuk dipecat dari posisinya.
> > >
> > > Jajak pendapat yang mulai di-online-kan satu
minggu
> > lalu itu juga
> > > mencatat kecaman 60 responden (13%) yang menilai
> > keluhan itu
> > > membuktikan Yusril lebih berwatak pedagang
daripada
> > seorang negarawan.
> > > Tentu, ini kecaman yang cukup keras. Sedangkan
yang
> > dapat memaklumi
> > > keluhan itu dan menilai gaji tersebut cukup
kecil,
> > hanya 68 responden
> > > atau 14,7% dari jumlah keseluruhan.
> > >
> > > Jajak pendapat SMC sendiri hanya dapat dilakukan
> > dari satu komputer
> > > untuk satu pilihan. Dengan demikian, sangat
sulit
> > seorang responden
> > > melakukan pemilihan berulang. Hal ini juga
> > menegaskan bahwa komposisi
> > > pilihan responden cukup valid untuk
menggambarkan
> > sikap pembaca atas
> > > keluhan Yusril tersebut.
> > > Apakah sikap responden ini juga akan signifikan
> > dengan pencalonan
> > > Yusril sebagai presiden dalam Pemilu 2004? Kita
> > tunggu saja. (*/CN02)
---------------------------------------------------------
> > > This mail was sent through DMZ|HOUSE Eoffice:
http://www.eoffice.dk
> >
> > =====
> > Bacalah artikel2 tentang Islam di homepage
sederhana:> > http://www.geocities.com/nizaminz
> > Kunjungilah www.swaramuslim.net untuk mengetahui
berita-berita serta
> artikel-artikel terbaru tentang Islam
> > Untuk subscribe ke milis sabili kirim email kosong
ke:
> [EMAIL PROTECTED]
> > Untuk unsubscribe dari milis sabili kirim email
kosong ke:
> [EMAIL PROTECTED]
Bacalah artikel2 tentang Islam di homepage sederhana:
http://www.geocities.com/nizaminz
__________________________________
Kunjungilah www.swaramuslim.net untuk mengetahui berita-berita serta
artikel-artikel terbaru tentang Islam
Untuk subscribe ke milis sabili kirim email kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]
Untuk unsubscribe dari milis sabili kirim email kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]

Adrisman Yunus <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
eh eh...., om Arman ngirim ada attach-nya, entar laptop sanak
Joni ngedetect ada virus lho...., katanya yang udah
nyobain sih, kita mesti ngirim plain txt aja, jangan
pakai HTML...., Kemana aja nih mak..., sibuk ya...Gimana komentar mamak tentang ada mentri yang ngeluh katanya gajinya kekecilan......:), saya rasa ini mentri kayak begini nggak bakal ada di PKS, ya nggak mak.....?....:)
salam
AYT


Do you Yahoo!?
New Yahoo! Photos - easier uploading and sharing
____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke