Berarti sekarang Sumbar dibelakang ex kawan seSumatera Tengah dahulu. Alias
alah katinggalan kureta awak komah.

Jadi apo nan kadikarajoan dek Mamak2, Bundokanduang2 atau Tuan2 Cadiak
pandai dikampuang untuak manjadikan Sumbar sajajar jo Riau dan Jambi. Kalau
hanyo ado Jalan Layang, Taluak Bayua Nan Gadang, Katapiang nan gadang tu
sajo tanpa di ikuti jo upayo manfaakan fasilitas tadi.

Ambo mancaliak pamarentah kito banyak karajonyo baangan-angan. Misalnyo
dibuek Katapiang manjadi palabuahan Udaro Internasional, angan-angannyo
supayo nanti banyak penerbangan internasional nan kamasuak. Saharusnyo kan
indak hanyo itu, mjisalnyo paralunyo Katapiang tu kalau Tabiang kiniko lah
angok-angok-i malayani penerbangan pesawat internasional nan masuak. Ambo
batanyo, bara flight sahari kini nan masuak tabiang pesawat nan dari lua tu.
baitu juo kanan lain nyo. Dibuek jalan layang apo bilo ado sakitar labiah
dari 100 kontainer kiniko nan harus lewaik jalan kelok sambilan satiok
harinyo. Tapi kalau hanyo ciek saharinyo apo iyo lah paralu.

Sangajo ambo manulih ko sabab ambo caliak buktinyo pamarentah tu
kapandaiannyo hanyo mambuek proyek. Contoh proyek Padang Bay Pass, atao Zona
Industri Padang. Baa kabanyo kino ko kaduo proyek tu. Apokoh lah banyak
badiri Industri-industri di sakitar Padang Baypas atau di dalam Padang
Industrial Park. kalau alah ambo sangaik satuju Taluak Bayua paralu gadang
dan paralu jalan layang. Kalau alaun lain, mangko nanparalu didahulukan
adolah mam buek lapangan karajo untuak pamuda anak nagari dari pitih nan di
budgetkan ka proyek jalan jo mampagadang taluak bayua tu.

dn




----- Original Message -----
From: "RaNK MaRoLa" <[EMAIL PROTECTED]>
To: "KaRaNTau" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, December 23, 2003 10:52 AM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Padang Ekspres Online ---> Sumbar Sejajar
DenganTetangga


> Sumbar Sejajar Dengan Tetangga
>
> By padangekspres
> Selasa, 23-Desember-2003, 06:46:07 WIB25 klik
>
> Padang, Padek-Pertumbuhan perekonomian Provinsi Sumbar segera cerah dan
> tumbuh cepat menandingi provinsi tetangga, Riau dan Jambi. Hal ini karena
> pemerintah mulai memperlihatkan terobosannya dengan peresmian pengerjaan
> jalan layang Kelok Sembilan dan jalan dua jalur Tabing-Duku Padang yang
> mengakses ke lokasi Bandara International Ketaping.
>
> Demikian harapan dan optimisme dari anggota MPR-RI asal Sumatera Barat, H
> Leonardy Harmainy MBA, Ketua Departemen Promosi dan Pemasaran Dewan
Pimpinan
> Pusat Kadin, Iqbal Alan Abdullah dan Dosen Perencanaan Pembangunan
Fakultas
> Ekonomi Universitas Andalas, Sri Maryati SE MA, kepada Padang Ekspres
ketika
> dimintai komentar mereka secara terpisah, kemarin.
>
> "Jika sudah beroperasi, maka jalur Sumbar-Riau dalam waktu yang lebih
cepat,
> aman dapat dicapai. Dengan transportasi seperti ini, mobilitas arus barang
> dan jasa akan tinggi. Nah, infrastruktur yang baru saja diresmikan
> pengerjaannya kemarin oleh Presiden Megawati, bahkan langsung mendapat
> respons itu adalah sebuah harapan bagi Sumbar untuk perekonomian masa
> mendatang," ungkap Leonardy Harmainy.
>
> Lebih jauh dikatakan Ketua Umum BPD Gapensi Sumbar ini melihat, selesainya
> jalur ini nantinya akan sangat bermanfaat bagi sektor riil. "Yang lebih
> dahulu merasakan itu adalah sektor agro bisnis. Sekarang saja mobilitas
itu
> sudah jalan, namun selalu terkendala dengan masalah jarak tempuh karena
> jalan yang berliku-liku," tambah Leonardy.
>
> Ke depan diharapkan tidak adalagi over stock produksi. "Karena pasar sudah
> terbuka. Artinya, semua hasil bumi yang dibutuhkan pasar Riau dan ada di
> Sumbar sudah bisa tak masalah lagi dipasarkan di sana. Jadi, effeck sangat
> jelas di tengah-tengah masyarakat," tegasnya.
>
> Disadari betul, pembangunan infrastruktur adalah sesuatu yang mutlak
> dilakukan oleh pemerintah untuk masyarakat. Dan masyarakat tinggal
> meningkatkan mobilitas dan bekerja keras untuk mencapai tarap hidup yang
> lebih baik.
>
> "Maka bukan saja Kelok Sembilan, pelebaran jalan Padang-Duku, tetapi juga
> Pelabuhan Teluk Bayur. Kalau sudah dibenahi, wah Sumbar bisa berlari
> mengejar pertumbuhan ekonomi," paparnya lagi.
>
> Kalau sudah begitu, apa yang harus dibenahi oleh Pemprov Sumbar?
> "Pariwisata. Setiap Pemkab-Pemko harus menciptakan trade mark objek
> wisatanya. Ada dua hal di sini, yang sudah jadi harus dibenahi secara
> menarik. Dan yang belum jadi harus dibangun segera," tutur putra Koto
Gadang
> yang sehari-hari juga Ketua Partai Golkar Sumbar dan Ketua Lembaga
> Pengembangan Jasa Konstruksi.
>
> Tak jauh beda pandangan ini dengan tokoh pariwisata nasional, Iqbal Alan
> Abdullah. Selain masalah pasar, terbukanya jalur Sumbar-Riau yang cepat
dan
> aman, Ketaping juga menjadi harapan besar bagi masyarakat. "Karena akses
itu
> tidak sekedar dengan tetangga, tetapi dengan dunia luar. Tak sebatas
ASEAN,
> tetapi seluruh negara yang ada di dunia," tutur Iqbal yang juga Ketua Umum
> Dewan Pengurus Pusat (DPP) Indonesia Congress and Convention Association
> (Incca).
>
> Menurut putra Pariaman itu, pariwisata Ranahminang butuh polesan dan
promosi
> agar menarik dan dikenal di dunia luar. "Jangan sampai sebaliknya,
> masyarakat Sumbar yang konsumtif, belanja keluar dan hanya menerima apa
yang
> masuk dari luar," tutur Pengurus Masyarakat Pariwisata Indonesia (MPI)
ini.
>
> Lebih dari itu, spirit dari rantau harus diserap cepat. "Efesiensi
> transportasi sekian jam dari kemajuan pembangunan mesti diiringi dengan
> persiapan sektor pariwisata yang matang. Setiap daerah memiliki objek yang
> layak jual, pelayanan prima. Inilah potensi Sumbar paling utama disamping
> potensi pertanian tadi," tegas Iqbal.
>
> Sinergi Antar Daerah
>
> Senada dengan hal tersebut, pengamat ekonomi Sri Maryati SE MA menilai,
> proyek strategis yang ditampilkan Gubernur Zainal Bakar menjelang tutup
> tahun 2003 tersebut tidak akan memberikan multiflier efect yang besar,
jika
> tidak diiringi dengan perencanaan yang matang oleh pemerintah baik
provinsi
> maupun kabupaten dan kota. Untuk itu perlu sinergi antar daerah, baik
antar
> kabupaten/kota maupun provinsi dalam melakukan perencanaan pembangunan.
>
> "Dengan adanya proyek go internasional pelabuhan Teluk Bayur dan
> beroperasinya Bandara Internasiona Ketaping, ini akan membawa dampak yang
> luar biasa bagi Sumbar. Khususnya dalam arus transportasi dan perdagangan
> internasional. Apalagi Pemprov sudah mencanangkan Teluk Bayur sebagai
pusat
> pelabuhan laut terbesar di Indonesia wilayah barat. Namun akan sia-sia,
jika
> pemerintah daerah sendiri tidak siap. Dalam artian, percuma kapal-kapal
> ataupun pesawat-pesawat internasional itu datang ke Telukbayur atau
Bandara
> Ketaping, jika produk yang akan dibawanya dari sini tidak ada," ujar
ekonom
> muda ini.
>
> Sri Maryati yang saat ini terlibat aktif dalam tim penyusunan Rencana Umum
> Tata Ruang Kota (RUTRK) Padang tersebut menyatakan, belajar dari
pengalaman
> selama ini, kesulitan berkembangnya Telukbayur, karena minimnya produk
> ekspor yang akan dibawa. "Ke depan bila ingin menjadi Teluk Bayur sebagai
> satu-satunya pelabuhan terbesar di pantai barat Sumatera, sinergi
> pembangunan antar kabupaten dan kota di Sumbar dan antar provinsi
tetangga,
> khususnya Riau, Jambi, Sumut dan Bengkulu harus dilakukan. Jika selama ini
> produk dari daerah tersebut, seperti agribisnis, tambang dan kehutanan
lebih
> cenderung diekspor melalui pelabuhan di pantai timur, maka ke depan di
> upayakan ke Teluk Bayur. Secara geografis, jarak ke Telukbayur lebih
dekat.
> Cuma selama ini terkendala faktor jalan, dengan dibukanya jembatan layang
> Kelok Sembilan, pelebaran jalan Lintas Barat Sumatera, khususnya jalur
> Padang-Solok, dan rencana Jalan Pantai Barat dari Padang-Air Bangis, ini
> sangat mendukung pengembangan tersebut," lanjutnya.
>
> Sri menilai, "Ketertinggalan Sumbar beberapa waktu belakangan, khususnya
> sejak bergulirnya otonomi daerah, karena kita lebih cenderung menonton.
Kita
> terpesona dengan kekayaan Riau ataupun Jambi, tanpa berbuat. Padahal
> multiflie efeck dari kekayaan mereka dapat kita nikmati. Misalnya, hampir
90
> persen kebutuhan Riau kita pasok dari Sumbar. Demikian juga dengan Jambi.
> Cuma kita terbiasa jadi penonton, apalagi di era otonomi, sangat
> mensingkronkan pembangunan antar kabupaten/kota. Ini harus kita
tinggalkan,
> sekarang manfaatkan peluang, " lanjut alumni Pascasarjana FE Universitas
> Gajahmada itu.
>
> Misal, lanjut Sri, Pemko Padang menyiapkan kawasan Bungus sebagai pusat
> industri maritim pantai barat. Kemudian menyiapkan kawasan Air Pacah dan
> Lubuk Buaya sebagai pusat industri. Ini dalam rangka menopang kemajuan
> kawasan Bandara Ketaping kelak. Seharusnya kabupaten dan kota lain, juga
> sudah menyiapkan sesuai dengan potensi dan karakteristik daerah
> masing-masing. (hry/alt)
>
> ____________________________________________________
> Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
> http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
> ____________________________________________________
>

____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke