From : H. M. Nur Abdurrahman (HMNA):

Assalamu 'alaykum wr.wb.  

Pertama-tama kita sepakati dahulu mengenai term budaya/kultur, atau kalau tidak bisa sepakat sekurang-kurangnya anda sudah faham apa yang saya maksud dengan budaya, singkatnya budaya itu adalah 'produk" akal manusia itulah yang saya maksud dengan kebudayaan itu sumbernya historis, artinya lahir oleh sejarah pertumbuhan hasil budi-daya manusia. Wahyu itu non-historis, karena wahyu itu tidak dilahirkan oleh sejarah. Dari sinilah saya bertitik tolak untuk "menyalahkan" visi anda yang mengatakan "Ada wahyu yang dipengaruhi kultur Arab". Artinya menurut persepsi saya berdasar atas pengertian istilah "pengaruh" ==> yang dipengaruhi itu posisinya dibawah dari yang mempengaruhi. Oleh sebab itu visi Ada wahyu yang dipengaruhi kultur Arab, bukankah itu sudah jelas bahwa posisi kultur Arab itu "mengatasi" wahyu? ==> Artinya kebudayaan yang produk akal manusia itu posisinya mengatasi wahyu yang bersumber dari Allah SWT? Bukankah itu menghina Allah SWT? Selanjutnya, jika ada wahyu yang dipengaruhi oleh kultur Arab, maka berarti Al-Quran samalah kedudukannya dengan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, yang ayat-ayatnya bercampur aduk dengan kultur Bani Israil? ==> Artinya Al-Quran itu tidak murni terdiri dari wahyu. Apakah ini tidak mendustakan Nabi Muhammad SAW, menuduh Nabi Muhammad SAW mencampuradukkan wahyu dengan kultur Arab dalam Al-Quran?  

Ini dulu kita finalkan baru beralih ke substansi yang lain.  

Wassalam,
HMNA


____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke