http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2004/bulan/05/tgl/13/time/63028/idnews/156709/idkanal/10

 Kisah 6 Pasang Capres-Cawapres
 Reporter: Shinta Shinaga

  detikcom - Jakarta, Pendaftaran capres dan cawapres berakhir Rabu 12 Mei
 2004. Hasilnya, ada 6 pasang capres-cawapres. Siapa dan seperti apa kisah
 mereka?

Keenam pasang capres-cawapres itu sesuai urutan mendaftar di KPU adalah Susilo
Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla dari Partai Demokrat, Amien Rais-Siswono Yudo
Husodo dari Partai Amanat Nasional, Wiranto-Shalahudin Wahid dari Partai
Golkar, Abdurrahman Wahid-Marwah Daud Ibrahim dari Partai Kebangkitan Bangsa,
Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi dari Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan, dan Hamzah Haz-Agum Gumelar dari Partai Persatuan Pembangunan.


Setelah pendaftaran ditutup, KPU segera melakukan penelitian. KPU akan
mengumumkan kelengkapan berkas masing-masing calon pada Jumat 14 Mei 2004.
Para calon diberi kesempatan untuk melengkapi berkas hingga Jumat 21 Mei 2004.
Selanjutnya KPU akan mengumumkan pasangan calon yang berhak mengikuti Pemilu
Presiden pada Sabtu 22 Mei 2004.


Berikut sekelumit kisah pasangan capres dan cawapres ini:

Susilo Bambang Yudhoyono. Pria berperawakan tinggi besar yang akrab disapa SBY
ini berkibar namanya di era Presiden Gus Dur. SBY bahkan sempat disebut
sebagai menteri pertama. Bahkan Gus Dur pun sempat menyebut jenderal
purnawirawan bintang empat itu sebagai capres yang oke punya.


Jenderal purnawirawan bintang empat ini lahir di Pacitan, Jawa Tengah pada 9
September 1949. Di era Gus Dur, SBY menduduki posisi Menteri Pertambangan dan
Energi (Mentamben). SBY yang dikenal low profile ini juga ditunjuk Gus Dur
sebagai negosiator (mewakili pemerintah) dengan keluarga Cendana untuk
mengembalikan harta kekayaan Soeharto.


Saat Gus Dur di ujung tanduk, SBY ditunjuk menjadi Menko Polkam dan memegang
kendali maklumat yang dikeluarkan Gus Dur yang menilai negara dalam keadaan
darurat politik. Gus Dur “menghabisi” SBY setelah menantu Sarwo Edhi itu
menolak melaksanakan rencana dekrit presiden. Hal itu tak membuat bintangnya
redup. SBY bahkan menjadi kandidat wapres dalam SI MPR akhir Juli 2001.


Di era Presiden Megawati Soekarnoputri, SBY kembali mendapat "jatah" sebagai
Menko Polkam dalam Kabinet Gotong Royong. Menjelang dicapreskan secara resmi
oleh Partai Demokrat, SBY mundur dari jabatannya.


Yusuf Kalla. Namanya ngetop sejak menjadi pemrakarsa Deklarasi Malino I untuk
kerusuhan di Poso. Karena sukses, Menko Kesra era Presiden Megawati
Soekarnoputri ini pun kemudian kembali menjadi pemrakarsa Deklarasi Malino II
untuk Ambon.


Saat konvensi capres Partai Golkar, kader Golkar in pun mencalonkan diri.
Menjelang pemilihan, Kalla memilih mundur. Dia dilamar sebagai cawapres Partai
Demokrat untuk mendampingi SBY. Kalla menyatakan bersedia. Dia pun mundur dari
jabatannya di Kabinet Gotong Royong.


Amien Rais. Pria kelahiran Solo pada 26 April 1944 ini dikenal kritis
sepanjang pemerintahan Presiden Soeharto. Tahun 1998, salah satu pendeklarasi
ICMI ini bersatu dengan mahasiswa menuntut turunnya Soeharto, dan berperan
dalam proses reformasi.


Amien aktif di ICMI, BPPT, dan Muhammadiyah. Dia membentuk Partai Amanat
Nasional (PAN) pada 1998 yang mulanya berbasis massa Muhammadiyah. Pada Pemilu
1999, Amien menyadari peluangnya sangat kecil untuk jadi presiden. Dia pun
menggagas Poros Tengah yang kemudian mengantar Gus Dur jadi presiden. Amien
pun harus puas dengan duduk sebagai Ketua MPR.


 Siswono Yudo Husodo. Pada era Presiden Soeharto, pria ini menjabat Meneg
 Perumahan Rakyat, kemudian Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambahan
Hutan.

Lahir di Long Iram Kalimantan Timur 4 Juli 1943, Siswono kemudian menjabat
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Pada Pemilu 2004, dia dilamar
sejumlah parpol untuk menjadi capres. Namun akhirnya anggota MPR Fraksi Utusan
Golongan ini menerima lamaran sebagai cawapres untuk Amien Rais.


Wiranto. Jenderal purnawirawan ini kerap dikaitkan dengan sejumlah kasus
pelanggaran HAM. Sebut saja tragedi Trisakti 12 Mei 1998, kerusuhan 13-14 Mei
1998, peristiwa Semanggi, dan Timor Timur. Bahkan kabar terakhir, pengadilan
PBB meminta Wiranto ditangkap karena kasus Timtim.


Menko Polkam pada era Presiden Gus Dur ini memenangkan konvensi capres Partai
Golkar dengan mengalahkan saingan terberatnya Ketua Umum Partai Golkar Akbar
Tandjung.


 Nama Wiranto juga berkibar pada era Presiden Soeharto. Dia pernah menjabat
 sebagai Menhankam/Panglima ABRI. Pria yang suka bernyanyi ini juga masih
 menjabat Menhankam/Panglima TNI pada era Presiden Habibie.

Shalahudin Wahid. Pria yang akrab disapa Gus Solah ini sebenarnya lebih akrab
berkecimpung di PBNU ketimbang dunia politik. Ketua PBNU ini kemudian menjadi
Wakil Ketua Komnas HAM.


Saat menerima lamaran sebagai cawapres untuk mendampingi Wiranto, Gus Sholah
dituding mengingkari perasaan keluarga korban kasus pelanggaran HAM. Gus
Sholah pun sudah menyatakan mundur dari PBNU dan Komnas HAM.


Abdurrahman Wahid. Dikenal dengan sapaan Gus Dur, pria kelahiran Denanyar
Jombang Jawa Timur 4 Agustus 1940 ini menjabat sebagai ketua umum PBNU selama
3 periode sejak 1984.


Sifatnya tidak mudah ditebak. Saat banyak pihak menghujat Soeharto pada era
reformasi, Gus Dur justru berkunjung ke rumah Soeharto. Katanya sebagai upaya
rekonsiliasi.


Memegang tampuk presiden RI setelah kejatuhan Presiden Soeharto dan era
transisi Presiden BJ Habibie, Gus Dur diberi label presiden wacana, presiden
travelling, dan presiden humoris.


Jabatan presiden hanya dinikmatinya 2 tahun. Melalui Sidang Istimewa MPR 2001,
Gus Dur dituntut mundur karena dianggap tidak mengemban mandat MPR. Sebelumnya
dia sempat mengeluarkan dekrit presiden tentang pembubaran DPR dan pemilu
ulang.


Saat mencalonkan diri sebagai presiden untuk Pemilu 2004, Gus Dur tersandung
masalah kesehatan penglihatan. Upaya ke Mahkamah Agung tidak membuahkan hasil.
Namun Gus Dur tetap maju terus pantang mundur.


Marwah Daud Ibrahim. Perempuan kelahiran Soppeng Sulawesi Selatan 8 November
1956 ini sempat menyemarakkan konvensi capres Partai Golkar. Namun ternyata
jalan menuju kursi presiden baginya masih panjang.


Ketua DPP Partai Golkar dan juga anggota DPR/MPR ini kemudian dilamar sebagai
cawapres mendampingi Gus Dur. Secara instan, Marwah menerimanya dan mendapat
restu DPP Partai Golkar.


Megawati Soekarnoputri. Putri pertama Bung Karno dengan Fatmawati ini lahir di
Yogyakarta 23 Januari 1947. Mega terpilih sebagai Ketua Umum PDI pada 1993.
Namun pemerintah tidak puas dengan hal itu. Mega pun didongkel dalam Kongres
PDI di Medan 1996 yang memilih Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI.


Mega tidak menerima pendongkelan dirinya. Namun Soerjadi yang didukung
pemerintah merebut secara paksa kantor DPP PDI yang terletak di Jalan
Diponegoro pada 27 Juli 1996. Aksi penyerangan itu berbuntut kerusuhan massal
sehingga puluhan pendukung Mega menghembuskan nafas terakhir.


Tapi Mega sulit dibendung. Dia memilih jalur hukum meski kandas di pengadilan.
Mega tetap terus maju. Pada Pemilu 1997, perolehan suara PDI Soerjadi merosot
tajam. Sebagian massa Mega berpihak ke Partai Persatuan Pembangunan, yang
kemudian melahirkan istilah "Mega Bintang". Mega sendiri memilih golput saat
itu.


Pemilu 1999, PDI Mega yang berubah nama menjadi PDI Perjuangan dan berhasil
memenangkan Pemilu. Namun Mega gagal jadi presiden. Dia harus puas sebagai
wapres. Tapi dasar nasib, tidak harus menunggu 5 tahun, Mega menggantikan Gus
Dur sebagai presiden pada 2001.


Hasyim Muzadi. Lahir di Tuban Jawa Timur 8 Agustus 1944, pria ini sudah sibuk
berorganisasi sejak muda. Dia dinilai berhasil ketika menjadi Ketua NU Jawa
Timur. Pria yang akrab disapa Cak Hasyim ini pun diangkat menjadi ketua umum
PBNU periode 1999-2004.


Meski Gus Dur tidak merestui, Hasyim nekat merima pinangan sebagai cawapres
mendampingi Mega. Meski didesak mundur dari jabatannya di PBNU, Hasyim pun
tidak bergeming. Dia bersikukuh tidak melanggar aturan PBNU.


 Hamzah Haz. Menteri Negara Penggerak Dana Investasi/Kepala BKPM Kabinet
 Reformasi Pembangunan era Presiden Habibie ini lahir di Ketapang Kalbar 15
 Februari 1940.

Hamzah sempat menjadi Wakil Ketua DPW NU Kalimantan Barat. Kemudian, mewakili
organisasi itu, dia hijrah ke Gedung DPR/MPR di Senayan pada 1971. Setelah NU
berfusi ke dalam Partai Persatuan Pembangunan, dia terpilih secara
terus-menerus menjadi anggota dewan. Di PPP, dia sudah beberapa periode
menjadi pengurus. Terakhir, dia menjadi salah seorang ketua DPP PPP, sebelum
akhirnya terpilih menjadi Ketua Umum DPP PPP pada akhir 1998 lalu.


Pada masa Pemerintahan Gus Dur, Hamzah menjabat sebagai Menteri Koordinator
Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan (Menko Kesra Taskin). Namun
Hamzah disebut-sebut terlibat KKN. Dia lantas mengundurkan diri. Tapi Hamzah
menolak tuduhan KKN, dan tak pernah mengajukan permohonan mundur. Pencopotan
Hamzah dianggap sebagai bagian dari konspirasi politik untuk menggembosi Poros
Tengah.


Hamzah kemudian menjadi wapres mendampingi Presiden Megawati yang menggantikan
Gus Dur. Hamzah hampir dipinang Mega dalam Pilpres 2004. Dia juga sempat
"menawarkan diri" pada Wiranto. Namun akhirnya Hamzah memilih maju sendiri
sebagai capres.


Agum Gumelar. Letnan Jenderal Purnawirawan ini lahir di Tasikmalaya 17
Desember 1945. Karirnya di militer cukup mencolok. Tiga jabatan terakhirnya
sebagai Kasdam I/Bukit Barisan (1994-1996), Staf Ahli Pangab bidang Polkam
(1996), dan Pangdam VII/Wirabuana (1996-1998).


Agum kemudian dikenal sebagai Ketua Umum PSSI dan Gubernur Lemhanas. Pada era
Presiden Gus Dur, dia menjadi Menteri Perhubungan, kemudian sempat menjadi
Menko Polkam. Kini pada era Presiden Megawati, dia kembali menjabat sebagai
Menteri Perhubungan. Agum dilamar sebagai cawapres secara instan oleh Hamzah
untuk bertarung dalam Pilpres 2004. (sss)









=========


Assalamu'alaikum WW

Kl cuma ada 6 pasang....
1 Mbak Mega dan Cak Hasyim
2 Mas Amien dan Pak Sis
3 SBY dan Pak Jusuf Kalla
4 Om Wir dan Gus Solah
5 Gus Dur dan Bu Marwah
6 Pak Hamzah dan Pak Agum

yaa... walaupun mungkin bukan pilihan yang sempurna.... tetapi yang cukup untuk kriteria si Z , yaitu : Sehat jasmani-rohani-sosial, sipil-murni, taat hukum agama-negara-adat......., yaa cuma Mas Amin dan Pak Sis...., no more choise.......

apalagi didukung dengan sama-sama Slankers (piss... V.... salam Slankers untuk Slanker Senior piss), suka Nontoh AFI ...(semoga tidak tereliminasi) , pernah sekolah di sekolah Muhammadiyah , .....

untuk pak Agum cukup lah di PSSI dan Semen Padang jadi runner-up LIGINA.....


Wassalam



Z Chaniago - Palai Rinuak -http://photos.yahoo.com/bada_masiak/


======================================================================
Alam Takambang Jadi Guru
======================================================================

_________________________________________________________________
Stop worrying about overloading your inbox - get MSN Hotmail Extra Storage! http://join.msn.com/?pgmarket=en-us&page=hotmail/es2&ST=1/go/onm00200362ave/direct/01/


____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke