Copyright © 2004 Media Indonesia Online. All rights reserved.
Selasa, 01 Juni 2004 00:00 WIB

WISATA
----------------------------------------------------------------------------
----
Melongok Museum Rumah Kelahiran Buya HAMKA


"KOTA Melaka tinggallah sayang/ Beta nak balik ke Pulau Perca/ Walau
terpisah
engkau sekarang/ Lambat laun kembali pula/ Walau luas watan terbentang/
Danau
Maninjau terkenang jua/."

Demikian Buya HAMKA menggambarkan kecintaannya pada kampung kelahirannya di
tepi Danau Maninjau. Puisi bercorak pantun itu ia masukkan di buku
Kenang-Kenangan Hidup yang ditulisnya tahun 1940-an. Kini, kenang-kenangan
tentang ulama, penyair, sastrawan, dan filosof bernama lengkap Prof Dr Haji
Abdul Malik Karim Amrullah --disingkat HAMKA-- itu, memang bisa ditemui di
kampung halamannya: Nagari Sungai Batang Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya,
Kabupaten Agam, Sumatra Barat (Sumbar).

Untuk sampai ke nagari kecil di tepian danau vulkanis yang indah tersebut,
dari Kota Padang bisa melalui Kota Pariaman, berjarak sekitar 140 km ke arah
utara. Atau bisa juga melalui Bukittinggi, kira-kira 50 km di sebelah barat
kota wisata itu. Dari Bukittinggi, sebelum sampai di Maninjau, Anda akan
melalui jalan bertikungan tajam sebanyak 44 kali. Sembari menuruni jalur
yang
terkenal dengan Kelok Ampek Puluh Ampek (44) tersebut, Anda bisa menyaksikan
keindahan Danau Maninjau dari ketinggian bukit yang seperti lukisan.

Rumah Buya tepatnya berada di Kampung Tanah Sirah, Sungai Batang, sebuah
bangunan bercorak rumah adat Minangkabau berdiri di pinggir jalan menghadap
ke
barat, arah Danau Maninjau. Di rumah kayu berukuran 17 x 9 meter yang
berdiri
di areal sekitar 75 meter persegi itulah Buya HAMKA lahir pada 16 Februari
1908.

Ayahnya, Karim Amrullah adalah seorang ulama pembaharu Minangkabau dan juga
Indonesia. Bersama Abdullah Ahmad dari Padang, Karim menjadi orang Indonesia
pertama yang memperoleh doktor honoris causa dari Universitas Al-Azhar,
Mesir,
karena kepakarannya dalam ilmu fiqih.

Buya HAMKA melanjutkan kebesaran nama ayahnya. Mantan Ketua Majelis Ulama
Indonesia (MUI) pertama tersebut, bukan saja menjadi ulama Indonesia, tapi
juga dunia. Namanya begitu dihargai karena sulit mencari seorang ulama yang
juga penyair, sastrawan, sekaligus ilmuwan seperti Buya.

Kini, ratusan buku karangan HAMKA, semenjak novel fiksi Tenggelamnya Kapal
Van
der Wijck dan Di Bawah Lindungan Ka'bah, sampai kepada buku filsafat seperti
Tasauf Modern dan Falsafah Hidup bisa ditemui di museum rumah kelahiran Buya
HAMKA tersebut. Dan, tentu saja karyanya yang amat fenomenal Tafsir Al-Azhar
yang diselesaikan ketika Buya dipenjara tanpa alasan yang jelas oleh rezim
Soekarno.

Sayangnya, museum itu tak bisa menggambarkan bagaimana kiprah dan perjuangan
penyair angkatan pujangga baru itu. Keterangan puluhan foto HAMKA yang
dipajang di dinding museum tersebut bahkan banyak yang tak akurat. Foto
HAMKA
bersama mantan Ketua MPR/DPR Amir Machmud misalnya, ditulis: HAMKA bersama
Hamir Marmut. Padahal, dalam sejarah akurasi amatlah penting.

Selain foto bersama Bung Karno, Bung Hatta, dan sejumlah tokoh, di sana
terdapat foto Buya semenjak kanak-kanak, remaja, sampai foto lautan manusia
mengantar jenazah Buya HAMKA ketika wafat pada 1981. Selain foto juga ada
jubah, sarung, dan toga ketika Buya HAMKA dikukuhkan menjadi doktor honoris
causa di Universitas Kebangsaan Malaysia dan Universitas Al-Azhar, Mesir.
Juga
ada foto yang menggambarkan kedekatan HAMKA ketika masih remaja dengan
Muhammad Natsir, mantan Perdana Menteri dan Ketua Partai Masyumi kelahiran
Alahan Panjang, Solok, yang aslinya juga berasal dari Maninjau.

Di masa lalu, daerah selingkar danau itu memang menghasilkan banyak tokoh
nasional. Selain Dr Karim Amrullah, HAMKA, dan Natsir, Maninjau juga
melahirkan Rangkayo Rasuna Said, pejuang perempuan yang pidato-pidatonya
amat
ditakuti Belanda. Sehingga wajar jika Bupati Agam Aristo Munandar menjadikan
daerah ini sebagai pusat wisata sejarah dan dakwah, untuk melengkapi wisata
alamnya yang memang amat memukau. (Hendra Makmur/S-6)


____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke