Mungkin cerita berikut bermanfaat untuk kasus ini, terutama pada alinea terakhir. salam - tg ________________________________ From: [EMAIL PROTECTED]
Suatu hari seorang musafir berkelana di sebuah kota. Dia tidak berjalan sendirian melainkan ditemani seekor keledainya yang setia dan seorang putranya yang masih muda. Hari itu cuaca kota begitu panas dan udara begitu keringnya. Setelah menempuh perjalanan yang begitu jauhnya, musfir dan anaknya begitu lelah. Karena hanya ada satu keledai yang hanya bisa dinaiki satu orang, maka setiap kali, musafir dan anaknya bergantian menaiki keledai mereka. Ketika tiba di kota itu, anak musafir mendapat giliran untuk menaiki keledai. Musafir berkata, "Nak, sekarang giliranmu untuk menaiki keledai ini". Anak musafir kemudian menaiki keledai. Tidak berapa jauh, mereka melewati kerumunan orang kota yang sedang bercakap-cakap. Seorang dari mereka berteriak kepada kawan-kawannya," Hei, lihatlah anak itu, begitu tidak sopannya kepada orang tuanya. Dia yang masih muda dan kuat enak-enakan menaiki keledainya, sedangkan ayahnya yang sudah tua dibiarkan berjalan tertatih-tatih". Mendengar perkataan orang itu, si anak musafir berkata kepada ayahnya," Ayah, sebaiknya Ayah saja yang menaiki keledai ini, biar saya yang masih muda yang berjalan." "Baiklah Nak kalo it u baik menurutmu," jawab musafir itu. Si anak musafir turun dari keledai dan Musafir ganti menaiki keledai. Tidak berselang lama, musafir dan anaknya berpapasan lagi dengan segerombolan orang. Salah satu dari mereka berkata lantang," Hei, teman-teman, lihatlah pengelana itu, dia begitu tega dengan anaknya. Dia yang seharusnya mengalah untuk berjalan dan membiarkan anaknya untuk naik keledainya. Sungguh orang tua yang tidak sayang kepada anaknya." Demi mendengar perkataan itu, musafir turun dari keledainya. Dia berkata kepada anaknya, "Nak, barangkali lebih baik jika kita berdua berjalan saja. Biar keledai itu tidak kita naiki." Si musafir turun dari keledai meneruskan perjalanannya dengan berjalan beriringan. Namun tidak selang berapa lama, mereka berpapasan lagi dengan segerombol orang. Salah satu dari mereka berteriak, " Hei teman-teman, lihatlah ! betapa bodohnya musafir dan anaknya itu ! Mereka mempunyai keledai untuk dinaiki, kenapa tidak digunakan ?! Sungguh begitu bodohnya" | Setelah musafir dan anaknya berlalu dari gerombolan orang-orang | | itu, musafir berkata kepada anaknya," Nak, kau lihat, apapun yang| | kita lakukan sedari tadi, mereka selalu mencaci. Ya...itulah | | hidup, setiap langkah yang kita lakukan, selalu mengundang | | kritikan orang. Maka dari itu berhati-hatilah dalam bersikap." | # -----Original Message----- # From: Adrisman # # Wa'alaikum salam wr.wb. # # Uda Elthaf nan ambo hormati... # Tarimo kasih ateh saran jo nasehat uda # # Insya Allah indak ado niek mampapanjang urusan nan indak ado # gunonyo iko. # saran jo doa' uda alah cukuik menjadi penyejuk dan mengingatkan ambo. # mudah2an amalan baik uda diganti Allah dengan yang lebih baik. # # Alhamdulillah jazakallohu khoiroh. # # wassalam # Adrisman # # ----- Original Message ----- # From: "Elthaf" # ____________________________________________________ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net ____________________________________________________