Title: ] FW: Siswono: Negara Tidak Perlu Mengatur Syariat Islam
Bu Sukamawati Dian.
 
Batua sakali pak Siswono, sabab awak alah sapakat untuak manarimo Pancasila ko sabagai landasan Negara. Tapi baliau indak mangatokan  tidak akan menerapkan syariat Islam nan alah manjadi undang-undang kan?
Ambo taringek jo ceramah Prof Moebiarto dari UGM nan manggambarkan  sebuah filosfi, kalau ada dua gelas air putih, gelas yang satu diberi gincu merah saja, sedang gelas yang satu lagi diberi gula saja, maka gelas mana yang akan anda pilih? Pada umumnya
logika orang normal akan memilih gelas yang airnya diberi gula, karena mendapat rasa. Sedangkan gelas yang diberi gincu hanya akan memperoleh warna tanpa rasa. Yang lebih penting rasa bukan warna. Biarlah warnanya Pancasila tetapi ada rasa syariat Islamnya.   Jadi yang paralu dipajuangkan iyolah aturan-aturan atau undang-undang yang manganduang rasa atau dijiwai oleh syariat Islam. Falsafah ko rancak bana dipakai  Jadi orang Islam harus mampu memberikan argumentasi-argumentasi logis yang berdasarkan syariat Islam tanpa menonjolkan warna Islamnya, maka orang non Islam dan orang Islam yang belum paham betul dengan ajaran agamanya akan menerimanya dengan senang hati. Yang paling penting diusahakan adalah meng" Islam" kan orang Islam, sehingga istilah mayoritas itu benar-benar mayoritas, bukan mayoritas semu seperti sekarang ini.   Wallahu alam bisawab.
 
Asmardi Arbi.
----- Original Message -----
Sent: Tuesday, June 22, 2004 7:13 PM
Subject: [EMAIL PROTECTED] ] FW: Siswono: Negara Tidak Perlu Mengatur SyariatIslam

Bagaimana dengan yang ini........ p'siswono tidak akan menerapkan Syariat Islam sebagai landasan Negara, baa pulo iko..........

Thank's
dian

-----Original Message-----
From:   Azhari [mailto:[EMAIL PROTECTED]]

Siswono: Negara Tidak Perlu Mengatur Syariat Islam
Kamis, 17 Juni 2004 | 11:58 WIB

TEMPO Interaktif, Denpasar: Sebelum melakukan kampanye terbuka di Lapangan Kapten Japa Padanggalak, Denpasar, Bali, Kamis (17/6) siang nanti, calon wakil presiden (cawapres) Siswono Yudhohusodo bertemu dengan para nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kedonganan Jimbaran, pengrajin di Agung Rai Museum of Art (ARMA) Ubud dan singgah di Pasar Sukawati Gianyar.  Kepada para wartawan, Siswono menegaskan, dirinya tidak akan menerapkan syariat Islam sebagai landasan negara.

Menurut Ketua Himpunan Kerukunan Tani dan Nelayan itu, sesuai dengan Pasal 1 Undang Undang Dasar 1945 yang sudah diamandemen beberapa kali, dasar negara adalah Pancasila. "Walau dalam pasal lain dikatakan, UUD boleh diamandemen, tapi khusus untuk pasal 1, ini sudah final dan tidak boleh diamandemen," kata Siswono.

Menurut Siswono, pelaksanaan syariat Islam memang diwajibkan terhadap pemeluk Islam, sama seperti kewajiban umat Hindu menjalankan ajarannya yang dalam istilah Islam adalah syariat Hindu. "Tapi itu semua tidak perlu diatur oleh negara. Biarlah individu-individu yang melaksanakan ini," kata Siswono yang didampingi Ketua Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK)

Erso Djarot dan beberapa petinggi dari Partai Amanat Nasional (PAN).
Pada kesempatan itu, Siswono juga menolak usulan beberapa daerah yang ingin diperlakukan sebagai daerah khusus. Karena dalam undang-undang otonomi daerah, semua aspirasi lokal sudah terakomodir. "Cukuplah hanya Aceh dan Papua," kata Siswono. Untuk itu, Siswono mengajak masyarakat Bali untuk mengoptimalkan kekhasan Bali dalam kerangka otonomi daerah.



____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________
____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke