Bu Sukamawati Dian.
Batua sakali pak Siswono, sabab awak alah
sapakat untuak manarimo Pancasila ko sabagai landasan
Negara. Tapi baliau indak mangatokan tidak akan menerapkan syariat Islam
nan alah manjadi undang-undang kan?
Ambo taringek jo ceramah Prof Moebiarto dari
UGM nan manggambarkan sebuah filosfi, kalau ada dua gelas air putih, gelas
yang satu diberi gincu merah saja, sedang gelas yang satu lagi diberi gula saja,
maka gelas mana yang akan anda pilih? Pada umumnya
logika orang normal akan memilih gelas yang airnya
diberi gula, karena mendapat rasa. Sedangkan gelas yang diberi gincu hanya akan
memperoleh warna tanpa rasa. Yang lebih penting rasa bukan warna. Biarlah
warnanya Pancasila tetapi ada rasa syariat
Islamnya. Jadi yang paralu dipajuangkan iyolah
aturan-aturan atau undang-undang yang manganduang rasa atau dijiwai oleh syariat
Islam. Falsafah ko rancak bana dipakai Jadi orang Islam harus mampu
memberikan argumentasi-argumentasi logis yang berdasarkan syariat Islam tanpa
menonjolkan warna Islamnya, maka orang non Islam dan orang Islam yang belum
paham betul dengan ajaran agamanya akan menerimanya dengan senang hati. Yang
paling penting diusahakan adalah meng" Islam" kan orang Islam, sehingga istilah
mayoritas itu benar-benar mayoritas, bukan mayoritas semu seperti sekarang
ini. Wallahu alam bisawab.
Asmardi Arbi.
|
____________________________________________________ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net ____________________________________________________