http://www.alislam.or.id
http://listen.to/dunia-islam.org
[EMAIL PROTECTED]
Muslim World News On-line
Date of Publication: May 2000
INDONESIAN MUSLIMS FOR GLOBAL PEACE AND JUSTICE
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh
MANDAT PENGINJILAN ATAUKAH KRISTENISASI?
Oleh: Agung Primamorista
Dewasa ini kaum Muslimin menghadapi serangan-serangan yang keras
dan
serbuan-serbuan yang gencar yang bertujuan untuk mencabut
nilai-nilai
Islam dari akarnya. Di antaranya ini dilakukan melalui
serangan
Missionaris Kristen yang bekerja sama dengan imprealis barat.
Mereka
terus melakukan aktifitasnya di dunia Islam terutama di
wilayah
minoritas Muslim yang bertujuan untuk mengkristenkan kaum Muslimin
di
dunia. Sebagaimana diumumkan dalam muktamar Colorado pada tahun
1978
yang membahas tidak kurang dari empat puluh agenda seputar Islam
dan
kaum Muslimin berikut strategi untuk menyebarkan agama nasrani
di
kalangan kaum Muslimin dengan dana seribu juta dolar. Selain
itu
telah didirikan lembaga Zwemmer untuk mencetak para spesialis dalam
hal
mengkristenkan kaum Muslimin.
Dalam perjalanannya ke Indonesia sekitar 25 tahun yang lalu,
Syaikh
Yusuf Al-Qaradhawi, seorang ulama Mesir, menceritakan suatu kisah
yang
menyedihkan. "Kala itu di dalam pesawat saya bertemu dengan
beberapa
orang Indonesia. Saya bertanya kepada salah seorang pramugari,
"Siapa
nama Anda?" Wanita itu lalu menyebutkan namanya. Saya bertanya
lagi,
"Apakah Anda seorang muslimah?" Ia menjawab, "Tidak, tapi keluarga
saya
muslim. Saya Kristen." Mendengar jawabannya, langsung saya paham
bahwa
ia sudah murtad dan telah menjadi korban kristenisasi. Kemudian
saya
bertanya juga pada seorang pramugara, "Apakah Anda muslim?"
Ia
menjawab, "Tidak, tetapi saya menikahi seorang wanita muslimah."
Satu
musibah lain, seorang muslimah menikah dengan seorang non
muslim",
katanya. Ia melanjutkan, "Kejadian yang saya alami itu
menyadarkan
saya, bahwa ada strategi yang luar biasa dahsyat di balik itu
semua.
Karena itu pula, saya semakin menyadari bahwa kunjungan saya ke
negeri
ini semakin perlu.Sejak itu saya semakin yakin, bahwa Indonesia
sedang
menghadapi bahaya yang sangat besar dan tidak mungkin dibiarkan
begitu
saja."
Agaknya apa yang dikhawatirkan oleh Syaikh Al-Qaradhawi
tidaklah
berlebihan. Kenyataan membuktikan bahwa hingga tahun 1989 gerakan
para
Missonaris Kristen diyakini telah berhasil mengkristenkan lima
juta
Muslim di pulau Jawa. Oleh karena itu, tidak dapat disangkal
bahwa
murtad dari agama (atau kufur setelah beriman) merupakan bahaya
terbesar
bagi masyarakat kita. Dan ini pula yang selalu diupayakan
oleh
musuh-musuh Islam untuk kemudian dapat mengacaukan barisan
kaum
Muslimin dengan kekuatan dan persenjataan serta berbagai bentuk
makar
dan tipu daya yang lain. Allah SWT berfirman:
"Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka
dapat,
mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran),
seandainya
mereka sanggup." (Al Baqarah: 217)
Akhir tahun 1999 lalu, Paus Johannes Paulus II telah
mendeklarasikan
Kristenisasi di seluruh daratan Asia di Millenium ke tiga
ini.
Deklarasi tersebut disampaikannya secara terbuka saat ia berkunjung
ke
India sekitar akhir Nopember 1999 lalu. Ia mengatakan bahwa
pada
Millenium ketiga nanti, seluruh kawasan Asia harus dikristenkan.
Berita
ini membuat Mr. Singhal (Presiden Parisada Hindu Dunia) meminta
agar
pemerintah India melarang aliran dana asing ke pada para misionaris
di
India.
Kita tidak perlu mencela Paus dengan program Kristenisasi
yang
dilakukannya melalui kunjungan ke berbagai negara. Karena wajar
saja
jika Paus ingin menyebarkan agamanya. Yang kita cela adalah sikap
umat
Islam, dimana perlawanan mereka?. Bukan sekedar berbicara di
berbagai
forum, tapi harus ditingkatkan pada aksi perbuatan. Karena
sesungguhnya
salah satu kewajiban sekaligus hak masyarakat Islam, agar tetap
bisa
terpelihara keberadaan mereka, adalah berupaya memerangi
kemurtadan
dari mana saja sumbernya dan dalam bentuk apa pun. Masyarakat
Islam
hendaknya tidak memberi kesempatan kepada mereka sehingga tidak
sampai
menyebar/menjalar seperti menjalarnya api di daun-daun yang kering.
Itulah yang pernah dilakukan oleh Abu Bakar RA dan para
sahabat
yang lainnya, ketika memerangi orang-orang yang murtad,
pengikut
nabi-nabi palsu, yaitu Musailamah, Sajjah, Al Asady dan Al-Anasy,
hampir
saja mereka melepaskan Islam dari ayunannya.
Merupakan suatu bahaya besar jika masyarakat Islam diuji
dengan
munculnya orang-orang yang murtad dan keluar dari agama.
Kemurtadan
menjadi menyebar luas, sementara kita tidak mendapatkan
orang
dapat menghadapi dan memberantasnya. Inilah yang diungkapkan
oleh
salah seorang ulama tentang kemurtadan yang ada saat ini
dengan
ungkapan: Suatu kemurtadan yang tidak ada Abu Bakar di dalamnya.
Kita harus memberantas kemurtadan secara individu
dan
membatasinya sehingga tidak menjalar baranya menjadi
kemurtadan
secara kolektif yang terstruktur karena api unggun itu berasal dari
api
yang kecil.
Karena itulah para Fuqaha, bersepakat untuk memberikan hukuman
pada
orang yang murtad, meskipun mereka berbeda pendapat tentang
batasan
hukumannya. Adapun jumhur berpendapat mereka harus dibunuh,
dan
inilah pendapatnya madzahib empat, bahkan delapan imam.
Bantahan Para Pemuka Kristen
Banyak pemuka Kristen membantah bahwa mereka melakukan
aktivitas
Kristenisasi. Mereka menganggap bahwa gerakan Kristenisasi tidak ada
dan
tidak akan pernah ada. Mereka mengatakan bahwa Kristenisasi
hanyalah
sebuah isu yang menyesatkan yang sengaja ditiupkan
oleh
kelompok-kelompok yang menghendaki perpecahan.
Menurut keyakinan mereka Allah-lah yang membuat seseorang
menjadi
pengikut Yesus. Mereka berkeyakinan bahwa ummat ini diselamatkan
bukan
karena perbuatan manusia, melainkan Allah-lah yang memberikan
Anugerah
Keselamatan itu kepada manusia melalui Yesus Kristus, yang telah mati
di
kayu salib dan bangkit di hari yang ketiga untuk menyelamatkan
manusia
dari hukuman maut. Sedangkan peranan orang Kristen hanyalah
sebagai
alat untuk menyampaikan berita suka cita itu. Orang Kristen
hanyalah
menyaksikan berita pengampunan dosa itu (mandat penginjilan). Markus
16:
15-16: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada
segala
mahluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi
siapa
yang tidak percaya akan dihukum." Mereka juga kerkeyakinan
bahwa
Al-Kitab (Injil), artinya kabar baik atau kabar suka cita. Jadi,
Injil
bukan kabar paksaan atau bukan kabar iming-iming. Oleh karena
itu,
segala bentuk iming-iming dan berbagai sumbangan, tidak mungkin
membuat
seseorang menjadi orang beriman kepada Yesus. Iman kekristenan
tidaklah
sebatas nilai indomie atau sembako, akan tetapi anugerah Allah itu
tak
ternilai harganya.
Lebih jauh lagi, mereka juga membantah jika mereka
telah
menyalahgunakan "mandat penginjilan" itu melalui cara-cara
picik,
menipu, atau dengan cara mengecoh, dsb. Dengan dalih bahwa, Allah
tidak
pernah kompromi dengan dosa, sekecil apa pun dosa itu. "Kalau
manusia
mengkristenkan seseorang dengan upayanya sendiri berarti ia
telah
mengambil alih tugas Allah. Dan itu tidak mungkin." begitu kata
mereka.
Benarkah demikian?
Bila kita memperhatikan sejarah Kristen, maka tidaklah
diragukan
lagi bahwasannya Al-Masih alaihissalam adalah Nabi dan Rasul
yang
hanya diutus Allah SWT bagi Bani Israel. Karena itu agama
yang
dibawanya (Nashrani) hanyalah diperuntukkan bagi kaum tsb dan
tidak
boleh disiarkan di luar kalangan mereka. Sebagaimana disabdakan
oleh
beliau AS yang artinya :
"Aku tidak datang kecuali untuk menyelamatkan rumah (bangsa)
Israel
yang telah sesat itu."
Ketika mengutus para pengikutnya agar menyeru beberapa
kelompok
masyarakat di zamannya kepada agama Nashrani, Nabi Isa
AS
bersabda : "Jangan teruskan."
Hal ini senada dengan yang termaktub dalam Injil Matius 1: 6.
Ketika
beliau mengutus para pengikutnya ke sebuah bandar yang dihuni
para
pengikut Musa Al-Samiri, beliau berkata :
"Janganlah kamu memasukinya, sebaliknya pergilah selamatkanlah
rumah
bangsa Israel yang telah sesat itu." (Matius 1:6)
Namun, para pengikut Nabi Isa AS yang datang setelah masa itu,
telah
menyalahi ajaran-nya. Mereka mencoba mengkristenkan seluruh bangsa
di
dunia, baik Bani Israel maupun bangsa lainnya.
Di zaman modern ini orang-orang Kristiani telah
memonopoli
pemikiran "mandat penginjilan" tersebut, dan menjadikannya
sebagai
suatu senjata untuk mengeluarkan orang-orang Muslim dari
agamanya,
walaupun mereka semua enggan menerima Kristen sebagai agama
mereka.
Dengan cara ini "mandat penginjilan" yang bertujuan untuk
memberi
petunjuk kepada Bani Israel yang telah
sesat,sebagaimana
diperintahkan oleh Nabi Isa AS, berubah menjadi strategi
menyesatkan
dan menjauhkan manusia dari ajaran Allah.
Mencermati Beberapa Kasus Pemurtadan di Indonesia
Jika kita perhatikan kasus-kasus pemurtadan di Indonesia,
nampaknya
usaha-usaha para aktivis Kristen cukup berhasil di kalangan
masyarakat
Muslim kelas bawah. Umumnya kaum muslimin kelas bawah tsb
berpindah
agama lantaran diiming-imingi pemberian harta benda, pembagian
indomie,
atau sembako, dsb oleh mereka. Di samping itu nampaknya
aktivitas
gerakan ini, juga cukup berhasil di panti-panti rehabilitasi
orang-orang
yang kecanduan narkoba atau jenis peyakit lain, baik di rumah
sakit
maupun di yayasan-yayasan Kristen.
Dalam beberapa tahun terakhir missi Kristen kian berani
melakukan
pemurtadan secara tidak fair. Selain cara-cara pembagian santunan
sosial
yang sudah klasik, kini mereka menyebarkan brosur-brosur
menyerupai
buletin dakwah Islam. Isinya justru mengajak orang masuk Kristen,
dengan
cara memelintir penafsiran terhadap al-Qur*an. Nama lembaga
penerbit
yang tercantum di brosur pun mengecoh, seperti "Dakwah Ukhuwah"
serta
"Iman Taat kepada Shirathal Mustaqim".
Belakangan, fenomena "kawin silang" antara pemuda Kristen dan
wanita
Muslimah terbukti berhasil memurtadkan sejumlah muslimah.
Kita tentunya masih ingat dengan kasus Wawah yang sempat
menghebohkan
Sumatra Barat awal tahun 1999 lalu. Berkedok pelecehan susila,
seorang
putri muslimah bernama Khairiyah Enniswah alias Wawah, dipaksa
pindah
agama. Siswi berjilbab MAN 2 Padang ini bernasib tragis. Ia
diculik,
diperkosa dan dipaksa masuk agama Kristen oleh komplotan aktivis
sebuah
gereja di Padang. Kasus ini akhirnya terungkap juga dan telah
ditangani
oleh Pengadilan Negeri Padang.
Dalam artikel "Kristenisasi Semakin Meluas di Minang", harian
Republika
menyebutkan : Satu demi satu orang Minang murtad. Setelah Yanuardi
Koto
Cs, dan sejumlah mahasiswa Unand juga pindah ke Kristen
secara
misterius. Jauh dari kota, di Sungai Rumbai,
Kabupaten
Sawahlunto/Sijunjung, dilaporkan empat gereja berdiri
sekaligus.
Sebanyak empat gereja yang berdiri di Sungai Rumbai itu (sekitar 200
km
dari Padang arah Jambi), menurut dugaan masyarakat setempat
erat
kaitannya dengan upaya Kristenisasi. Apalagi sebelumnya
sejumlah
selebaran dari kalangan Kristen juga beredar di kabupaten
tersebut.
Ketua MUI Sawahlunto/Sijunjung, Radjulan Djamaris, begitu mengetahui
ada
gereja di Sungai Rumbai segera melayangkan protes. Malah ulama
ini
segera turun ke daerah transmigrasi itu.
MUI juga menemukan, lebih dari 100 orang murid SD beragama Kristen
dan
tiap hari membawa daging babi goreng ke sekolah untuk dimakan
sewaktu
istirahat. Murid-murid itu belajar di SD 48 dan SD 74.
Kasus Sungai Rumbai, merupakan satu catatan baru, setelah
dilaporkan
sejumlah mahasiswa Unand berpindah agama. Ada yang menyebut tiga
orang,
tapi ada yang fantastis:70 orang. Humas Unand, Najmuddin Rasul,
ketika
dihubungi Republika, tidak bisa memastikan berapa angka
sesungguhnya.
"Tapi yang pasti ada dan lebih dari satu orang," katanya.
Sumber
Republika menyebutkan, ada tiga mahasiswa MIPA Unand yang selama
ini
tergabung dalam HMI dengan cara sangat misterius berpindah agama
ke
Kristen.
Namun seperti kasus siswi MAN 2 Padang, Wawah yang murtad karena
dipaksa
dan diculik. Wawah kemudian bisa melepaskan diri dan sekarang ia
hidup
dengan tenang bersama keluarganya. Wawah kembali memeluk
Islam.
Sementara tiga mahasiswa Unand itu, oleh sejumlah teman-temannya
sedang
diusahakan untuk menyetabilkan jiwanya. "Jangan diberitakan dulu
Bang,
nanti ribut pula," kata seorang mahasiswi berjilbab kepada Republika
dua
hari lalu di kampus Unand, Limau Manis, Padang. Sebelum ini, di
Painan,
ibukota Kabupaten Pesisir Selatan, dilaporkan pula ada
upaya
Kristenisasi yang dilakukan sejumlah orang. Namun akhirnya
berhasil
dihentikan. Yang tidak terpantau justeru di kawasan Pasaman Timur
dan
Barat. Kegiatan Kristenisasi di sana, sudah berlangsung
bertahun-tahun,
sehingga tidak heran banyak kaum Muslim yang murtad.
Masyarakat Minang pernah pula dihebohkan oleh kasus "Injil
Bahasa
Minang". Menyoal Injil bahasa Minang yang tengah bermasalah di
ranah
Minang sana, ternyata kasus tersebut hanya merupakan salah satu
kasus.
Lantaran sebenarnya Injil-injil itu juga diterjemah dalam bahasa
daerah
lainnya. Mang Muh. Solihin misalnya, pernah memberi terjemahan
Injil
dalam bahasa Sunda. Pria yang katanya putra Banten itu memang
seorang
pendeta.
Usaha pemurtadan juga menimpa seorang Mahasiswi Universitas
Indonesia
Depok. Sebagaimana yang diungkapkan majalah SABILI edisi 31 Mei
2000.
Tragedi itu, menimpa, Lela, seorang mahasiswi fakultas sastra
UI.
Berawal dari hubungan Lela dengan Charles, seorang pemuda
Protestan
yang juga mahasiswa UI. Sejak berhubungan dengan Charles, Lela
merasa
gamang antara Islam dan Protestan. Lela pun bingung dan depresi
berat
yang mengakibatkan ia mengalami sakit kepala yang luar biasa. Hal
itu
diungkapkan pada Nina, teman Muslimahnya.
Entah kenapa, sakit kepala Lela hilang seketika setelah
tangannya
dipegang oleh Charles dan dibacakan berbagai doa. Tapi setelah
Charles
pergi, sakit kepala Lela datang kembali. Anehnya, tak lama
kemudian
datang dua orang mahasiswi Kristen lainnya, Liza dan Ruth.
Seperti
Charles, kedua mahasiswi inipun melakukan hal yang sama,
memegang
tangan Lela dan membacakan doa-doa. Kembali, sakit kepala
Lela
reda. Tapi itupun tak lama, setelah keduanya menghilang, sakit
kepala
Lela kembali meraja. Tampaknya, cara itu sengaja diciptakan
untuk
membuat ketergantungan.
Selanjutnya Nina mendatangi Charles untuk memintanya agar tidak
lagi
mempengaruhi Lela. Charles justru menolak tuduhan mempengaruhi
Lela
untuk pindah agama. Sebelumnya Charles pernah dimintai keterangan
oleh
beberapa mahasiswa.
Dari sana terkorek keterangan, bahwa ia berpacaran sambil
menjalankan
misi. Tapi ketika ditanya lebih lanjut siapa yang berada
di
belakangnya, Charles bungkam tak memberikan keterangan.
Di Jakarta Timur, seorang Muslimah anak Ketua Masjid telah
melangsungkan
pernikahan di gereja. Di Tambun, seorang Muslimah anak Mubaligh
minum
racun serangga hingga mati gara-gara diajak nikah di gereja. Di
Pekayon,
seorang Muslimah anak aktivis Islam diculik aktivis gereja hingga
tak
tentu rimbanya. Di Cicurug Sukabumi, beberapa waktu silam,
kristenisasi
menyelusup ke pesantren.
Di Grogol, Jakarta Barat, seorang ibu mengadukan keganjilan yang
menimpa
anaknya pada KH. Dalari Umar. Anak lelaki ibu tersebut yang nyantri
di
Pesantren Muhamadiyah Semarang diculik dan diberi narkoba.
Ketika
ditemukan, anak lelakinya sudah mengenakan anting-anting salib dan
juga
kalung salib. Dan banyak lagi kasus bermotif serupa.
Sekjen FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan) Drs. Abu
Deedat
Syihabuddin, MH, mengatakan, "Kasus-kasus serupa kelihatannya
masih
kecil, padahal itu hanya puncak dari gunung es." Ditambahkan oleh
Abu
Deedat, "Di lapangan, kami merasakan adanya suatu kecenderungan
baru
dari strategi pemurtadan ini. Dari kasus-kasus yang terjadi
belakangan,
nyaris banyak menimpa para Muslimah yang punya hubungan dengan
tokoh.
Apakah itu anak Ketua Masjid, anak Aktivis Islam, anak Mubaligh,
dan
lainnya. Ini ada dasar pijakannya. Yakni tulisan Dr. H. Berkhof."
Dalam buku "Sejarah Gereja" hal. 321, Berkhof menulis: "Boleh
kita
simpulkan bahwa Indonesia adalah suatu daerah pekabaran Injil
yang
diberkati Tuhan dengan hasil yang indah dan besar atas penaburan
bibit
firman Tuhan. Jumlah orang Kristen Protestan sudah 13 juta lebih.
Akan
tetapi jangan lupa, kita di tengah-tengah 150 juta penduduk! Jadi
tugas
zending gereja-gereja muda di benua ini masih amat luas dan berat.
Bukan
saja sisa kaum kafir yang tidak seberapa banyak itu, perlu
mendengar
kabar kesukaan, tetapi juga kaum muslimin yang besar yang
merupakan
benteng agama yang sukar sekali dikalahkan oleh pahlawan-pahlawan
Injil.
Apalagi bukan saja rakyat jelata, lapisan bawah yang harus
ditaklukkan
oleh Kristus, terutama para pemimpin masyarakat, kaum
cendekiawan,
golongan atas dan tengah."
Mungkin kita masih ingat akan agresivitas Yayasan Dolous yang
bertekad
menyerbu tanah Pasundan melalui megaproyek Yerikho-2000. Bahwa
bumi
Parahiyangan yang terkenal kuat adat dan benteng keislamannya itu
harus
ditembus dan diruntuhkan agar penduduknya mau "mendengar
kabar
kesukaan". Ini memang sebuah program "Yahudi" yang seakan
menapaktilasi
kesejarahan seorang Yoshua tempo dulu, yan ketika itu sang
gagah
perkasa Yoshua itu berhasil menembus benteng kota Yerikho guna
membawa
"terang". Sedang pencantuman angka 2000 pada konteks megaproyek
yang
tengah bergulir di sini adalah menunjuk pada target tahun 2000 di
muka
ini.
Sebenarnya proyek Kristenisasi semacam itu tidak hanya di
persiapkan
oleh sekte Doulos. Sekte Bethany, misalnya, mereka telah
mencanangkan
proyek yang lebih besar. Seperti yang bisa kita pada situs
internet
Bethany Online (http://www.bethany.com), denominasi Kristen
yang
berpusat di Amerika Serikat ini telah mencanangkan proyek besar
bernama
Joshua Project 2000 untuk mengajak seluruh ummat manusia
memeluk
Kristen.
Dalam proyek itu mereka hendak membangun gereja di setiap
kelompok
masyarakat dan gospel untuk setiap orang, sejak tahun 2000 ini.
"A
church for every people and the Gospel for every person by the
year
2000," tulis Luis Bush, Direktur Internasional AD2000 & Beyond
Movement.
Pada situs itu juga dijelaskan berbagai hal tentang usaha
pengkristenan
ummat Islam di seluruh dunia, lengkap dengan target dan data
prestasi
yang telah dicapai di masing-masing daerah. Itu tertuang dalam
naskah
"Missi Kristen di Dunia Islam". Untuk lebih jelasnya silakan klik
di
situs http://bethany-wpc.org atau http://www.bethany.com.
Sejarah Kristenisasi di Indonesia
Sejarah mencatat, keberangkatan armada Spanyol Katolik dan
Portugis
Katolik untuk menjajah dunia mendapat restu dan misi dari
Paus.
Dalam seminar Kristenisasi dan Islamisasi di Jakarta
(24/7/99),
Dr. Jan S. Aritonang mengungkapkan bahwa Spanyol dan
Portugis
mendapat mandat dari Paus Alexander VI tahun 1493M
(dipertegas
dalam Perjanjian Tordesilas, 1494M) yang pada pokoknya menugaskan
agar
para penjelajah (Conquestadores) dan pedagang dari negeri
Katolik
menyiarkan agama Katolik di negeri-negeri yang dijajahnya.
Para
missionaris ikut menumpang di tiap-tiap kapal penjelajah.
Jan Bank, Guru Besar Ilmu Sejarah di Universitas Negeri
Leiden
Nederland menulis, Misi berarti penyebaran iman Katolik
Roma.
Penyebaran itu untuk pertama kali terlihat pada akhir abad
ke
limabelas, sebagai konsekuensi dari ekspansi orang Eropa
di
Kepulauan Nusantara, tetapi kadang-kadang sebagai dalih untuk
melakukan
ekspansi itu.
Gelombang besar misi terjadi sesudah berlangsungnya ekspansi
Portugis
dan Spanyol sekitar tahun 1500M. Dengan direbutnya kota Malaka
oleh
orang Portugis di tahun 1511M, mulailah penyebaran iman Katolik
Roma
secara lebih teratur, terutama di daerah-daerah jajahan
Portugis
di bagian timur Kepulauan Nusantara: Ambon dan Halmahera,
Ternate
dan Tidore.
Masih menurut Bank, ketika pengaruh Portugis dan Spanyol di
kawasan
itu berakhir, pada awal abad ke tujuh belas, gereja Katolik
pun
kehilangan pelindung dan wilayah. Pimpinan baru VOC yang
mendukung
gereja Kristen Gereformeed (Protestan, red) yang mengambil alih
jemaat
Katolik di kawasan timur Indonesia itu. Hanya di Pulau Flores
agama
Katolik berkembang terus. Gereja Protestan di Hindia sejak
awal
berlakunya ekspansi sudah menjadi alat VOC (Bank, 1983).
Masuknya Belanda yang mengusung misi Protestan ke daerah Maluku
yang
masih dikuasai Portugis menimbulkan perang agama yang
dahsyat.
Ahmad Mansyur menulis, Berkaitan khusus mengenai Ambon,
Jenderal
Purnawirawan Theo Syafei menuturkan kisah sejarah perang
Protestan
dengan Katolik di Ambon, hanya dalam waktu semalam Protestan
berhasil
membunuh 15.000 orang. Saya sebagai orang sipil, belum
pernah
menemukan informasi angka pembunuhan yang demikian ini
besarnya
hanya memakan waktu satu malam. (Mansyur, 1999)
Tidak seperti Islam, agama Katholik dan Kristen Protestan
datang
ke Nusantara lewat tangan-tangan penjajah kolonialis.
Penjajah
Spanyol dan Portugis membawa dan menyebarkan agama Katholik,
sedang
penjajah Belanda membawa dan menyebarkan Kristen Protestan.
Baik
Katholik maupun Kristen Protestan masing-masing membawa misi
"Tiga
G" yakni: Gold, Glory, and Gospel (Emas yang melambangkan
kekayaan,
Kekuasaan politik, dan Kejayaan gereja). Jika demikian, tidak
salah
jika suara rekaman kaset mirip-mirip suara Mayjen (Purn) Theo
Syafei,
yang sempat menghebohkan beberapa waktu lalu mengatakan bahwa
sejarah
penyebaran agama Kristen memang tidak bersih dari darah.
Dalam perjalanannya, kristenisasi baik Protestan maupun
Katholik
mendapat pengikut yang lumayan banyak sehingga Dr. Berkhof dalam
Sejarah
Gereja mengatakan, Boleh kita simpulkan bahwa Indonesia
adalah
suatu daerah pekabaran Injil yang diberkati Tuhan dengan hasil
yang
indah dan besar atas penaburan bibit firman Tuhan. Jumlah orang
Kristen
Protestan sudah 13 juta lebih, akan tetapi jangan kita lupa,
di
tengah-tengah 150 juta penduduk. Jadi tugas zending gereja-gereja
muda
di benua ini masih sangat luas dan berat. Bukan saja sisa
kaum
kafir yang tidak seberapa banyak itu yang perlu mendengar
kabar
kesukaan, tetapi juga kaum Muslimin yang besar yang
merupakan
benteng agama yang sukar sekali dikalahkan oleh pahlawan-
pahlawan
Injil. Apalagi bukan saja rakyat jelata, lapisan bawah, yang
harus
ditaklukkan oleh Kristus, tetapi juga dan terutama pada
pemimpin
masyarakat, kaum cendekiawan, golongan atas dan tengah.
Posisi Nusantara yang amat sangat strategis dipandang dari
segi
perdagangan dunia maupun kemiliteran, bahkan banyak kalangan
menilai
Nusantara lebih strategis ketimbang Terusan Suez yang diperebutkan
Mesir
dan zionis-Israel, sudah lama disadari oleh banyak bangsa yang
punya
ambisi ekspansif. Siapa yang menguasai Nusantara maka ia
akan
menguasai dunia. Oleh pihak Barat (baca: Kristen), Indonesia
harus
senantiasa berada dalam genggamannya. Terlebih penduduk
Indonesia
merupakan mayoritas Islam terbesar di seluruh dunia.
Gerakan Kristen tak pernah putus asa menggalang kekuatan.
Beragam
skenario digelar. Politik kristen di Indonesia tak bisa dilepaskan
dari
sosok Pater Beek.
Seorang pendeta kelahiran Belanda dari Orde Jesuit. Gerakan
rahasia
yang dibangun Pastur Beek menguasai pusat-pusat kekuasaan strategis
di
Indonesia berbarengan dengan tumbangnya Soekarno (Orde
Lama).
Konon, tumbangnya presiden RI pertama itu tak lepas dari
konspirasi
yang dibangunnya. Karena aksi gerakan bawah tanah yang begitu
rapi
dan sangat cermat, hingga hari ini tak bisa diungkap siapa
dalang
dibalik peristiwa G-30S/PKI yang berujung pada tumbangnya Soekarno.
Menurut sekjen DDI, Hussein Umar, Pastor Beek pernah diusir
dari
Indonesia karena dianggap sebagai agen CIA. Kemudian ia mangkal
di
Hongkong. Dari Hongkong ia melakukan penetrasi ke Indonesia
melalaui
kekuatan-kekuatan Katholik di Indonesia. Kemudian ia masuk
melalui
Ali murtopo dan Sudjono Humardhani.
Beek menilai Soekarno sangat memberikan angin terhadap
penegmbangan
Islam di Indonesia, yaitu dengan mendirikan IAIN.
Sedangkan
pengembangan agama Kristen tidak mendapatkan perhatian. Beek
(1965)
memprediksi bahwa 20 tahun mendatang di Indoneia akan lahir
ribuan
intelektual Islam yang moderen. Situasi demikian akan sangat
tidak
menguntungkan, bahkan mebahayakan, bagi peranan umat Kristen.
Setelah tumbangnya Soekarno, dengan memanfaatkan Supersemar,
kelompok
Pater Beek dengan dibantu CIA meningkatkan aksi-aksi
mahasiswa
agar Mayjen Soeharto menggantikan Soekarno.
Akhirnya memang Soeharto berhasil menguasai kekuasaan politik
di
Indonesia. Kuatnya cengkraman kelompok Jesuit dalam kekuasaan
Orde
Baru ditunjukkan dengan semakin besarnya tugas Opsus Ali Murtopo.
Menurut sebuah sumber, untuk memperkuat gerakannya ia merekrut
sekitar
200 orang sarjana pengikut Ordo Jesuit dari berbagai
disiplin
ilmu untuk mendirikan dapur pengkajian yang kemudian
dikenal
dengan CSIS untuk membahas berbagai masalah kenegaraan.
Organisasi
yang awalnya bermarkas di Raden Saleh dan kemudian pindah ke
Tanah
Abang, Jakarta ini, konon, memiliki dana abadi sebesar Rp
27
milyar. Tokoh-tokoh pendiri CSIS di antaranya: Mayjen Ali
Murtopo,
Mayjen Sudjono Humardhani, Dr. Daud Yusuf, Lim Bian Kun, Lim Bian
Kie,
Prof. Pay Lay Kim, Hary Tjan Silalahi, Thomas Suyatno, Jacob Tobing
dan
lain-lain.
Sikap Kita Menghadapi Bahaya Pemurtadan
Syaikh Al-Qaradhawi menegaskan bahwa, Indonesia merupakan harapan
besar
dari peradaban Islam di dunia. Mengapa? Karena Indonesia
adalah
negara Islam terbesar dari sisi kuantitas. Indonesia
memiliki
banyak potensi menjadikannya mampu memimpin peradaban.
Indonesia
mempunyai potensi ekonomi dan SDM yang menjadikannya mampu
menarik
gerbong kebangkitan Islam.
Dalam kunjungannya ke Jakarta pertengahan Oktober 1999 lalu
beliau
berpesan kepada seluruh kaum Muslimin di Indonesia, agar kita
senantiasa
berhati-hati dalam menghadapi bahaya pemurtadan yang belakangan
semakin
gencar di tanah air. Beliau mengatakan, ada tiga hal yang harus
diingat
dan dilakukan oleh kaum Muslimin di Indonesia dalam menghadapi
bahaya
besar tesebut. Pertama. Setiap muslim harus bangga dengan
agamanya.
Rosulullah SAW mengajarkan kita, kita selesai makan
untuk
mengucapkan "Alhamdulillah yang telah memberi makan dan minum
kepadaku
serta menajdikanku seorang muslim. Seperti juga kebanggaan
sahabat
bernama Salman al-Farisi ketika ditanya, "Siapa anda?" Ia
menjawab,
"Saya anak muslim."
Kedua, hendaknya kebanggaan itu menjadikan kita mampu berpegang
teguh
pada tali Islam. Kebanggaan yang menjadikan kita terikat oleh
akhlak
dan nilai-nilai Islam. Bukan hanya sekadar mengatakan,
"saya
muslim", tapi tidak menjalankan Islam dalam kehidupannya. Setiap
muslim
harus menjadikan Islam sebagai unsur perubah dalam dirinya
sebagaimana
dahulu kaum jahiliyah menjadi muslim. Kita menginginkan setiap
muslim
adalah aplikasi dari Al-Qur*an yang dapat disaksikan oleh semua
orang.
Sehingga manusia bisa menyaksikan inilah Islam, inilah adab
Islam,
inilah etika Islam. Seperti ketika Aisyah ditanya tentang akhlak
Nabi
saw, ia mengatakan bahwa akhlak nabi adalah Al-Qur*an.
Ketiga, hendaknya semua umat Islam Indonesia bersatu dan tidak
berpecah
belah. Beliau menegaskan : "Berpegang teguhlah pada tali Allah
dan
jangan berpecah belah." (QS Ali-Imran 103), "Dan janganlah
kalian
berpecah belah sehingga kekuatan kalian menjadi lemah." Bila
kekuatan
kufur dan jahat bersatu, saya serukan pada seluruh kekuatan
Islam
untuk melupakan semua perbedaan yang tidak prinsipil di
antara
mereka. Bersatulah di atas kalimat Tauhid "laa ilaaha
illallah
Muhammad Rosulullah." Setelah itu berdirilah bersama
menghadapi
kekuatan lain". Inilah yang beliau inginkan dari umat
Islam
Indonesia ketika mereka tengah melalui masa-masa genting.
Terakhir, beliau menginginkan agar kaum Muslimin Indonesia
mampu
memilih pemimpin dengan baik. Pemimpin yang mampu membimbing umat
Islam,
memberi manfaat bagi Islam, mampu mengatasi berbagai kondisi
yang
sulit ini. Ketika banyak mata melihat Indonesia, beliau ingin
melihat
pemimpin yang terpilih secara demokratis. Pemimpin yang mampu
membimbing
rakyat dengan iman dan ilmu, hati dan akal, iman dan akhlak.
Inilah yang kita inginkan dari Indonesia.
Wallahua'lam bishowwab
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh
(DI-29/05/00)
Referensi:
Katholieken en de Indonesische Revolutie, 1983
BPK Gunung Mulia, 1990
Hadir Alam Al-Islamy, DR. Ali Gharishah, Al-Kautsar, 1990
Agenda Permasalahan Ummat, Yusuf Al-Qaradhawi, GIP, 1992
Sistem Masyarakat Islam, Yusuf Al-Qaradhawi, Citra Islami Press, 1998
Strategi Musuh Menentang Islam, DR. Saaduddin Shalih, Darul Nukman,
1997
Tabligh Akbar Al-Qaradhawi, di Masjid Al-Azhar, Oktober 1999
Tabloid BIDIK lembar An-Natijah. Edisi no. 39 th. IV, 24/09 1999
Radio Suara Ameria VOA, disiarkan 12 Desember 1999
Harian Republika Edisi 23/12/1999
Majalah SAKSI, Edisi September 1999
Majalah The Hindu, Edisi 10 Januari 2000
Majalah Suara Hidayatullah, edisi Pebruari 2000
Majalah Sabili, Edisi 9 Pebruari 2000
Majalah Sabili, Edisi 31 Mei 2000
Comments to Moderator : [EMAIL PROTECTED]
Posting Messages : [EMAIL PROTECTED]
Join to dunia-islam : [EMAIL PROTECTED]
application/ms-tnef