SUARA PEMBARUAN DAILY Prof Dr M Junus Melalatoa: Krisis yang Menimpa Bangsa Sudah Sangat Memprihatinkan Jakarta, 26 Juli Antropolog dari Universitas Indonesia (UI) Prof Dr M Junus Melalatoa mengatakan, krisis yang menimpa bangsa Indonesia saat ini sudah sampai pada tahap yang sangat memprihatinkan. Bangunan budaya, moral dan etika tidak dihargai lagi. Di mana-mana terjadi pembunuhan, pembakaran, pemerkosaan, dan berbagai macam tindakan amoral. Ini menunjukkan mental dan budaya bangsa Indonesia yang dulu dikenal sebagai bangsa yang sangat menghargai orang lain, sangat sopan dan beradab hancur berantak-kan. Hal itu dikatakannya ketika memberikan konferensi pers tentang rencana penyelenggaraan simposium dan lokakarya internasional, yang akan membahas tema "Mengawali Abad Ke-21: Menyongsong Otonomi Daerah, Mengenali Budaya Lokal, Membangun Integrasi Bangsa," di Kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Selasa (25/7). Simposium dan lokakarya internasional tersebut akan dilaksanakan tanggal 1-4 Agustus 2000 di Makasar, Sulawesi Selatan. Peserta yang hadir berasal dari ka- langan ilmuwan, peneliti, praktisi, pemerhati, pengambil kebijakan, lembaga donor, masyarakat pers dan lain sebagainya. Dimarginalkan Menurut Junus, selama lebih dari 30 tahun masa Orde Baru, pranata-pranata lokal telah dimarginalkan, dimodifikasi dan diorganisasi sedemikian rupa. Segala sesuatu diseragamkan dan mengacu pada satu kesepakatan bersama, yaitu menjaga persatuan dan kesatuan. Hal ini dengan sendirinya mengerdilkan peran budaya lokal di kancah kebudayaan nasional Indonesia. Kendatipun demikian, lanjut dia, krisis ini masih bisa diantisipasi, yakni pertama-tama dengan melakukan pemberdayaan pranata dan budaya lokal dalam kaitannya dengan penerapan otonomi daerah. Nilai-nilai budaya lokal yang ditekan oleh rezim selama 32 tahun harus dihidupkan lagi. Tentang mentalitas birokrasi, Junus mengatakan, krisis yang terjadi belakangan ini tidak bisa begitu saja dipisahkan dari mental, budaya, perspektif, sikap dan perilaku aparat birokrat, para penguasa serta petugas keamanan. Kaum birokrat dan penguasa memberikan sumbangan yang sangat menyakitkan bagi bangsa ini yakni krisis ekonomi dan budaya. Hal ini terjadi karena mereka yang memiliki tugas utama mengayomi masyarakat, melayani dan memenuhi berbagai kebutuhan hidup serta memberikan rasa aman kepada segenap masyarakat, justru bertingkah sebaliknya. Mereka cenderung minta dilayani. Sementara itu, pemimpin redaksi Jurnal Antropologi Indonesia sekaligus ketua panitia simposium, Dr Yunita T Winarto, mengatakan, krisis multidimensional yang menimpa bangsa ini sebenarnya adalah krisis kebudayaan. Sejak UU No 5/1974 diberlakukan, kemajemukan budaya Indonesia dengan berbagai suku bangsa dan pranata sosialnya perlahan-lahan dimarginalkan. Padahal kalau dikritisi lanjut dia, keragaman budaya Indonesia merupakan jati diri bangsa. Karena itu, inilah saatnya untuk bersama-sama menelaah secara saksama kebijakan, strategi dan langkah-langkah yang perlu ditempuh guna mengangkat kembali harkat, martabat dan jati diri bangsa yang terpuruk. (AL/D-9) Last modified: 26/7/00 LAPAU RantauNet di http://lapau.rantaunet.web.id Isi Database ke anggotaan RantauNet: http://www.egroups.com/database/rantaunet?method=addRecord&tbl=1 ================================================= WEB-EMAIL GRATIS ... @rantaunet.web.id ---> http://mail.rantaunet.web.id ================================================= Subscribe - Mendaftar RantauNet Mailing List, kirimkan email Ke / To: [EMAIL PROTECTED] Isi email / Messages: subscribe rantau-net email_anda Unsubscribe - Berhenti menerima RantauNet Mailing List, kirimkan email Ke / To: [EMAIL PROTECTED] Isi emai / Messages: unsubscribe rantau-net email_anda ================================================= WebPage RantauNet http://www.rantaunet.web.id dan Mailing List RantauNet adalah servis dari EEBNET http://eebnet.com, Airland Groups, USA =================================================