Pak darul makmur,
saya sampaikan sedikit klarifikasi mengenai mata kuliah Manajemen teknologi di
ITB.
Taun berapakah anda mengusulkannya? sebab waktu saya kuliah 1992 - 1996 di
T.Industri, kami telah mendapat mata kuliah manajemen teknologi tersebut. dan
mata kuliah tersebut telah ada beberapa tahun sebelum saya.

kemudian masalah istilah "good governance" bisakah anda memberi sedikit
penjelasan dari definisi istilah tsrb. sebab selama ini yg saya dengar hanyalah
"corporate governance" dan utk yg relefan dengan kepemerintahan saya hanya
mendengar "good government".

itu aja, terima kadi.

wassalam
luthfi






"Darul Makmur" <[EMAIL PROTECTED]> on 24/01/2001 15:06:34

Please respond to [EMAIL PROTECTED]

To:   [EMAIL PROTECTED]
cc:    (bcc: Muhammad Luthfi/158/MercedesBenz_NFZ)

Subject:  [RantauNet] Otomomi Daerah, Kesempatan Emas untuk Manajemen Daya Saing
      Bangsa




Ass.ww

Insyallah berguna.

Wass.ww
St.P


Otomomi Daerah, Kesempatan Emas untuk
Manajemen Daya Saing Bangsa

Dr. Ir. Bakri Arbie, Deputi Kepala BATAN

Pertama kali kita perlu ucapkan selamat atas diterapkannya otonomi daerah di
seluruh Indonesia mulai 1 Januari 2001.
Meskipun masih ada kekurangan kita perlu salut kepada keputusan Pemerintah
yang tetap tegar dalam pelaksanaan, dibalik adanya keraguan tentang siap
tidak siap daerah maupun pusat.
Tajuk rencana Kompas berjudul "Ukuran Keberhasilan Otonomi Daerah adalah
Kemakmuran Rakyat" sangat menarik untuk dibahas yang intinya adalah tujuan
akhir dan tolok ukur keberhasilan otonomi daerah adalah kemakmuran rakyat di
tiap daerah. Kalau rakyat tidak hidup lebih baik berarti otonomi daerah
gagal.
Cita-cita kemakmuran rakyat sudah dicanangkan sejak awal Proklamasi dan
tanpa sadar memasuki tahun 2001 ini, saya kira bangsa Indonesia belum
mengerti bagaimana menerapkan dan memperjuangkan kemakmuran rakyat karena
buktinya sampai sekarang rakyat belum makmur.
Dari dulu kita puas kalau sudah mengatakan visi bangsa yang makmur, mengira
secara otomatis akan tercipta kemakmuran, apalagi kita terlena dengan modal
negara yang kaya raya, suatu negara kaya bagaikan zamrud terhampar di
khatulistiwa. Ternyata untuk mencapai kemakmuran perlu usaha dan kerja keras
dalam arti mengelola bangsa ini agar mampu menghasilkan poroduksi dan jasa
yang dapat bersaing secara bekelanjutan dalam era globalisasi saat ini.
Tahap awal 2003 AFTA tinggal 2 tahun lagi. Bangsa lain bisa dilihat, Cina
mulai menyaingi Jepang dan Korea produksinya masuk ke Indonesia dengan
kwalitas, harga bersaing dan suplai spare part yang tepat waktu.
Bangsa lain sibuk memikirkan Manajemen Daya Saing sedang bangsa kita sedang
sibuk melaksanakan Manajemen Daya Hancur, saling merusak komponen bangsa.
Dalam ceramahnya di BAPPENAS Bapak Emil Salim mengatakan dalam era reformasi
sekarang ini, pemerintah bukan lagi komponen yang  paling tahu segalanya
tentang pembangunan kemakmuran rakyat. Presiden Clinton pernah mengatakan
bahwa "great leader did not do great thing, he only asked many people to do
great thing." Partisipasi sangat penting. Komponen lain dalam masyarakat
harus berpartisipasi yaitu masyarakat madani dan masyarakat pengusaha,
koperasi menciptakan sinergi, bagaimana bisa menciptakan kemakmuran rakyat
atau di Eropa disebut dengan Welfare State.
Bagaimana agar makmur? Bangsa ini harus menghasilkan produksi dan jasa yang
mampu bersaing dengan produk dari bangsa lain. Kalau produksi dan jasa bisa
laku bersaing maka para pekerja banyak yang dapat ditampung dan pemerintah
dapat menarik pajak agar dapat melayani rakyat dengan lebih baik lagi.
Pengangguran di Jepang, USA, ( 4 - 5% sedangkan Eropa 7 - 9%. Lebih dari
angka itu pemerintah dan masyarakat sudah panik setengah mati, karena dengan
tingginya pengangguran akan mengakibatkan kerawanan keamanan dan keselamatan
umum.
Bangsa ini harus dirubah dari Traditional Economy menjadi Production Economy
dan nanti kalau sudah makin pintar menjadi Knowledge Based Economy.
Traditional dalam arti sejak zaman VOC ekspor bahan mentah sampai zaman
globalisasi masih ekspor bahan mentah.
Ada yang menyindir Traditional Economy di Indonesia adalah Ekonomi Preman
dimana pengusaha dan penguasa berlomba dalam mark-up Proyek, sedangkan
sebagian para birokrat menjalankan pola "business as usual", kalau
masyarakat bisa dipersulit kenapa bisa dipermudah, serta berlomba mencari
bocoran proyek. Hasilnya adalah bangsa yang terpuruk seperti sekarang ini.
Menurut hemat saya, dalam ekonom bangsa mana saja selalu ada 3 komponen
utama, yang pertama, komponen yang menyerap uang dan menghasilkan uang lebih
banyak lagi karena menghasilkan produk atau jasa yang bersaing untuk dijual.
Prestasi paling hebat adalah Bill Gates seorang enterpreneur menghasilkan
produk/jasa yang paling dominan menggunakan otak Sumber Daya Manusia dengan
Sumber Daya Alam yang minim. Komponen kedua  yang menyerap uang dan tidak
menghasilkan suatu produk yang dapat dijual alias rugi sedang komponen
ketiga yaitu yang membocorkan kekayaan atau uang negara. Komponen I termasuk
yang berusaha mewujudkannya adalah Sokoguru Ekonomi, komponen II dan
anteknya adalah Perusak Ekonomi dan komponen III termasuk kroninya adalah
Maling atau Benalu Ekonomi. Banyak yang tidak sadar apalagi yang kebagian
menikmati uangnya, bahwa komponen II dan III adalah haram hukumnya, apalagi
sampai berbangga dengan kekayaan dan memamerkan dihadapan rakyat yang
hidupnya yang sudah Senin Kamis. Ketimpangan ekonomi yang mengakibatkan
kecemburuan dan kerawanan sosial.
Berhubung kita masih hidup di dunia maka komponen II dan III itu pasti ada
dimana saja, maka merupakan tugas manajemen daya saing bangsa untuk turun
tangan mengelola bangsa ini agar komponen I harus lebih tinggi atau lebih
dominan dari komponen II dan III. Ini berarti terjadi pertumbuhan ekonomi
bangsa sedangkan sebaliknya adalah kontraksi ekonomi. Perlu diingat VOC,
Belanda dulu bangkrut karena dominannya komponen III di tubuh VOC.
Selain manajemen daya saing perlu pula adanya NIAT baik dari para pelaku
ekonomi dan pencipta kekayaan bangsa. Niat kalau menjadi pejabat, pengusaha
atau pemimpin baik di eksekutif, legislatif maupun yudikatif dan anggota
masyarakat madani mempunyai niat bersama bukan memakmurkan diri sendiri saja
tetapi memakmurkan rakyat yaitu memperbanyak komponen I dan jangan menjadi
peserta apalagi jadi promotor komponen II dan III. Kalau bisa pinjam aksioma
klise dari Majalah Tempo bahwa: kekuasaan mempunyai daya korup yang luar
biasa oleh karenanya perlu sistem check and balance yang sesuai. Kekuasaan
dalam ilmu politik adalah kemampuan untuk mempengaruhi atau menggerakkan,
sedangkan menurut agama oleh Prof.Dr. Syafei Ma'arif, kekuasaan merupakan
sarana untuk mencapai tujuan moral yaitu tujuan kemanusiaan yang bernilai
luhur dan juga haruslah berkorelasi dengan rasa syukur. Menurut tokoh
Paramadina, Prof. Dr. Nurcholis Madjid, dalam Islam ada 3 cara untuk
bersyukur  yaitu pertama, adalah memuji Allah SWT dengan mengucapkan
Alhamdullilah, kedua dengan bekerja yang tekun dan ketiga, bersyukur itu
selalu ingat pada Allah.
Perlu diingat dalam masyarakat madani termasuk pula unsur jurnalistik yang
menjadi pengontrol yang gigih terhadap penyimpangan yang dilakukan oleh
segenap unsur masyarakat dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah,
semoga para pahlawan jurnalistik senantiasa dapat berfungsi dengan baik.
Kalau sudah berbicara tentang manajemen maka banyak yang perlu dikelola
apakah proses, metodologi dan bagaimana mengevaluasi output dan outcome agar
sesuai dengan strategi dan harapan yang diinginkan semula yaitu kemakmuran
rakyat.
Menurut Paul Ermerod dalam bukunya "Butterfly Economies", beliau mengatakan
kaitan erat antara masalah ekonomi dan sosial sehingga ekonomi harus
dikelola sebagai makhluk hidup yang punya rasa percaya, panik, takut dan
ikut-ikutan. Lihat saja pengamat ekonomi sering menyebut sentimen pasar
akibat adanya suatu kebijakan atau rumor. Amerika Serikat misalnya meskipun
saat ini hutangnya hampir 1 triliun $, misalnya, karena masyarakat dunia
percaya akan tingginya komponen I dinegara tersebut maka dollar US tetap
dipercaya dimana-mana. Karena sifatnya sebagai makluk organik maka kalau
kelompok I dominan maka semua cenderung mengikutinya, sebaliknya kalau
kelompok III yang dominan maka banyak pula yang akan mengikutinya. Harga
dollar di Indonesia pernah mencapai nilai Rp.15.000 karena runtuhnya
kepercayaan yang disusul oleh paniknya masyarakat, padahal pada bulan Mei
1997, IMF masih memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 7%.
Dinamika ini perlu dipelajari dan dikendalikan dalam manajemen daya saing.
Dari segi proses kalau selama ini proses selalu terbuka (karena fungsi
pengontrol tak berfungsi) perlu proses tertutup yang riil yaitu adanya
evaluasi dan monitor yang efektif apakah output/outcome, proses dan
metodologi sudah sesuai dengan harapan tersebut di atas. Elemen penting
seperti Sumber Daya, infrastruktur, masalah strategi, manajemen dan
operasional akan saling terkait dalam manajemen daya saing.
 Berdasarkan kajian para pakar a.l. Robert Solow, peraih Nobel dibidang
Ekonomi dengan judul artikel terkenal "A Contribution to the Theory of
Economic Growth" dimana beliau mengatakan bahawa ada tiga pilar utama
pertumbuhan ekonomi suatu bangsa yaitu SDM, Teknologi dan Modal. Mumpung
masih punya sumber daya alam maka dana ini harus dipakai secara arif untuk
memperkuat SDM, modal untuk alih teknologi dan membuat para enterpreneur
Indonesia tertarik dan mempunyai kemampuan untuk menghasilkan produk dan
jasa yang memenuhi persyaratan Quality, Cost dan Delivery sehingga mempunyai
daya saing. Kalau tidak maka kita akan terus jadi bangsa peminjam alias
pengemis untuk membeli kebutuhan dasarnya. Suatu musibah besar bagi suatu
bangsa dengan penduduk yang keempat terbesar di dunia.
Bangsa Jepang dan Jerman yang hancur setelah perang dunia ke II bisa bangkit
kembali hanya dari modal SDM yang kuat dan pinjaman awal dari USA mampu
menciptakan produksi dan jasa, berkat kwalitas, kecerdasan dan sifat
enterpreneurship dari SDMnya.
Untuk melengkapi Manajemen Daya Saing Bangsa perlu ada strategi yang dapat
memadukan ketiga komponen di atas agar dapat menghasilkan sebanyak mungkin
komponen Sokoguru Ekonomi atau komponen I. Manajemen Daya Saing dan
Manajemen Teknologi ini pernah saya usulkan sebagai mata pelajaran di ITB
dan UGM, tapi berhubung dengan waktu belum dapat diproses lebih lanjut.
Dari segi manajemen, otonomi daerah merupakan suatu langkah strategis karena
manajemen yang terpusat bagi Indonesia yang sedemikian luas dalam
kebhinekaannya dapat menyebabkan inefektifitas dan inefisiensi serta rawan
terhadap "moral hazard."
Dengan otonomi daerah setiap komponen di daerah apakah dari pemda,
legislatif, yudikatif, masyarakat madani dan pengusaha, UKM, koperasi; BUMD
dapat secara bersama berdiri sejajar dalam "good governance" melaksanakan
pembangunan ekonomi daerah yang berkelanjutan, terintegrasi serta
komprehensip sehingga kemakmuran rakyat sesuai dengan waktu dapat dicapai
setiap daerah. Suatu kesempatan emas yang perlu diperjuangkan.
Abad ke 21 adalah abad yang penuh kompleksitas, tantangan dan hambatan,
tetapi bagaimanapun sambil belajar dari kesalahan dan kegagalan masa lalu
kita harus terus maju. Kita perlu pula belajar dari Korea Selatan yang dalam
waktu singkat tahun 1950, per capita income masih 10% dari USA dan pada
tahun 2000 mencapai 50%, suatu transformasi yang sangat menakjubkan. Jalan
yang akan ditempuh menuju kemakmuran masih panjang maka kita sebagai bangsa
harus makin cerdas, penuh pengabdian, kesabaran, kejujuran dan kerja keras
untuk menciptakan masyarakat yang gemah ripah loh jinawi.    Semoga sukses.

                                                         Januari 2001



RantauNet http://www.rantaunet.com
=================================================
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke / To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email / Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
- mendaftar: subscribe rantau-net [email_anda]
- berhenti: unsubscribe rantau-net [email_anda]
Ket: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
=================================================
WebPage RantauNet dan Mailing List RantauNet adalah
servis dari EEBNET http://eebnet.com, Airland Groups, USA
=================================================







RantauNet http://www.rantaunet.com
=================================================
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke / To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email / Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
- mendaftar: subscribe rantau-net [email_anda]
- berhenti: unsubscribe rantau-net [email_anda]
Ket: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
=================================================
WebPage RantauNet dan Mailing List RantauNet adalah
servis dari EEBNET http://eebnet.com, Airland Groups, USA
=================================================

Kirim email ke