iko dapek dari dapuah sabalah semoga bermanfaat untuk di bajo-bajo di waktu senggang > > Buat baca-baca aja untuk menambah wawasan. > > Mohon maaf bagi yang sudah membacanya. > > > > ---------------------- Forwarded by Masruhan Handi Fadhilah/ID/TLS/PwC on > > > > Mungkin ada yang bisa "Klarifikasi" ?? > > > > > > ABDURRAHMAN WAHID ADALAH ANTEK ORDE BARU TULEN!!! > > > > 1. Sekarang ini sedang terjadi sebuah gerakan anti Orde Baru yang dimotori > > pendukung Abdurrahman Wahid. Gerakan ini dasarnya cuma pengalihan isu dan > > counter isu terhadap gerakan mahasiswa yang ingin reformasi dituntaskan. > > Tuntutan reformasi yang paling dasar yakni pemberantasan KKN (Korupsi, > > Kolusi dan Nepotisme). Jatuhnya kredibilitas Soeharto adalah karena KKN > ini. > > Jadi kalau Abdurrahman Wahid terlibat KKN seperti pada Buloggate dan > > Bruneigate, untuk apa lama-lama dia di situ. Apalagi merasa sok suci anti > > Orde Baru. Di bawah ini adalah sepenggal fakta yang nyata-nyata > Abdurrahman > > Wahid sangat diuntungkan Orde Baru (alias Soeharto) sampai waktu dia jadi > > Presiden. Tulisan ini sekedar membuka sejarah, kalau-kalau Abdurrahman > Wahid > > dan pendukungnya lupa: bahwa mereka adalah pendukung Orde Baru tulen. > > > > 2. Naiknya Abdurrahman Wahid ke panggung politik tahun 1984, tak lepas > dari > > permainan tentara yang dimotori LB Moerdani. Waktu itu NU di ketuai KH > Idham > > Chalid sudah berkali-kali. Waktu 1984, LB Moerdani merasa Idham Chalid > makin > > sulit diatur, maka digelarlah operasi intelejen yakni menahan Idham Chalid > > tak bisa masuk ke arena Muktamar NU di Situbondo sehingga Abdurrahman > Wahid > > bisa lenggang jadi pemimpin NU. Idham ditahan mobilnya di daerah Pasir > Putih > > langsung oleh kelompok Moerdani. Moerdani waktu itu ialah operator opsus > > Suharto, menguasai jaring intelijen dan tentara. Tentu saja naiknya > > Abdurrahman atas sepengetahuan dan seijin Soeharto. > > > > 3. Rumah Abdurrahman Wahid di Ciganjur, baik tanah maupun bangunan, bukan > > hasil keringat kerjanya, melainkan hadiah yang diterima dari berbagai > sumber > > yakni Soeharto, LB Moerdani dan Soerjadi Soedirdja. Tapi penyumbang > terbesar > > adalah bekas Presiden Soeharto. Bahkan menurut keluarganya, Abdurrahman > > Wahid menerima uang bulanan dari Soeharto dengan cover seolah-olah > sumbangan > > buat Pesantren Ciganjur yang besarnya Rp. 100 juta sebulan. > > > > 4. Hubungan Abdurrahman dan Soeharto retak tahun 1994, ketika ia ngomong > di > > buku Adam Schwarz "A Nation in Waiting" bahwa Soeharto melakukan kebodohan > > (stupidity). Retaknya ini didukung kunjungan Abdurrahman ke Israel dan > > memuji-muji negara itu setinggi langit di bulan Nopember1994. Djohan > Effendi > > yang waktu itu menjabat penulis pidato Presiden Suharto, karena > > ikut ke Israel, dipecat dan lari ke Australia. Posisinya diganti Yusril > Ihza > > Mahendra. Hubungan dia dengan pemerintah juga memburuk pasca Muktamar NU > > 1994 di Cipasung dimana muncul organisasi NU tandingan bernama KPPNU > > diketuai Abu Hasan yang kalah tipis saja dari Abdurrahman. Sejak itu, > > Abdurrahman mencantolkan kakinya hanya ke LB Moerdani dan CSIS. > > > > 5. Hubungan Abdurrahman Wahid dengan Suharto nyambung lagi mulai tahun > 1996. > > Diam-diam Abdurrahman selalu menemui Suharto dan kembali menerima setoran > > buat dirinya. Abdurrahman meminta maaf kepada Suharto atas > > kelakuan-kelakuannya yang sempat "mbalelo". Ia pun kembali masuk payroll. > > Abdurrahman juga membuat deal dengan Suharto yakni mendukung Tutut > > sepenuhnya disamping Golkar. Maka disusunlah rencana rapat-rapat akbar NU > > untuk mendukung Tutut dan Golkar > > menjelang Pemilu 1997. > > > > 6. Tahun 1997, sepanjang Maret-April, sebulan sebelum Pemilu, Abdurrahman > > Wahid membuat istighotsah-istighotsah kubro (pertemuan-pertemuan besar) > > sebanyak 8 kali di Jawa dan Lampung untuk memperkuat posisi Golkar dan > > Tutut. Menurut Majalah GATRA, 12 April 1997, tanggal 1-3 April 1997, > bersama > > Abdurrahman Wahid, Tutut keliling Tuban, Lamongan, Pasuruan, Jember dan > > Sidoarjo. Di Pasuruan dan Sidoarjo, Tutut disambut masing-masing lebih > dari > > 50.000 warga NU. Sebelum ke Jatim, bulan Maret 1997, istighitsah kubro di > > Semarang dan Yogyakarta juga digelar untuk Tutut. Di Lapangan Pancasila, > > Simpang Lima, Semarang, warga NU tumpah ruah menyambut Tutut dan > menyatakan > > siap menyukseskan Golkar. Tanggal 11-12 April 1997, Abdurrahman > istighotsah > > kubro di Alon-Alon Madiun bersama Tutut dan R. Hartono. Istighotsah > > menjelang Pemilu Mei 1997 juga dilakukan di Kebumen, Solo, dan Lampung. > > Seluruh istighotsah dibiayai Tutut dan selalu dihadiri Tutut-R. Hartono. > > > > 7. Hebatnya lagi, waktu istighotsah di Semarang, Abdurrahman Wahid > > melontarkan pernyataan "Tutut adalah Pemimpin Masa Depan." Abdurrahman > > mengatakan disaksikan 50.000-an massa, Tutut ialah tipe calon pemimpin > masa > > depan yang layak memimpin negeri ini. Abdurrahman Wahid dalam bulan-bulan > > itu, Maret-Mei 1997 kemana-mana mengatakan, Tutut ialah pemimpin masa > depan. > > Dalam wawanacara dengan Majalah GATRA, 12 April 1997, Abdurrahman > mengatakan > > "Tutut dipersiapkan untuk meneruskan pengabdian Pak Harto. Ia makin lama > > punya peran yang makin besar. Pak Harto menyiapkan, dan kami sudah sejak > > lama meresponnya." Lontaran Abdurrahman ini langsung didukung pengamat > > sekaligus Ketua Departemen Politik CSIS J Kristiadi. > > Dalam majalah yang sama, Kristiadi mengatakan, "Tutut layak masuk bursa > > calon pemimpin masa depan dan Tutut punya peluang paling besar jadi wakil > > presiden." > > > > 8. Dukungan Abdurrahman Wahid untuk Tutut dimuat utuh Majalah ASIAWEEK > edisi > > 18 April 1997. Majalah ini bahkan kulit mukanya adalah muka Tutut sedang > > tertawa. Di sebelah kirinya tertulis "Lady in Waiting: Tutut Suharto moves > > into the political spotlight." ASIAWEEK mengulas tentang prospek Tutut > > yang telah didukung Abdurrahman Wahid sebagai pemimpin masa depan. > > 9. Menjelang Pemilu 1997, spanduk-spanduk Golkar di Jawa Timur bergambar > > Abdurrahman Wahid. Tertulis "Gus Dur mendukung Golkar," "Gus Dur Lego > Lilo > > Nyoblos No.2 Golkar" (Gus Dur Ikhlas Coblos No.2 Golkar). Massa NU yang > > menghadiri istighotsah juga selalu mengelu-elukan Tutut dan Abdurrahman > > Wahid. Seluruh panggung istighotsah berhias warna kuning, walaupun tak ada > > lambang beringinnya. Sepanjang parade istighotsah ini Abdurrahman menerima > > dana sebesar hampir 100 milyar, menurut alm. Iqbal Assegaf, Ketua GP > Anshor. > > > > 10. Gerakan Pemuda Anshor (GP Anshor) Jawa Timur diketuai Drs. H. Choirul > > Anam, sekarang Ketua PKB Jawa Timur., berkali-kali bertemu Tutut sebelum > > pemilu 1997. GP Anshor juga berkali-kali membuat seminar menjadikan Tutut > > sebagai pembicaranya. Surat kabar di Surabaya, April 1997, memuat Apel > > Banser dalam rangka hari Lahir GP Anshor ke-63 menampilkan pidato Tutut, > > bicara Abdurrahman Wahid yang sekali lagi menyatakan "Tutut adalah > pemimpin > > masa depan." Pada apel Banser di lapangan KODAM Brawijaya itu, Tutut > > menyerahkan bantuan berupa beberapa mobil Jeep Banser dan pakaian seragam > > Banser pada PW GP Anshor Jawa Timur. Mudah-mudahan PW GP Anshor Jawa Timur > > tidak lupa bahwa pakaian seragam yang mereka kenakan adalah hadiah dari > > Tutut, yang masa itu ketua DPP Golkar. Apakah layak jika sekarang GP > > Anshor-Banser menuntut pembubaran Golkar ? > > Belum lagi, menjelang kampanye Pamilu 1997, Ketua GP Anshor, Iqbal Assegaf > > dan ketua PW GP Anshor Jatim Choirul Anam, meminta dana Rp. 2 milyar pada > > Direktur PLN Djiteng Marsudi untuk pengamanan kampanye Golkar. Djiteng > > Marsudi hanya mengabulkan Rp. 1 milyar. Hingga kini tak jelas dana itu > lari > > kemana. > > > > 11. Sejak berbaikan lagi dengan Suharto tahun 1996, Abdurrahman Wahid > tidak > > pernah mengkritik Suharto. Malah ia sering ketemu diam-diam secara rutin. > > Saat reformasi dikumandangkan sekitar Maret-April 1998, Abdurrahman Wahid > > juga bisu. Malahan, waktu gerakan mahasiswa menuntut Suharto mundur, > > Abdurrahman Wahid malah mendukung Suharto. Dalam pertemuan 10 tokoh dengan > > Presiden, 19 Mei 1998 pagi, Abdurrahman Wahid, sambil duduk di kursi roda, > > mengecam gerakan mahasiswa. Dapat dilihat di TVRI, waktu itu, Abdurrahman > > mengatakan: "Demontrasi-demontrasi mahasiswa itu harus dihentikan sekarang > > juga. Di-Stop!!!. Untuk apa demonstrasi-demonstrasi itu. Mahasiswa yang di > > Senayan itu bubar saja." Tak sedikitpun kelihatan Abdurrahman ini seorang > > reformis, sejatinya ya oportunis. > > > > 12. Setelah Suharto lengser, Abdurrahman ikut mendirikan Partai > Kebangkitan > > Bangsa (PKB) tanggal 23 Juli 1998. Sejak berdiri itu, PKB tidak pernah > > mempersoalkan Orde Baru. PKB tak pernah mempersoalkan Suharto, apalagi > > meminta Golkar dibubarkan atau Suharto diadili. Waktu kampanye Pemilu > 1999, > > PKB malah lebih keseringan menghujat partai lain terutama PPP. Malahan > yang > > anti Golkar adalah PDIP, PAN dan partai lain. Jadi aneh bin ajaib, kalau > > sekarang massa PKB-NU minta Golkar dibubarkan, terlambat > > hampir tiga tahun. Memang sudah jadi rahasia umum kalau Abdurrahman > mendapat > > bantuan duit kampanye dari keluarga Cendana. > > > > 13. Menjelang Sidang Umum Oktober 1999, setidak-tidaknya Abdurrahman wahid > 8 > > kali bertemu Suharto di Jalan Cendana 8. Pertemuan terakhir 2 hari > menjelang > > pemilihan presiden. Abdurrahman secara khusus meminta restu dari Suharto > > untuk bisa jadi presiden. Suharto merestui. Abdurrahman bahkan meminta > > cincin Suharto yang selama ini tak pernah lepas dari jarinya. Suharto pun > > mengabulkan. Waktu itu Suharto memang mendukung Abdurrahman karena Habibie > > dianggap berkhianat, sementara Megawati ditakuti balas dendam. Permintaan > > lain, sebagai syarat, Suharto dan keluarga harus mendoakan di saat > pemilihan > > sedang berlangsung. Suharto mengabulkan juga. Menurut Yeni, putri > > Abdurrahman, Suharto dan keluarga mendoakan mereka menjelang pemilihan. > Yeni > > bahkan sering dimintakan tolong bapaknya untuk berhubungan dengan keluarga > > Cendana melalui Tutut. > > > > 14. Sewaktu Abdurrahman terpilih jadi presiden, keluarga Cendana langsung > > sujud syukur. Keluarga Cendana menelepon Abdurrahman via telp mengucapkan > > selamat. Abdurrahman tanpa tedeng aling-aling langsung minta dana Rp. 6 > > milyar. Abdurrahman juga dibuatkan baju-baju untuk dirinya dan > keluarganya. > > Di sebuah majalah mode luar negeri, Samuel Watimena, perancang busana, > > mengaku bahwa dia menjahitkan baju-baju Abdurrahman, Siti Nuriyah, Yeni > dan > > keluarga presiden lain atas pesanan dari Cendana. > > Samuel Watimena memang perancang baju langganan Cendana. Yeni, kepada > > seorang kawan, mengaku pernah minta kepada Tutut overcoat merk Armani 6 > buah > > untuk keperluan bapaknya kunjungan ke Cina dan Timur Tengah pada Nopember > > 1999. > > > > 15. Tak heran, begitu jadi presiden, Abdurrahman berkunjung ke Suharto > > berkali-kali. Baru belakangan, setelah keluarga Cendana tak setor lagi ke > > Abdurrahman, ia pun mulai berang. Ia sempat memprovokasi mahasiswa FORKOT > > dan FAMRED yang getol demo ke Cendana untuk melempari rumah Suharto. Bukan > > rahasia lagi, FORKOT dan FAMRED memang dibiayai oleh Bondan Gunawan atas > > suruhan Abdurrahman Wahid supaya dosa-dosa Abdurrahman bisa tertutupi. > > Padahal kalau mau adili Suharto, ya adili saja, kok repot. Apalagi Suharto > > jelas-jelas bersalah. Abdurrahman malah ketemu terus Suharto sejak dia > jadi > > presiden. Ketika Tommy Suharto diputuskan bersalah dan harus masuk penjara > > 18 bulan oleh pengadilan, Abdurrahman Wahid malah cari kesempatan menumpuk > > harta. Dia minta Tommy Rp. 15 milyar untuk DP (uang muka), selebihnya Rp. > 85 > > milyar menyusul. Lewat KH Nur Muhammad Iskandar (alias Kiyai Fulan), > > Abdurrahman bertemu Tommy dua kali di Hotel Borobudur dan Regent, Jakarta > > untuk berdamai (cincai). > > > > 16. Tanggal 1 Februari 2001, Abdurrahman Wahid ditolak 8 Fraksi. Sebanyak > > 393, dari 500 anggota DPR menyatakan Abdurrahman Wahid terlibat kasus > > korupsi dana Bulog Rp.35 milyar dan menilep dana serta melakukan > kebohongan > > publik soal dana dari Sultan Brunei sebesar US$ 2 juta (Rp. 19 milyar). > > > > Anggota DPR yang 500 itu kecuali Fraksi TNI/Polri 38 orang, adalah hasil > > Pemilu sah tanggal 1999. Jadi masak DPR mau dibubarkan ? > > > > 17. Kenyataan ini membuktikan Abdurrahman Wahid sama sekali bukan > reformis. > > Ia adalah seorang otoriter, koruptor, dan antek KKN Orde baru. Kalau > Suharto > > korupsinya 10 tahun setelah jadi presiden, maka Abdurrahman Wahid sudah > > korup sebelum jadi presiden. Korupsinya makin brutal dan merajalela > sesudah > > jadi presiden. > > > ============================================================================ > > > ============================================================================ > > ============================ > > > > Date: Wed, 14 Feb 2001 00:53:54 +0900 > > Subject: Detik-detik mencekam > > > > RENCANA MAKAR ABDURRAHMAN WAHID > > > > 1. Gerakan mahasiswa tanggal 29 Januari 2001 rupanya membuat Presiden > > Abdurrahman Wahid gerah dan panik. Lewat adiknya Hasyim Wahid (Gus Iim) > > diinstruksikan pengerahan 200.000 massa ke Jakarta dari berbagai daerah > > terutama Surabaya, Brebes, Cirebon dan Indramayu di samping dari sekitar > > Jabotabek. Dana yang dihabiskan untuk pengerahan massa ini hampir 600 > milyar > > didapat dari "donasi" konglomerat-konglomerat bermasalah. Alokasinya Rp. > > 100.000 perkepala kali 3 hari dan penyediaan bus/truk/metromini, makan, > > minum serta penginapan di hotel/motel/rumah dan lain-lain. > > > > Faktanya massa yang datang tidak seperti yang diharapkan. Massa di dalam > > gedung DPR hanya berjumlah kurang lebih 1500 orang. Abdurrahman Wahid > telah > > menginstruksikan polisi agar massa pendukungnya berada di dalam gedung DPR > > sedangkan massa anti harus ada di luar, jangan dibiarkan masuk. Hasyim > Wahid > > sebetulnya juga telah melakukan deal dengan PRD pimpinan Budiman > Sudjatmiko > > untuk bantuan pengerahan massa dan memimpin aksi-aksi di lapangan. > Komponen > > lain yang diajak adalah FORKOT, FAMRED, FNBI dan unsur-unsur nadliyin > > seperti PMII dan BANSER. Yang tak kalah penting adalah pengerahan preman > > dari > > berbagai tempat terutama Semarang. Ternyata, tanggal 29 Januari 2001, > > pendukung Abdurrahman Wahid kalah jumlah sehingga akhirnya juga kalah > > mental. Wahid marah besar dan berteriak-teriak supaya tanggal 1 Februari > > massa harus lebih besar. Tidak peduli berapa biayanya. > > > > 2. Sebelum aksi mahasiswa 29 Januari 2001, Presiden Wahid memanggil > > penasihat hukum Presiden, Luhut Pangaribuan yang ditemani Ketua PBHI > > Hendardi menanyakan tentang rencana pembubaran DPR. Baik Luhut maupun > > Hendardi setuju rencana itu. Tidak lama, Presiden Wahid juga memanggil > > Menteri Kehakiman dan HAM Yusril Ihza Mahendra menanyakan hal yang sama. > > Yusril memberi jalan keluar sebaiknya jangan pembubaran DPR tetapi > pembekuan > > DPR saja dan dilakukan sesudah ada pernyataan darurat. Menurut Yusril, > > karena keadaan sudah darurat wajarlah kalau parlemen dibekukan. Presiden > > Wahid rupanya setuju dengan usul Yusril. Maka dibentuklah tim untuk > > mempersiapkan dekrit, pernyataan keadaan darurat dan pembekuan DPR. Luhut > > Pangaribuan dan Hendardi menjadi tim untuk dekrit sedangkan Yusril > Mahendra > > untuk pernyataan keadaan darurat dan pembekuan DPR. Rencana Presiden > > untuk membekukan DPR/MPR ini sempat diutarakan langsung oleh Presiden > ketika > > menerima rektor perguruan tinggi Islam se-Indonesia di Istana Negara pada > > hari Sabtu, 27 Januari 2001. Persisnya Presiden mengatakan, ia akan > > membekukan DPR/MPR jika sidang paripurna DPR tanggal 1 Februari besok > > mengeluarkan memorandum untuk menyelenggarakan Sidang Istimewa MPR. > Beberapa > > media massa sempat memberitakan ini mengutip berita yang dilansir Kantor > > Berita Antara edisi Bahasa Inggris. > > > > 3. Dalam Rakor Polkam, Presiden langsung mengarahkan rapat soal rencana > > keadaan darurat militer dan pembekuan DPR. Seusai rapat, diutuslah tiga > > menteri menghadap Panglima TNI Laksamana Widodo dan KSAD Jenderal > > Endriartono Sutarto. Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono adalah menteri > > pertama yang mendatangi KSAD. Baru saja Yudhoyono mulai pembicaraan > rencana > > keadaan darurat militer dan pembekuan DPR, KSAD langsung menyela. Menurut > > KSAD, TNI AD belum melihat keadaan sudah darurat, biarkan proses > > konstitusional di DPR berjalan, kalau dipaksakan, kata KSAD, TNI AD tidak > > bisa membantu. Begitupun ketika Menhan Mahfud dan Menkeh dan HAM Yusril > > menjajaki dukungan militer, keduanya tidak berhasil meyakinkan KSAD. > Yusril > > sempat mengeluarkan argumentasi-argumentasi hukum untuk menjustifikasi > > rencana pembekuan DPR. Menurut Yusril, rencana pembekuan DPR sah-sah saja > > sepanjang keadaan sudah dinyatakan darurat. Namun, KSAD menyatakan bahwa > TNI > > AD tetap mendukung konstitusi, siapapun yang melawan konstitusi akan > > berhadapan dengan rakyat dan TNI. TNI sekarang, > > katanya, jangan lagi dipakai alat penguasa, TNI tidak ikut-ikutan politik > > lagi. Setelah mendengar sikap KSAD yang tegas, Yudhoyono dan Mahfud > kembali > > melapor pada Presiden. Presiden tampak marah dan langsung memerintahkan > > supaya KSAD dipecat. > > > > 4. Reaksi para menteri yang diutus bertemu KSAD sebagai berikut. Yusril, > > yang semula gigih memperjuangkan pembekuan DPR, melihat gelagat TNI tidak > > akan mendukung, ia langsung balik kanan dan berbicara di hadapan para > > wartawan bahwa rencana pembubaran dan pembekuan DPR itu inkonstitusional. > > Sejak itu Yusril siap loncat pagar dan mulai berani melawan Presiden > > Abdurrahman Wahid. Apalagi Yusril sudah menyandarkan satu kakinya ke > > Megawati. Sedangkan Susilo Yudhoyono mengundang mahasiswa ke kantor Menko > > Polkam tanggal 30 Januari 2001 malam pukul 20.00. Ada empat orang > mahasiswa > > yang diutus memenuhi undangan Yudhoyono. Yudhoyono mengatakan harus > > dipisahkan antara pemerintah dan Abdurrahman Wahid. Abdurrahman Wahid > sering > > melenceng dari keputusan bersama, dia sering jalan sendiri. Menurut > > Yudhoyono, parlemen sekarang ini tak bisa diharapkan karena penuh pemain > > politik yang dagang sapi. Mahasiswa mengatakan bahwa mereka berpegang pada > > konstitusi, mahasiswa menerima hasil Pemilu 1999 sebagai proses demokrasi > > yang sah dan legal sehingga parlemen sekarang pun legal. DPR harus > > menggunakan hati nurani dan kalaupun Presiden harus tersingkir karena > > kesalahan-kesalahannya sendiri itu resiko. > > Mahasiswa adalah kekuatan moral yang ingin memperjuangkan kebenaran dan > > melanjutkan agenda reformasi. Yudhoyono mengatakan, dirinya tak punya > > otoritas dan legitimasi untuk memperjuangkan keinginan mahasiswa, "Kalau > > saya diberi otoritas,saya akan perjuangkan reformasi." > > > > Mahasiswa menjawab, legitimasi harus lewat Pemilu, berjuanglah di Pemilu. > > Yudhoyono diam saja. Sebelum pulang, Yudhoyono berpesan pada mahasiswa > untuk > > berhati-hati pada demonstrasi tanggal 1 Februari 2001 karena sudah > disiapkan > > sniper di gedung-gedung tinggi. > > > > 5. Setelah menerima para menteri utusan Abdurrahman Wahid, KSAD langsung > > rapat di Mabes TNI di Cilangkap. Seluruh unsur TNI membahas rencana > > pembubaran DPR oleh Presiden. Keputusannya,TNI menganggap rencana > pembubaran > > atau pembekuan DPR adalah inkonstitusional. > > > > 6. Rencana pergantian KSAD bukan isapan jempol. Presiden Wahid menilai > KSAD > > membangkang dan tindakannya insubordinasi terhadapnya. Presiden bahkan > sudah > > menandatangani Keppres pergantian KSAD dari Sutarto ke Agus > Wirahadikusuma. > > Namun Keppres itu ditahan oleh Wapres Megawati karena Megawati tidak > setuju. > > Sementara Wapres mempunyai wewenang untuk bersuara terhadap pergantian > > personil karena hasil TAP MPR pasca SU MPR Agustus 2000. Presiden > > mengurungkan niatnya untuk mengganti KSAD walaupun tetap mencari > celah-celah > > kesalahan KSAD. Sementara itu, KSAD tanggal 31 Januari 2001 pagi telah > > memanggil Pangkostrad Letjen TNI Ryamizard Ryacudu, Danjen KOPASSUS Mayjen > > TNI Amirul Isnaeni dan Pangdam Jaya Mayjen TNI Bibit Waluyo untuk ditanya > > tentang sikap mereka. Ketiga jenderal itu menyatakan tetap berpegang pada > > konstitusi dan > > berada di belakang KSAD. Siang hari, seluruh Pangdam se-Indonesia datang > ke > > Jakarta untuk membicarakan hal yang sama dengan KSAD. Pendeknya, semua > > kompak tak setuju dengan pembubaran dan pembekuan DPR. > > > > 7. Sejak tanggal 30 Januari 2001 atau tepatnya 31 Januari 2001 dinihari, > > pukul 01.00, para purnawirawan TNI melangsungkan rapat-rapat menyikapi > > rencana pembubaran DPR dan pergantian KSAD. Para purnawirawan TNI akhirnya > > menyimpulkan bahwa mereka berdiri di belakang KSAD jika sewaktu-waktu ada > > upaya dari Presiden menggunakan TNI sebagai alat kekuasaan dirinya dengan > > mengganti KSAD dengan orang yang manut padanya. Seluruh purnawirawan > > kelihatan bersatu, mereka datang dari berbagai kelompok berbeda seperti > Try > > Sutrisno, Hendropriyono, Prabowo Subianto dan Edi Sudrajat. Rapat > dilakukan > > di Balai Sudirman, Tebet . Tadinya mereka akan melangsungkan Konferensi > Pers > > di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada Rabu malam, 31 Januari 2001, tetapi > > diputuskan menunda karena banyak purnawirawan Angkatan Laut dan Angkatan > > Udara juga ingin bergabung. > > > > 8. Pada tanggal 1 Februari 2001, pukul 5.00 pagi, massa pendukung > > Abdurrahman Wahid sudah berdatangan ke DPR. Sebagian mereka, berjumlah > > ratusan sudah disusupkan ke dalam komplek DPR atas instruksi Hasyim Wahid. > > Ribuan pendukung juga dikerahkan menghadapi aksi mahasiswa BEM se Jawa dan > > Sumatera. Berdasarkan rapat-rapat terbatas pendukung Presiden Wahid, massa > > akan diarahkan untuk menduduki Gedung DPR hingga terjadi kekisruhan di > dalam > > ruangan Sidang Paripurna. Karena Sidang Paripurna DPR soal Buloggate dan > > Bruneigate rusuh, maka sidang ditunda. Dalam rencana itu, diharapkan massa > > mengobrak-abrik ruangan sehingga ada alasan penundaan sidang. Sampai pada > > waktu yang tepat, Presiden akan mengeluarkan dekrit keadaan darurat karena > > keadaan tak bisa diatasi dan untuk sementara DPR hasil Pemilu 1999 > dibekukan > > sampai batas waktu yang belum ditentukan. Pada saat itu pula sejumlah > > anggota DPR yang vokal perlu diberi "pelajaran". > > > > 9. Para pendukung Presiden Wahid sudah dibrifing soal isu-isu yang harus > > diangkat dalam demonstrasi-demonstrasi mereka. Isu-isu itu untuk > mengalihkan > > perhatian publik bahwa musuh rakyat adalah Orde Baru. Tema-tema > demonstrasi > > pro Wahid digarap PRD dan FORKOT yang telah "disewa" Rp. 3 milyar oleh > > Hasyim Wahid. Beberapa kali Budiman Sudjatmiko terlihat rapat tertutup > > dengan Hasyim Wahid. Beberapa tema dan jargon itu antara lain: Selamatkan > > Reformasi dengan Membubarkan Golkar; Mahasiswa Dibiayai Orde Baru; DPR > > Produk Orde Baru; KAHMI Antek Orde Baru; Mahasiswa Disusupi Orde Baru; > > Mahasiswa Dibayar 14 Trilyun; Pansus Ilegal, Bubarkan Pansus; Bubarkan DPR > > Produk Orba; Turunkan Amien Rais dan Akbar Tanjung; DPR Tukang Provokator > > dan lain-lain. Intinya perhatian publik harus dibelokkan, jangan terfokus > > oleh hasil Pansus. Sementara itu dikembangkan tema pertahankan Abdurrahman > > Wahid sampai 2004. > > > > 10. Kampanye PR (public relation) untuk memperbaiki citra Presiden Wahid > > juga dilakukan. Komandannya si "Keriting" Wimar Witoelar, adik kandung > > Rahmat Witoelar tokoh Orde Baru yang lama malang melintang di Golkar dan > > lama jadi Sekjen Golkar. Wimar dibantu Adhi Massardi, salah satu juru > bicara > > Presiden yang bapaknya aktivis PKI golongan B. Wimar merancang acara > siaran > > langsung di televisi TPI pada 29 Januari 2001 malam, silaturahmi Presiden > > dengan Al Washliyah pimpinan H.Azidin. Azidin > > mendapat sejumlah dana (tidak diketahui persisnya) langsung dari Presiden > > Wahid. Kampanye PR ini untuk menarik simpati massa. Wimar mengarahkan > > Presiden Wahid supaya ngomong yang baik-baik saja, jangan kontroversial, > > tunjukkan ketenangan. Kampanye lain di televisi Indosiar pada tanggal 30 > > Januari 2001dalam acara "talkshow" yang dipandu langsung oleh jubir Wahid, > > Wimar Witoelar serta Todung Mulya Lubis yang bertugas sebagai ahli hukum > > yang menjustifikasi semua kebijakan Presiden Wahid. Untuk melakukan tugas > > ini Todung dijanjikan akan menjadi Menteri Kehakiman dan HAM kalau keadaan > > sudah reda. "Talkshow" yang mirip sinetron ini juga diulang di TVRI pukul > > 19.00, saat seharusnya ada Siaran Berita. TVRI konon dipaksa harus > > menayangkan acara ini ke seluruh Indonesia untuk meredam gerakan anti > > Presiden Wahid. Metro TV yang menyiarkan langsung seluruh aksi mahasiswa > > tanggal 29 Januari 2001, pada tanggal 30 Januari 2001 tampak mengerem > > pemberitaan dengan menampilkan wawancara-wawancara yang pro Abdurrahman > > Wahid seperti Dr. Kusnanto Anggoro dari CSIS dan Dr. Daniel Sparingga dari > > Unair Surabaya. Kedua intelektual itu mengkritik gerakan mahasiswa yang > > telah mengganggu roda ekonomi rakyat. Rakyat sudah bosan dengan > demonstrasi. > > Keduanya juga mengatakan bahwa tenaga DPR dihabiskan untuk soal Buloggate > > dan Bruneigate saja padahal banyak masalah lain yang lebih penting. > Pemandu > > acaranya, Najwa Shihab, keponakan Menlu Alwi Shihab, yang sejak liputan > > tanggal 29 Januari selalu mengarahkan pertanyaan-pertanyaan pro pada > > Abdurrahman Wahid. > > > > > > 11. Selain Todung Mulya Lubis sebetulnya ada pula sejumlah intelektual > > tukang stempel yang telah disiapkan untuk membenarkan perilaku Abdurrahman > > Wahid. Prof. Dr. Harun Al Rasyid bertugas di bidang hukum. Ia dijanjikan > > duduk di kursi Ketua MA (entah bagaimana caranya) asal mau mengatakan > Pansus > > illegal. Arbi Sanit, pengamat politik UI bertugas di bidang politik untu k > > bicara di media massa membenarkan tindakan politik Wahid. Arbi Sanit, yang > > dikenal di FISIP UI pernah korupsi ketika jadi direktur program ekstention > > FISIP UI, diajak wisata ke Amerika Serikat oleh Presiden Wahid. Sudah lama > > memang Arbi Sanit tidak pernah diundang keluar negeri karena selalu > > tertinggal rekan-rekannya yang sudah S2 dan S3, disamping bahasa > Inggrisnya > > agak payah untuk seorang pengamat politik senior. Arbi Sanit bahkan > > memanfaatkan kunjungan ke Amerika bersama Presiden Wahid untuk mencari > gelar > > S2 yang cepat. Namun suara-suara dari intelektual tukang stempel ini > > tampaknya tak berhasil sama sekali meredam desakan mahasiswa untuk > > menuntaskan agenda reformasi. Mahasiswa tetap berprinsip: Tidak peduli > > siapapun yang melakukan KKN, apakah Abdurrahman Wahid, Megawati, Amien > Rais > > atau Akbar Tanjung, harus dilibas. KKN adalah musuh utama reformasi, > jangan > > ulangi apa yang terjadi di era Orde Baru dengan menciptakan rezim KKN > baru. > > > > 12. Gerakan untuk meredam anggota-anggota DPR yang fokal juga dilakukan. > > Beberapa anggota parlemen khususnya yang duduk di Pansus Buloggate dan > > Bruneigate didekati oleh beberapa orang agar merubah haluan dengan > > iming-iming Rp. 5 milyar. Anggota Fraksi Reformasi Alvin Li langsung > > ditawari Syaefullah Yusuf Rp. 5 milyar bahkan kalau mau naik bisa sampai > Rp. > > 10 milyar, asal dia juga kebagian komisi. Rencana ini dilakukan juga pada > > Hafiz Zawawi dari Golkar, Ade Komaruddin dari Golkar, Didik Supriyanto > dari > > PDIP dan beberapa orang lain. Tapi semua kandas karena menolak suap. > > Koordinator untuk "membeli" anggota-anggota DPR ini adalah Syaefullah > Yusuf, > > keponakan Abdurrahman Wahid yang dititipkan di PDIP yang kini menjabat > Ketua > > GP Ansor. > > > > 13. Seluruh tim yang telah dibagi tugas itu harus melaporkan semua > > perkembangan pada Sekretaris Negara Marsillam Simanjuntak yang menjadi > > koordinator semua tim. Marsillam, dulunya aktivis Forum Demokrasi > (Fordem), > > menjadi pusat pengendali sekaligus think tank utama Presiden Wahid. > > > > 14. Dalam kenyataannya, pendukung Abdurrahman Wahid yang harusnya > berjumlah > > di atas 100.000 hanya datang sekitar 5000, kalah jauh dari jumlah > mahasiswa. > > Massa pendukung Wahid hampir saja bentrok dengan masyarakat sekitar Gedung > > DPR yang membludak menonton demonstrasi. Setiap mahasiswa lewat selalu > > ditepuki rakyat dengan teriakan "Hidup Mahasiswa". Sementara rakyat yang > > menonton melemparkan uang receh ke arah massa pendukung Wahid sambil > > menyuruh mereka pulang saja. Rakyat meneriaki massa pendukung Wahid, > > "Bayaran." Rencana mengobrak-abrik Gedung DPR batal terlaksana, malah > massa > > pendukung Wahid tampak makin berkurang militansinya ketika diguyur hujan > > lebat menjelang sore. Hampir 25.000 elemen mahasiswa yang dikomando BEM > > seluruh Jawa dan Sumatera tetap bertahan dan menghindari provokasi dari > > pendukung Presiden Wahid. Pendukung Wahid melakukan provokasi dengan > > melemparkan botol-botol plastik aqua yang sebagian diisi air kencing. > > Mahasiswa tetap tak terpancing. Gerakan mahasiswa ini tak mau disusupi > > siapapun. Pagar betis sangat rapat bahkan mereka tak mau dicampur dengan > > ormas maupun organisasi pemuda supaya tak dituduh ditunggangi. Yel-yel > > mereka seragam dan selalu mendapat sambutan meriah dari rakyat sekitar > > gedung DPR. > > > > 15. Longmarch mahasiswa dilanjutkan setelah dilaksanakan voting di DPR. > > Hasil voting cukup mencengangkan: semua menerima laporan Pansus Buloggate > > dan Bruneigate kecuali Fraksi Kebangkitan Bangsa yang WO dan Fraksi PDKB > > yang tetap mendukung Presiden Wahid. Fraksi PDIP yang sehari sebelumnya > > diklaim Presiden Wahid tetap setia di belakangnya ternyata tidak terbukti. > > Seluruh anggota Fraksi berdiri menerima hasil Pansus. Syaefullah Yusuf, > > anggota FPDIP tidak kelihatan sama sekali di dalam ruangan. Begitupun > Fraksi > > TNI/Polri berdiri menerima hasil Pansus. Tindakan Fraksi TNI/Polri banyak > > dipuji karena baru sekali ini berani bersikap tegas, padahal biasanya > selalu > > jadi "Fraksi Abstain". Mahasiswa bergerak ke arah Istana. Slogan dan > > semboyan mahasiswa sudah mengarah agar Presiden Wahid mundur. Rencana > makar > > Abdurrahman Wahid untuk membubarkan dan membekukan DPR gagal, rencana > > mengganti KSAD pun belum terlaksana. > > > > 16. Ketika 15.000 mahasiswa sudah bergerak ke Istana Negara kemudian ke > > Salemba dan sebagian lagi ke arah Universitas Trisakti, barulah elemen > PRD, > > FORKOT dan FAMRED datang ke depan gerbang DPR sekitar pukul 17.00. Dengan > > menggunakan metromini dan bus, mereka membawa bendera merah besar-besar > > sambil teriak bubarkan Golkar dan bubarkan DPR. Tampak Budiman Sujatmiko > > langsung terjun memimpin 300 demonstran "sewaan" untuk mengalihkan isu > itu. > > Mereka tak mendapat sambutan dari rakyat sekitar. Ironisnya, justru massa > > PRD dan FORKOT hampir bentrok dengan pendukung Abdurrahman Wahid, karena > > massa pro Wahid mengira PRD itu anti Presiden Wahid. Mereka meneriakkan > > "Komunis, komunis" ke arah PRD dan FORKOT. Kontan saja PRD dan FORKOT > marah > > besar. Massa pro Abdurrahman Wahid yang kebanyakan dari daerah itu tak > > mengerti bahwa PRD dan FORKOT berada satu kubu dengan mereka. Mereka tak > > mengerti bahwa gerakan PRD sudah berkonspirasi dengan Abdurrahman Wahid. > > > > 17. Kini kubu pendukung Abdurrahman Wahid sedang rapat-rapat maraton untuk > > menyiapkan rencana berikutnya. Bukan tak mungkin tindakan-tindakan drastis > > akan diambil. Yang pasti, Wahid mempunyai uang cukup dengan jumlah > trilyunan > > yang dikumpulkan selama setahun lebih sejak jadi Presiden 20 Oktober 1999. > > Berita rencana terakhir yang sempat dipantau adalah rencana penculikan > pada > > beberapa anggota DPP PAN yakni Amien Rais, Hatta Rajasa, AM Fatwa dan > Alvin > > Li. > > > > Abdurrahman Wahid menyuruh orang-orang dekatnya untuk memberi "pelajaran" > > bagi Amien Rais dan kawan-kawan. > > > > Mari kita pantau terus rencana-rencana makar Abdurrahman Wahid ini. Sampai > > kapan dia akan bertahan. > > > > Jakarta, 2 Februari 2001 > > > > _________________________________________________________________________ RantauNet http://www.rantaunet.com ================================================= Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke / To: [EMAIL PROTECTED] Isi email / Messages, ketik pada baris/kolom pertama: - mendaftar: subscribe rantau-net [email_anda] - berhenti: unsubscribe rantau-net [email_anda] Ket: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung ================================================= WebPage RantauNet dan Mailing List RantauNet adalah servis dari EEBNET http://eebnet.com, Airland Groups, USA =================================================