ambo minta maaf, karano kapatang sabananyo alah ambo
kirimkan kronologisnyo, akan tetapi katiko abo bukak
liak e-mail ambo iko keceknyo mutannya labiah dari nan
tasadio oleh karano itu kini ambo kirimkan kronologis
pak yulisman

KRONOLOGIS 
PENJEMPUTAN DAN PENCULIKAN  PAKSA PETANI 
YANG BERNAMA YULISMAN

Pada tanggal 10 Agustus 2001, enam anggota Polsek
Pasaman di Simpang IV , Kec. Pasaman, Kab. Pasaman
datang kerumah saya (Lismayenti). Pertama-tama anggota
polisi itu menggedor-gedor pintu dan meminta agar
(ayah saya) Pak Yulisman bangun, Ia bilang hari sudah
pagi. 

Semula kami sekeluarga tidak mau membuka pintu, tapi
mereka terus memukul-mukul kaca jendela dengan sangat
kuat. Lalu ayah saya meminta kepada ibu saya (Rosminar
) untuk membuka pintu. Ketika Ibu saya membuka pintu
saya mencoba menghalangi pintu yang sudah terbuka,
lalu berdiri dipintu untuk menghadapi beberapa orang
anggota polisi tersebut. 

Polisi itu bertanya apakah benar ini rumah Pak
Yulisman. Saya menjawab “betul Pak”. Ketika polisi itu
mau masuk, saya menghalangi dan menanyakan surat
perintah penangkapan terhadap ayah saya. Tapi polisi
itu mengatakan dalam keadaan terdesak seperti ini,
jangan tanyakan surat izin.

Lalu saya (Yenti) menjawab “ Maaf Pak, Bapak tidak
bisa menangkap Bapak saya “. Lalu salah seorang dari
polisi itu memanggil dua orang temannya untuk memaksa
masuk dan dua orang polisi itu mendorong saya (Yenti)
sambil menghantam pintu dengan kuat sehingga mereka
bisa masuk dan menggeledah semua ruangan yang ada
dirumah itu. Ketika dia masuk dia melihat anak Pak
Yulisman yang lain sedang tidur dan menarik tangannya.
Kemudian anak yang ditarik tangannya itu berkata bahwa
saya bukan Yulisman tapi anaknya.

Dan mereka kira-kira berjumlah lima orang terus masuk
kedalam kamar dimana ayah saya sedang tidur. Disaat
mereka masuk, ayah saya sudah berdiri di pintu. Hal
itu terjadi kira-kira jam 04.00 wib. Para anggota
polisi itu bertanya “apakah bapak yang bernama
Yulisman ?, Lalu ayah saya menjawab,  “ Iya saya
Yulisman dan masalah apa hingga bapak-bapak ingin
menangkap saya ?” . 

Lalu anggota Polisi itu menjawab,  “ Pak Yulisman
harus ikut kami ke kantor, bapak kami tahan”. Lalu
ayah saya bertanya lagi,  “Pak kalau bapak-bapak ingin
menangkap saya bapak harus punya surat izinnya tau
masalah hukum ini Pak, kalau bapak tidak mempunyai
surat penangkapan berarti bapak melanggar
Undang-Undang”. 
Lalu anggota polisi yang 3 orang langsung menarik
tangan ayah saya dengan paksa Ayah saya (Pak Yulisman)
bertahan untuk tidak ikut dan berkata,  “saya tidak
akan ikut pak, karena tidak ada surat izinnya”. Dan
diantara salah seorang dari anggota polisi itu berkata
“ kalau dia tidak mau ikut, seret dan paksa saja !!!
“. Lalu mereka menarik kaki dan tangan pak yulisman
dari kamar sampai halaman rumah.  Anggota polisi yang
menyeret ayah saya berjumlah 3 orang yang satu
memegang sebelah kaki dan yang dua lagi memegang
sebelah tangan, hinggga pak Yulisman
ditarik-tarik/diseret-seret dalam kondisi terbaring
dilantai.  Semua itu saya saksikan dengan jelas.

Di saat ayah saya ditarik-tarik dengan paksa, saya
berusaha dengan sekuat tenaga untuk melepaskan ayah
saya (pak Yulisman) dari tarikan para anggota Polisi
itu. Saya kemudian memohon kepada Polisio tersebut “
Pak tolong jangan paksa bapak saya seperti itu, kalau
bapak membawa bapak saya, saya ikut kemana bapak saya
dibawa”. 
Usaha untuk penyelamatan yang saya lakukan hanya dapat
dilakukan sampai dijalan raya dimana mobil kijang
super berwarna merah dengan kode BB 9 HB berdiri. 
Ayah saya dilempar ke dalam mobil tersebut. Saya
berusaha untuk ikut masuk kemobil. Tapi tiga orang
Polisi memegangi saya.

Salah satu dari yang tiga orang Polisi itu ada yang
memegangi pistol. Karena saya (Yenti) masih bersikeras
untuk meminta agar bapak saya jangan dibawa, tiba-tiba
datang perintah dari atas mobil untuk menembak saya. 
Lalu anggota polisi yang memegang pistol itu
mengacungkan pistolnya pada saya sambil mengancam,
“kamu mau melepaskan saya, apa mau saya tembak”. 

Ketika polisi itu mulai menghitung ada orang
(tetangga) yang menarik saya hingga saya terlepas dan
anggota polisi. Polisi kemudian meninggalkan kami dan
lari menuju kemobilnya. 

Pukul empat lewat sepuluh menit orang tua saya telah
dibawa. Pukul 6.00 wib saya dan adik dari bapak saya
pergi kekantor polisi dengan maksud ingin bertemu dan
melihat keadaannya dan juga ingin memberikan bajunya
karena disaat dibawa orang tua saya tidak pakai baju.
Cuma pakai celana tidur, karena polisi-polisi itu
tidak membolehkan ayah saya pakai baju saat mereka
membawanya dari rumah. 

Setelah saya dan adik orang tua saya sampai dikantor
polisi kami menemui salah seorang dari anggota polisi
yang ada disitu. Lalu polisi itu tanya sama saya bapak
dan adek mau kemana ? lalu pak ketek saya itu bilang
“kami ingin bertemu dengan kakak saya karena semalam
ia ditangkap di Tapalan”.  Lalu polisi itu berkata “
bapak dan adek tenang saja karena pak Yulisman tidak
akan apa-apa dia sehat-sehat saja jangan kawatir “
katanya. Lalu pak ketek saya bilang lagi,  “Pak, kakak
saya jangan diapa-apakan karena ia tidak terlibat
masalah kebekaran rumah itu” dan polisi itu bilang
lagi “Ya.. Pak Yulisman dijamin tidak akan apa-apa” .
Lalu saya dan pak ketek saya itu senang mendengarnya
dan ia minta kalau mau kirim bajunya bawa saja kesini
dan kalau mau lihat sekarang belum diizinkan. Lalu
kami pulang.

Dan pada hari jum’at itu kami keluarga dari Pak
Yulisman tidak bisa menengok pak Yulisman dikantor
polisi itu. Pada hari sabtu kira-kira jam sepuluh
siang kakak dan adik dari orang tua saya Yulisman
pergi lagi kekantor polisi. Sebelumnya mereka tidak
langsung kekantor polisi tapi ia pergi kerumah sakit
dulu. 

Ketika ditanyakan di ruang informasi orang yang di
ruang informasi itu mengatakan tidak ada disini yang
bernama Yulisman yang ada Udin Toge yang masuk pada
jam yang kami tanyakan. Maka timbullah keraguan dari
kakak dan adiknya dan langsung dicari maka ketemulah
pak Yulisman yang terbaring dirumah sakit, sedang
diinfus, tidak sadarkan diri dan mulutnya membengkak
karena bekas pukulan. 

Setelah itu Ibu Inar, adik bapak Yulisman & Keron
pergi bersama-sama ke Polsek Simpang Empat, Pasaman.
Kedatangan mereka untuk meminta izin, supaya bapak
yulisman dapat ditunggui di Rumah Sakit. Selain itu
ibu Inar juga meminta agar Kapolsek dapat memberikan
izin untuk bertemu anaknya (Si Id) yang juga ditangkap
Polisi setengah jam sebelum polisi menangkap Pak
Yulisman. 

Ketika Ibu Inar menunggu kesempatan untuk menjenguk
anaknya, datang seorang anggota Polsek Simpang Empat,
Pasaman untuk meminta tanda tangannya. Setelah isi
surat itu dibacakan, ibu Inar tidak mau
menandatangani. Karena surat yang akan ditanda tangani
tersebut adalah surat perintah penangkapan yang
dilakukan oleh Polisi sebelumnya.  Seharusnya Polisi
sudah membawa surat itu pada saat penangkapan
dilakukan. Polisi tetap memaksa, tetapi ibu Inar tidak
mau sambil tetap meminta Polisi mempertemukannya
dengan anaknya.
Pada hari itu juga, Jum’at jam 04.00 Wib,  datang 2
Orang anggota Polisi kerumah Pak Yulisman untuk
meminta Istrinya menandatangani surat penangkapan.
Tapi istri pak Yulisman tidak mau menandatangani surat
tersebut. Akhirnya Polisi berhasil memaksa salah satu
dari anak Pak Yulisman untuk membubuhkan cap.
Jempolnya dengan janji agar bapaknya cepat keluar dari
tahanan Polisi.

Kapar, 12 Agustus 2001
Yang membuat,

LISMAYENTI















































KRONOLOGIS PENANGKAPAN TERHADAP FITRIZAL RAHMAT (IT)
YANG DILAKUKAN OLEH APARAT KAPOLSEK PASAMAN
KEJADIAN JUM’AT TANGGAL 10 AGUSTUS 2001

Sekitar hari Jum’at sekitar jam 03.30 Wib datang
beberapa orang angota Polsek Pasaman di Simpang IV
Pasaman dengan mengetuk-ngetuk pintu dan saya langsung
menunju pintu dengan melihat lewat jendela dan saya
melihat 4 buah unit mobil polisi + 20 orang Polisi
bersenjata lengkap ada diluar. Seketika itu saya
langsung bertanya siapa itu. Kami Polisi dari Simpang
IV, lalu saya membukakan  pintu lalu saya bertanya apa
kabar Pak ?. Polisi yang bernama Siregar itu bertanya
dimana si It Buk ? lalu saya jawab si It sedang tidur.
Dan polisi itu menjawab tolong Ibu bangunkan sekarang
kata Siregar dengan memaksa masuk kedalam rumah saya
sekitar 4 orang Polisi. Dan saya langsung bertanya
untuk apa Bapak menanyakan si It, lalu Polisi tersebut
menjawab ini masalah pembakaran. Lalu saya jawab lagi
anak saya tidak tahu menahu soal pembakaran tersebut
sebab sehari ini dia sedang pergi Kekajai. Dan sesaat
kemudian beberapa orang polisi menjawab biar kami
bangunkan saja.

Pada akhirnya kakak si It yang bernama Lina
membangunkannya dan si It keluar kemudian polisi
tersebut segera mengajak si It untuk ikut dengannya.
Dan si It langsung menayakan untuk apa saya ikut
dengan Bapak. Kamu harus keKapolsek jawab Polisi
tersebut, kemudian saya bertanya berarti anak saya
Bapak tangkap. Lalu Polisi tersebut menjawab pokoknya
kita kekantor Polisi dulu. Lalu lina menjawab kenapa
Adik saya ditangkap sedangkan dia sehari ini tidak ada
dirumah.

Beberapa kemudian Polisi menjawab ayo cepat-cepat
sambil menarik si It yang ketika itu sedang tidak
memakai baju. Lalu saya menjawab tunggu dulu Pak biar
dia pakai baju dulu, namun para Polisi tersebut tidak
menghiraukan sambil terus membawa si It. Lalu Lina
mengejar dan memberikan baju tersebut pada Polisi dan
hingga paginya kami menjenguk si It belum juga
mengunakan bajunya.

Bagitu si It dibawa kekantor Polisi saya menyusulnya
sampai begitu mobil itu berhenti  saya juga berhenti, 
lalu saya bertanya dimana anak saya ? Lalu polis itu
menjawab itu mobil biar saya pakaikan dulu bajunya
Pak. Lalau Polisi itu menjawab biar saya yang
memakaikanya. Biar saya saja yang memakaikanya Pak
lalu Polis itu  terus berjalan  hingga sampai ke
Simpang IV dan mobil Polisi tersebut berhenti.
Kemudian saya menanyakan lagi dimana anak saya lalu
polisi tersebut menjawab anak Ibu sudah berada
dikantor. Sesaat itu saya langsung kekantor Polisi di
Simpang IV. Setelah sampai dikantor Polisi saya
tanyakan pada Polisi yang sedang piket dimana orang
yang ditangkap di Kapar tadi Pak, lalu Polisi piket
tersebut menjawab belum sampai kesini kok ?. Dengan
sangat terkejut dan heran saya lalu saya menanyakan
lagi dimana anak saya, apakah sudah dihilangkan anak
saya sampai saya ribut-ribut disana.

Saya semakin menjerit-jerit dan Polisi itu berkata
salahnya ini perempuan langsung saya menjawab kalau
saya laki-laki Bapak mau tembak saya silakan Bapak
tembak. Sudah beberapa lama saya menunggu belum juga
dapat melihat si It dan akhirnya saya pulang kerumah.

Padang, 13 Agustus 2001
Yang Membuat,

(Y U L I N A R)
Ibu Kandung Fitrizal Rahman                 





=====
aphuk
telp. 0751.53908/56059/0811669330
fax. 0751.40252
e-mail: [EMAIL PROTECTED]
        [EMAIL PROTECTED]
        [EMAIL PROTECTED]

____________________________________________________________
Do You Yahoo!?
Get your free @yahoo.co.uk address at http://mail.yahoo.co.uk
or your free @yahoo.ie address at http://mail.yahoo.ie

RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===============================================
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar--> subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti----> unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
===============================================

Kirim email ke