* ada lelaki tua membuka jendela-jendela rumah tuanya membiarkan bau bunga, semerbak semak-semak, aroma tanah menyeruak ke segenap pelosok ruang yang suram
segaris cahaya menyelinap dari balik rimbun dahan kelapa jatuh di garis wajahnya yang yang semakin dalam :selamat pagi, pak tua; kita mulai lagi hari sendirimu ada satu jendela di sudut belakang selalu ia biarkan terakhir kali dibuka tidak saja karena jendela itu berat dan liat untuk tenaga rentanya tetapi juga karena ia selalu akan menghabiskan beberapa waktu di depan jendela itu sebelum matahari terlalu silau bagi mata tuanya (setiap kali lelaki tua itu tersenyum, dulu anak lelakinya selalu minta bantuannya membuka jendela besar ini, tangan bocahnya tak cukup kuat: 'pa, jendela besar belum. maka ia sering membayangkan anak lelakinya yang telah dewasa, yang gagah perkasa, berdiri disampingnya: 'pa, jendela besar biar aku yang buka) telapak tangannya ia tekankan di kusen jendela yang mulai rapuh dimakan usia wajahnya memandang jauh sayup riuh-gemuruh ombak dari kejauhan mengalun-ngalun mengisi udara, burung-burung mulai ramai berterbangan berteriak-teriak, entah jerit tawa-riang, entah pekik tangis-rintih namun tetap bernyanyi di telinganya murai, pipit, punai, bondau, ketitiran, balam, tiang kabau ya, tiang kabau burung tiang kabau itu yang selalu mengganggu lamunnya -- atau mungkin cuma menggugah si tiang kabau, belang hitam-putih-bersih seperti murai, sedikit lebih besar, yang jelas tak angkuh-genit melentikkan ekornya seperti murai, hinggap rendah di pokok kedondong yang membatasi halaman belakang yang sempit dengan hamparan pesawahan, tiang kabau itu hampir tak bergeming sesekali berbunyi entah apa maknanya kala hatinya gundah suara tiang kabau itu seperti menikam mengaduk-aduk perasaannya yang sudah berkecamuk : hey, pak tua, habiskanlah sisa nafas rentamu di sendiri sepi tak bertepi! bibir lelaki tua itu bergetar tangannya gemetar dulu burung tiang kabau itu juga, ketika ia pertama kali mengajari anak lelakinya membidikkan senapan angin (lucu sekali mengingat bocah lelaki itu bersikutat mempompakan angin ke dalam senapan yang sama tinggi dengan tubuhnya) :'pa, burung tiang kabau itu, ya? ya. dan senapan itu menyalak si tiang kabau terjerembab bocah kecilnya itu melonjak kegirangan dulu burung tiang kabau itu juga, ketika hari sendiri mulai ia jalani ketika mata tuanya tak begitu tajam lagi ketika lengan tuanya tak begitu kokoh lagi untuk pertama kalinya bidikannya meleset tiang kabau itu memang jatuh menggelepar paruhnya pecah remuk suaranya mencicit-rintih lelaki tua merasa demikian tuanya ketika ia menyesal, dua hari kemudian tiang kabau itu mati di dalam pelukannya ketika ia masih berusaha memberi minum kepada burung yang sekarat itu senapan kokoh bergagang coklat kayu itu ia gantung di sudut kamarnya selama-lamanya namun kadangkala ia merasa kehilangan juga bila tiang kabau tak ada di pokok kedondong itu sakitkah burung-burung pendiam itu? atau mungkin sudah mendahuluinya, mati di ketinggian sarangnya? kadang-kadang ia merasa cengeng seperti bocah kecil benarkah ketika manusia beranjak tua sebagian jiwanya kembali seperti anak-anak? (tertegun langkahnya - suatu saat - secara tak sengaja mencuri dengar anak-anaknya berbicara ttg dirinya, ketika mereka pulang kali yang terakhir beberapa tahun yang lalu) benarkah? angin laut belum sampai ke sini dua pohon kelapa menjulang lantang mengejar awan di ketinggian terpancang kokoh di sela barisan kedondong lelaki tua memandang jauh, jauuh sekali. sendiri. ---------------------- some day early 1999 ---------------------- ***in memoriam my beloved father h. n. dt. pmt. alam. RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 =============================================== Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED] Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama: -mendaftar--> subscribe rantau-net [email_anda] -berhenti----> unsubscribe rantau-net [email_anda] Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung ===============================================