Assalamualaikum Wr.Wb.
    Saudara ku sekalian,
Sungguh,saya tidak Alergi terhadap orang china.Banyak
yang bagus yang dapat dicontoh dari china
tsb.Keuletannya dalam bekerja,hemat.Terus terang
saja,kalau saudara mau tahu,Abang ipar saya saja orang
china,tetapi Islam tentunya,dan keluarganya ada yang
beragama kristen,budha.Masakan yang saya gemari terus
terang saja chiness food.ketimbang kentucky,ataupun
masakan lainnya.Padahal dari segi harganya,mahalnya
Restaurant chiness itu di Mesir itu ngak kepalang
tanggung mahalnya.Sekali makan saya dan suami
saja,belum lagi dibawa anak-anak,bisa habis 100
pound(lebih kurang Rp 250.000,sekali makan,dan menunya
biasa saja,belum yang istimewa sekali).
Tapi pada akhirnya saya berfikir kembali,kalau saya
makan di Restaurant Kentucky,ataupun Chiness food
tsb,bukankah duitnya lari kenegeri mereka?Amerika dan
China!Terpaksa saya sering menahan air liur.Dan Saya
makan di restaurant Padang,seperti Restaurant
"Selamat","Simpang Raya",ataupun "Rindu Alam"di Bkt
itu,dan di Restaurant masakan mesir karena sekarang
saya berdiam disana.Saya mengakui ada kekurangan di
Restaurant Padang itu,cobalah mereka menambah(ingat
saya katakan menambah,bukan merubah,jgn disalah
artikan,karena bagaimanapun system restaurant itu
hendaknya memenuhi kehendak berbagai jenis
kalangan,meskipun specialist rendang padangnya tetap
ada) menu masakan,seperti di Restaurant China
itu,yaitu memasak masakan yang dimana dipesan langsung
dibuat,jadi aromanyapun ngak tanggung-tanggung
menerbitkan selera makan,dan dihidangkan didepan mata
kita memang benar-benar baru,masaknya singkat
sekali,gizinya tinggi lagi,karena tidak bersantan dan
masak dgn sedikit minyak(saudara tahu sendiri
bagaimana masakan yang terlalu lama dimasak apalagi
pakai santan,dan sudah semalaman dimasak,gizinya
bagaimana?)Atau masak seperti kentucky yang disenangi
anak-anak,bahkan kenapa kentucky itu sering dikunjungi
orang yang berkeluarga,di mana saja,baik itu di
BKT,Padang,apalagi di Mesir,ramai sekali
pengunjungnya.Padahal kita tahu persis duitnya itu
lebih banyak lari ke Amerika,berarti kita memperkaya
Amerika,padahal yang bekerja di Kentucky itu orang
Islam,Indonesia,Mesir.Yang digaji paling tidak
seberapalah.Yang capek kita. Amerika yang goyang kaki
doank memungut hasilnya.Begitupun dgn
perusahaan-perusahaan china lainnya.Saya masih ingat
"Kacang Bogor"yang menanam kacang bogor itu adalah
pribumi,yang mengeluarkan kacang dari kulitnya juga
pribumi,istilah dgn arti kata yang mengerjakan adalah
pribumi juga,kemudian yang makan juga pribumi
juga.Namun yang memiliki perusahaan itu ,yang mengatur
dan menguasai nya siapa?Chinakan?Apa tidak kasihan dan
tergerak hati saudara melihat itu semua?Apa tidak ada
keinginan utk membuka suatu restaurant makanan seperti
kentucky itu,ataupun seperti Restaurant China itu,atau
kita pribumi yang menjadi toke(bos)nya suatu toko?.
     Satu sisi kita harus mengambil metode atau System
dagang dari China,ataupun Amerika.Mereka pekerja yang
ulet,rajin,terhadap bawahan cukup baik,memperhatikan
kesejahteraan bawahannya,dan memeliharanya,sehingga
tidak lari pada yang lain,Anak-anaknya dilatih utk
meneruskan perusahaannya,disuruh bekerja di perusahaan
lain,utk menimba ilmu,yang pada akhirnya kembali
keperusahaan milik sang ayah bila telah matang.
     Sekali lagi saya bukan alergi terhadap
china,Amerika ataupun bangsa lainnya,tetapi saya
secara jujur tidak rela pihak pribumi tergusur,dgn
arti kata hidup miskin,sementara negara lain hidup
senang.Bagi saya silahkan negara manapun hidup di
Indonesia ini,silahkan bersaing,malah persaingan itu
seharusnya yang dengan mata jeli orang Indonesia
memandangnya.Disini saya sangat mengagumi Mesir akan
rasa nasionalisme mereka yang cukup tinggi.Mereka
sangat mencintai negeri mereka.Pernah suatu kali saya
berbelanja ,lantas saya tanyakan pada penjual itu:"Fii
Mustaurad?"Maksudnya ada yang buatan luar negeri ngak?
Dgn nada yang keras,dan marah pedagang itu
menjawab"Disini tidak ada barang luar negeri yang ada
buatan Mesir,kami cinta buatan Mesir,kami cinta bangsa
kami!!"Tertegun saya mendengarnya,suami saya sambil
tertawa mengejek saya, mengomentari"makanya disini
jangan tanya ada buatan luar negeri apa ngak?"Saya
bilang,bukan begitu memang buatan Eropah,dan
Jepang,sangat unggul dan diakui kekuatannya".Begitulah
sikap sebagian orang Mesir.Nah di Mesir,buatan china
itu ngak kepalang tanggung banyaknya ketimbang buatan
Indonesia.Barang-barang china itu harganya murah,dan
cepat rusak setahu saya.Tetapi mengapa menguasai pasar
dimana saja,terutama di Indonesia?
    System dagang(ekonomi)haruslah dimiliki oleh
bangsa kita bila memang ingin maju,dan memang sudah
selayaknya Pemerintah harus bekerjasama dgn
masyarakat,utk merubah nasib kita,bersama-sama,jangan
masing-masing lempar batu sembunyi
tangan,egoistis,saling salah menyalahkan,kapan akan
berakhir dari krisis ekonomi,kalau semuanya sudah
saling tuding menuding?tapi kenyataannya ,sekarang
pemerintah tidak dapat menempatkan posisinya yang
tepat,sementara rakyat juga ngak jeli.Dan harus
kritis,bukan sembarang kritis.kritis yang membangun.
    Saya sama sekali tidak membenci china,tetapi tidak
ingin,negara saya ini dikuasai china.Dgn arti kata
ekonomi dan dagangnya china yang menguasai.Silahkan
china hidup senang di Indonesia,toh itukan hasil jerih
payah mereka sendiri.Jangan heran saya bangga dgn
Sumbar,karena masih banyak pedagangnya orang-orang
kita,ketimbang di Medan,tempat lahir dan besar
saya,toko-toko hampir 90 % milik china.Wajar saya
berbangga utk Sumbar,dan acung jempol utk yang satu
ini,namun Sumbar itu tidak boleh berbangga diri utk
itu,harus hati-hati selalu,karena bagaimanapun di
Sumbar itu ada perkampungan China.Dan jangan sama
sekali merasa Sumbar itu hebat dari daerah lain.Sumbar
harus sering berkaca diri.lihat kekurangan,jangan
lihat kelebihan saja,karena seseorang bila terbiasa
melihat kelebihan dirinya saja,lupa sebenarnya
ketuaan,dan keriput wajah mulai merayapi
tubuhnya.Demikian dulu dari saya.Wassalam saya.---
Masrul Chandra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Salam Hormat Sobat,
> Saya justru dapat memahami pemikiran bu Rahima.
> Sudah menjadi rahasia umum
> bahwa "Cina" memang sudah merusak tatanan budaya dan
> ekonomi negara kita.
> Kalau kita simak sejak zaman penjajahan sampai
> sekarang, Cina selalu menjadi
> faktor yang harus dipertimbangkan masak-masak. Kita
> sudah mengetahui bahwa
> penyebab credit macet dinegeri kita adalah cina.
> Mereka maju karena mau
> bekerja keras termasuk menghalalkan segala cara.
> Saya tidak mengatakan bahwa
> cina jelek dan kita baik - bukan begitu - tapi
> budaya mereka tidak cocok
> dengan budaya kita "orang surau". Sekarang ini,
> dimana kita jumpai
> penduduknya mayoritas Cina, maka akan kita jumpai
> pula masyarakatnya
> egoistis,  tidah ramah lingkungan, kumuh dan
> materialistis.
> Oleh karena itu wajar saja kalau Cina tidak
> berkembang di Sumbar
> dibandingkan di daerah lain. Demikian dan trima
> kasih.
> 
> 
> Best Regards,
> 
> Masrul Chandra
> Constr. Management Team
> Duri SBU
> Phone: 26802
> 
> 
> -----Original Message-----
> From: Tenny RA Rusdy
> [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent: Wednesday, February 20, 2002 10:56 AM
> To: '[EMAIL PROTECTED]'
> Subject: RE: [surau] Sumbarku...
> 
> 
> Cukup sejuk membaca tulisan dan ulasan Bu Rahima di
> majlis ini... tapi puisi
> Ibu "Sumbarku" mengusik kesejukkan itu...
> Cina yang mati kutu di Sumbar seolah-olah menjadi
> suatu prestasi yang
> membanggakan....bukankah mereka mahluk Allah juga ?
> Padahal image seperti itu sudah berusaha dihapuskan
> dengan tayangan sinetron
> yang baru-baru ini ditayangkan oleh salah satu TV di
> tanah air dengan
> setting di Sumbar.. 
> 
> Salam - Ten Rusdy
Assalamualaikum Wr.Wb.
    Saudara ku sekalian,
Sungguh,saya tidak Alergi terhadap orang china.Banyak
yang bagus yang dapat dicontoh dari china
tsb.Keuletannya dalam bekerja,hemat.Terus terang
saja,kalau saudara mau tahu,Abang ipar saya saja orang
china,tetapi Islam tentunya,dan keluarganya ada yang
beragama kristen,budha.Masakan yang saya gemari terus
terang saja chiness food.ketimbang kentucky,ataupun
masakan lainnya.Padahal dari segi harganya,mahalnya
Restaurant chiness itu di Mesir itu ngak kepalang
tanggung mahalnya.Sekali makan saya dan suami
saja,belum lagi dibawa anak-anak,bisa habis 100
pound(lebih kurang Rp 250.000,sekali makan,dan menunya
biasa saja,belum yang istimewa sekali).
Tapi pada akhirnya saya berfikir kembali,kalau saya
makan di Restaurant Kentucky,ataupun Chiness food
tsb,bukankah duitnya lari kenegeri mereka?Amerika dan
China!Terpaksa saya sering menahan air liur.Dan Saya
makan di restaurant Padang,seperti Restaurant
"Selamat","Simpang Raya",ataupun "Rindu Alam"di Bkt
itu,dan di Restaurant masakan mesir karena sekarang
saya berdiam disana.Saya mengakui ada kekurangan di
Restaurant Padang itu,cobalah mereka menambah(ingat
saya katakan menambah,bukan merubah,jgn disalah
artikan,karena bagaimanapun system restaurant itu
hendaknya memenuhi kehendak berbagai jenis
kalangan,meskipun specialist rendang padangnya tetap
ada) menu masakan,seperti di Restaurant China
itu,yaitu memasak masakan yang dimana dipesan langsung
dibuat,jadi aromanyapun ngak tanggung-tanggung
menerbitkan selera makan,dan dihidangkan didepan mata
kita memang benar-benar baru,masaknya singkat
sekali,gizinya tinggi lagi,karena tidak bersantan dan
masak dgn sedikit minyak(saudara tahu sendiri
bagaimana masakan yang terlalu lama dimasak apalagi
pakai santan,dan sudah semalaman dimasak,gizinya
bagaimana?)Atau masak seperti kentucky yang disenangi
anak-anak,bahkan kenapa kentucky itu sering dikunjungi
orang yang berkeluarga,di mana saja,baik itu di
BKT,Padang,apalagi di Mesir,ramai sekali
pengunjungnya.Padahal kita tahu persis duitnya itu
lebih banyak lari ke Amerika,berarti kita memperkaya
Amerika,padahal yang bekerja di Kentucky itu orang
Islam,Indonesia,Mesir.Yang digaji paling tidak
seberapalah.Yang capek kita. Amerika yang goyang kaki
doank memungut hasilnya.Begitupun dgn
perusahaan-perusahaan china lainnya.Saya masih ingat
"Kacang Bogor"yang menanam kacang bogor itu adalah
pribumi,yang mengeluarkan kacang dari kulitnya juga
pribumi,istilah dgn arti kata yang mengerjakan adalah
pribumi juga,kemudian yang makan juga pribumi
juga.Namun yang memiliki perusahaan itu ,yang mengatur
dan menguasai nya siapa?Chinakan?Apa tidak kasihan dan
tergerak hati saudara melihat itu semua?Apa tidak ada
keinginan utk membuka suatu restaurant makanan seperti
kentucky itu,ataupun seperti Restaurant China itu,atau
kita pribumi yang menjadi toke(bos)nya suatu toko?.
     Satu sisi kita harus mengambil metode atau System
dagang dari China,ataupun Amerika.Mereka pekerja yang
ulet,rajin,terhadap bawahan cukup baik,memperhatikan
kesejahteraan bawahannya,dan memeliharanya,sehingga
tidak lari pada yang lain,Anak-anaknya dilatih utk
meneruskan perusahaannya,disuruh bekerja di perusahaan
lain,utk menimba ilmu,yang pada akhirnya kembali
keperusahaan milik sang ayah bila telah matang.
     Sekali lagi saya bukan alergi terhadap
china,Amerika ataupun bangsa lainnya,tetapi saya
secara jujur tidak rela pihak pribumi tergusur,dgn
arti kata hidup miskin,sementara negara lain hidup
senang.Bagi saya silahkan negara manapun hidup di
Indonesia ini,silahkan bersaing,malah persaingan itu
seharusnya yang dengan mata jeli orang Indonesia
memandangnya.Disini saya sangat mengagumi Mesir akan
rasa nasionalisme mereka yang cukup tinggi.Mereka
sangat mencintai negeri mereka.Pernah suatu kali saya
berbelanja ,lantas saya tanyakan pada penjual itu:"Fii
Mustaurad?"Maksudnya ada yang buatan luar negeri ngak?
Dgn nada yang keras,dan marah pedagang itu
menjawab"Disini tidak ada barang luar negeri yang ada
buatan Mesir,kami cinta buatan Mesir,kami cinta bangsa
kami!!"Tertegun saya mendengarnya,suami saya sambil
tertawa mengejek saya, mengomentari"makanya disini
jangan tanya ada buatan luar negeri apa ngak?"Saya
bilang,bukan begitu memang buatan Eropah,dan
Jepang,sangat unggul dan diakui kekuatannya".Begitulah
sikap sebagian orang Mesir.Nah di Mesir,buatan china
itu ngak kepalang tanggung banyaknya ketimbang buatan
Indonesia.Barang-barang china itu harganya murah,dan
cepat rusak setahu saya.Tetapi mengapa menguasai pasar
dimana saja,terutama di Indonesia?
    System dagang(ekonomi)haruslah dimiliki oleh
bangsa kita bila memang ingin maju,dan memang sudah
selayaknya Pemerintah harus bekerjasama dgn
masyarakat,utk merubah nasib kita,bersama-sama,jangan
masing-masing lempar batu sembunyi
tangan,egoistis,saling salah menyalahkan,kapan akan
berakhir dari krisis ekonomi,kalau semuanya sudah
saling tuding menuding?tapi kenyataannya ,sekarang
pemerintah tidak dapat menempatkan posisinya yang
tepat,sementara rakyat juga ngak jeli.Dan harus
kritis,bukan sembarang kritis.kritis yang membangun.
    Saya sama sekali tidak membenci china,tetapi tidak
ingin,negara saya ini dikuasai china.Dgn arti kata
ekonomi dan dagangnya china yang menguasai.Silahkan
china hidup senang di Indonesia,toh itukan hasil jerih
payah mereka sendiri.Jangan heran saya bangga dgn
Sumbar,karena masih banyak pedagangnya orang-orang
kita,ketimbang di Medan,tempat lahir dan besar
saya,toko-toko hampir 90 % milik china.Wajar saya
berbangga utk Sumbar,dan acung jempol utk yang satu
ini,namun Sumbar itu tidak boleh berbangga diri utk
itu,harus hati-hati selalu,karena bagaimanapun di
Sumbar itu ada perkampungan China.Dan jangan sama
sekali merasa Sumbar itu hebat dari daerah lain.Sumbar
harus sering berkaca diri.lihat kekurangan,jangan
lihat kelebihan saja,karena seseorang bila terbiasa
melihat kelebihan dirinya saja,lupa sebenarnya
ketuaan,dan keriput wajah mulai merayapi
tubuhnya.Demikian dulu dari saya.Wassalam saya.---
Masrul Chandra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Salam Hormat Sobat,
> Saya justru dapat memahami pemikiran bu Rahima.
> Sudah menjadi rahasia umum
> bahwa "Cina" memang sudah merusak tatanan budaya dan
> ekonomi negara kita.
> Kalau kita simak sejak zaman penjajahan sampai
> sekarang, Cina selalu menjadi
> faktor yang harus dipertimbangkan masak-masak. Kita
> sudah mengetahui bahwa
> penyebab credit macet dinegeri kita adalah cina.
> Mereka maju karena mau
> bekerja keras termasuk menghalalkan segala cara.
> Saya tidak mengatakan bahwa
> cina jelek dan kita baik - bukan begitu - tapi
> budaya mereka tidak cocok
> dengan budaya kita "orang surau". Sekarang ini,
> dimana kita jumpai
> penduduknya mayoritas Cina, maka akan kita jumpai
> pula masyarakatnya
> egoistis,  tidah ramah lingkungan, kumuh dan
> materialistis.
> Oleh karena itu wajar saja kalau Cina tidak
> berkembang di Sumbar
> dibandingkan di daerah lain. Demikian dan trima
> kasih.
> 
> 
> Best Regards,
> 
> Masrul Chandra
> Constr. Management Team
> Duri SBU
> Phone: 26802
> 
> 
> -----Original Message-----
> From: Tenny RA Rusdy
> [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent: Wednesday, February 20, 2002 10:56 AM
> To: '[EMAIL PROTECTED]'
> Subject: RE: [surau] Sumbarku...
> 
> 
> Cukup sejuk membaca tulisan dan ulasan Bu Rahima di
> majlis ini... tapi puisi
> Ibu "Sumbarku" mengusik kesejukkan itu...
> Cina yang mati kutu di Sumbar seolah-olah menjadi
> suatu prestasi yang
> membanggakan....bukankah mereka mahluk Allah juga ?
> Padahal image seperti itu sudah berusaha dihapuskan
> dengan tayangan sinetron
> yang baru-baru ini ditayangkan oleh salah satu TV di
> tanah air dengan
> setting di Sumbar.. 
> 
> Salam - Ten Rusdy

--- esteranc <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Dear,
> 
> Perempuan kok dilawan
> Kagak bakalan menang!
> he.....he....he....
> 
> Love
> Esteranc Labeh
> JKT
> 
> 
> --- In [EMAIL PROTECTED], Irdam Syah <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
> > Sanak Sutan Bagindo Nagari,
> > Mungkin bisa dipajaleh nan maa sanak komplain dan
> paralu dibuktikan
> > sahinggo lamak untuak didiskusikan... apo masalah
> label/sebutan atau
> > eksistensi "minang katurunan cino" tu sasuai jo
> nan dimukasuik dek
> > sanak panggugek ?
> > Tarimo kasih sabalunnyo.
> > 
> > salam,
> > tan gala
> > 
> > > ----------
> > > From:     Titik[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> > > 
> > > Tapaso sato pulo ambo sakaki,
> > > Soal nan dimukasuik katurunan Minang oleh si
> panggugek, sia nan 
> mangatokan
> > > itu balawanan jo adat minang, silahkan buktikan.
> > > Dunsanak Irdam, jan dipasampik pandangan awak,
> nan namonyo
> > > adaik itu diguluang saleba kuku, dikambang
> saleba alam.
> > > Salam
> > > Sutan Bagindo Nagari
> > > 
> > > 
> > 
> > RantauNet http://www.rantaunet.com
> > 
> > Isikan data keanggotaan anda di 
> http://www.rantaunet.com/register.php3
> > ===============================================
> > Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing
> List di
> > http://www.rantaunet.com/subscribe.php3
> > 
> > ATAU Kirimkan email
> > Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
> > Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom
> pertama:
> > -mendaftar--> subscribe rantau-net [email_anda]
> > -berhenti----> unsubscribe rantau-net [email_anda]
> > Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email
> anda tanpa tanda 
> kurung
> > ===============================================
> 
> 
> RantauNet http://www.rantaunet.com
> 
> Isikan data keanggotaan anda di
> http://www.rantaunet.com/register.php3
> ===============================================
> Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing
> List di
> http://www.rantaunet.com/subscribe.php3
> 
> ATAU Kirimkan email
> Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
> Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
> -mendaftar--> subscribe rantau-net [email_anda]
> -berhenti----> unsubscribe rantau-net [email_anda]
> Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda
> tanpa tanda kurung
> ===============================================


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Yahoo! Sports - Coverage of the 2002 Olympic Games
http://sports.yahoo.com

RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===============================================
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar--> subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti----> unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
===============================================

Kirim email ke