Assalamualikum Wr.Wb.
Bapak Abd.Razak Yth. Pertama saya mengucapkan terimakasih atas segala nasehat,saran ,dukungan dan perhatian Bapak terhadap saya.In SyaaAllah,dapat saya realisasikan dalam kehidupan saya sekarang dan yang akan datang. Saran Bapak sangat berguna bagi saya,dan menjadikan pemicu,meskipun secara jujur,dari hati nurani saya yang terdalam,saya merasakan ilmu dan pengetahuan saya sangat kecil sekali,sekecil badan dan otak saya. Bapak Abd.Razak Yth: Saya sangat senang dengan adanya suatu Lembaga yang perduli akan Ummat Islamdi Indonesia khususnya Minangkabau.Namun teramat disayangkan saya tidak dapat mengikutinya,dikarenakan ,laut dan gunung serta udara memisahkannya.Saya sangat jauh dirantau orang,sehingga saya tak dapat berbuat apa-apa,kecuali mendoakan saja,semoga lembaga ini maju dan berhasil.Aamiin. Bapak Abd.Razak Yth: Kapasitas Intelektual saya adalah di Bid.Hadist,dan Ilmu-Ilmunya.Di Tingkat I,dan II kuliyah,memang saya mempelajari semua Ilmu-Ilmu Agama,termasuk Bid.Perbandingan Agama itu.Namun setelah Tk III,IV,mulai sedikit special.yaitu Tafsir dan Hadist.,sampai saya tammat kuliyah S1(Lc). Istirahat sekitar1-2 thn,karena melahirkan anak. Tahun selanjutnya menyambung lagi ambil S2.Dan menjalani masa kuliyah dua tahun,setelah itu baru menulis,sampai sekarang. Utk masalah perbandingan Agama itu,memang saya ada membaca beberapa buku ttg itu,serta diskusi langsung bersama orang Mesir,juga Mahasiswa Indonesia,yang mereka khusus mengambil Bid.Perbandingan Agama itu.Saya mengagumi Mesir(Al Azhar),karena memang,pusatnya,atau gudangnya Ilmu pengetahuan agama.Di,Al Azhar,semua itu dipelajari,seluruh Mazhab yang empat juga dipelajari,Orientalis,Zionisme,Kristenisasi,Agama-agama masa lalu,dllnya.Namun setelah mulai tingkat III keatas,barulah spesialisasi. Untuk saat ini,pendapat sementara saya,mengapa sampai terjadi kesimpang siuran pemahaman dalam menafsirkan Ayat Al Qur,an maupun Hadist Nabi,kemungkinan,sbb(namun hal ini akan saya pelajari kembali,sesuai dgn saran Bapak): 1.Pemahaman kata-kata B.Arab itu sendiri,yang tidak merujuk,kepada penempatan kata yang tepat.Misalkan saja.Kata-kata "Khatamannabiyyiin"seharusnya diteliti benar,mengapa Allah memakai kata-kata Khatam,padahal,banyak kata lain,yang serupa artinya,Yaitu "Penutup".Ada "Gofala","Kafala"seperti kata orang Arab"Ikfililbaab""tutup pintu !"Tetapi Allah memakai kata "Khatam",itu maknanya,bahwa yang sudah ditutup itu takkan mungkin bisa terbuka kembali,kecuali,yang empunyanya yang dapat membukanya,yaitu hanya Allah SWT(masalah ini sdh saya jelaskan sebelumnya).Seperti contoh lain,kata "jalasa,"yang berarti "duduk",ada juga kata lain yang beratikan yang sama yaitu "qo,ada",tetapi pemakaian keduanya berbeda.Yang pertama duduk seseorang tsb,mulainya ia berbaring,kemudian duduk.Sementara yang kedua,dari berdiri,lantas duduk dikursi.Nah kalau kita di Indonesia sering mengatakan pada tamu "Ijlis:Duduklah!",padahal kata yang tepat utk itu adalah"u,qud",seperti juga kata "Hilang""dhaai,",dllnya,masih banyak lagi.,dalam pemakaian kata yang tepat,sehingga salah dalam memahami maksud ayat,ataupun kata. 2.Masa dahulu,seperti masa keempat mazhab mereka berselisish dalam memahami ayat,namun tidak sampai gontok-gontokan,dan dimasa Rasulullah,para sahabatpun banyak yang selisih pendapat ttg memahami ayat,namun perselisihan mereka itu bukanlah masalah yang asasi(pokok),tetapi cara dan metode saja.Atau dikarenakan,ada satu Hadist,misalkan batal udhuk,bila sang suami mencium istrinya,semntara ada hadis lain yang mengatakan bahwa Rasulullah mencium Aisyah,dibulan puasa,dan setelah dicium langsung beliau Shalat,tanpa udhuk kembali.(dapat dibayangkan,antara saya dan suami saja bisa beda pendapat dalam masalah ini,dulu,ia tidak mau cium saya kalau sdh udhuk,tetapi sekarang sudah mau,he..he..).nah bertolak belakang bukan?Hal-hal seperti itu banyak sekali terjadi,yang namanya kepala sama hitam pendapat sering berbeda.Namun,semuanya dapat diselesaikan,karena dgn meneliti ada Ayat,atau hadist yang mansukh(dihilangkan)dan utk meneliti semua itu,dipelajari sejarah.Mana yang lebih dahulu turun,mana yang kemudian.Juga dgn melihat Silsilah Sanad(perawinya)tentu mana yang lebih kuat itu yang diambil. Begitulah perbedaan Imam-iman terdahulu,hanya sebatas masalah furu' (cabang)bukan masalah pokok. Nabi terakhir itu sudah masalah pokok.tidak boleh lagi dipertentangkan dan diragukan keotentikannya.Bahwa memang beliau nabi terakhir,tiada Nabi setelah beliau. Kalau masalah bagaimana cara orang Shalat,puasa,melihat Rukyah,dllnya itu itu bagi saya masalah biasa,akan bertentangan terus sampai sepanjang masa,yah karena itu saja.Memang hadist-hadist tsb,yang cukup banyak.Nah disinilah letak perannya ahli Ilmu hadist,dalam meneliti sejarah,turunnya hadist,Perawi-perawinya,dllnya itu,begitupun Ilmu Tafsir.dan utk semua itu yang terutama pegangan adalah Al Qur,an,dan pemahaman B.Arab itu sendiri haruslah tepat,dan diketahui benar.. 3.masih ada yang lain lagi,namun tidak dapat saya tuangkan semuanya disini.(ntar ketumpah,jadi banjir..seperti Jakarta,..he..he..Cuma canda,) . Bapak Abd.Razak Yth, Cita-cita dan keinginan saya utk memperjuangkan Islam di Indonesia,khususnya Minang,cukup besar,setumpuk ide yang ada dikepala saya,namun tak dapat saya ungkapkan,karena saya tak ingin,ide,tinggal ide,pelaksanaannya ngak ada.Saya lebih suka banyak gerak,daripada banyak bicara..Dan saya menulis diinternet ini hanyalah sekedar pelepas letih dari menulis skripsi .Belum terkosentrasi betul utk menulis.InsyaAllah suatu saatakan saya kosentarsikan diri utk itu.Demikian dulu dari saya dan mohon maaf.Wassalam. Jakarta, February 25, 2002 Saudari Rahima Rahim yth. Agar tidak lelah mata,sebaiknya dibuatkan printout-nya. Terima kasih. Assalama-mulaikum W.Wb. Saya mengikuti ulasan dan perdebatan ttg soal-soal akidah, hadiths, dan masalah pribadi (soal2 private ini ebaiknya diteruskan point to point saja) yg dilayangkan di Rantaunet.com. Salut atas kegigihan bu Rahima dlm berbagai hal, kuliah, pelihara tiga anak, dan mendampingi suami,, Sdr. Abdurrahim, di Cairo. Semua itu dilalui tentu dgn semangat juang. sekaligus perantau, pendidik, dsbnya. Saya juga salut kepada suami ibu, Abdurrahman. Tolong sampaikan salam pribadi saya kpd Uda-nya itu. Saya menulis e-mail ini disertai beberapa saran: 1) Indonesia kini dan nanti memerlukan figur-figur perempuan pendakwah yg ahli di bidangnya untuk membangun kembali semangat ke-Indonesian, sekaligus ke-Minangan sebagai pelopor intelektual, di negeri ini. Ibu Rahima sebaiknya juga berupaya jadi spesialis. Kalau mungkin spesialis perbandingan agama: yg dituntunkan mulai dari Nabi2 Ibrahim, Nuh, Isa, sampai ke jaman Rasul Muhammad SAW, mendalaminya dgn metoda historis anthropologis, dsbnya, interpretasi scriptural dan contextual utk menemukan titik-titik temu dan penyimpangan dalam sejarah perkembangan agama Monotheism. 2) Menjadi Spesialis dlm teknik dakwah di forum multi-agama agar esensi Illahi yang diturunkan melalui Nabi-nabi dan Rasul, kecuali perbedaan dan koreksi dari Allah sendiri mengenai rumusan Aqidah,dapat ditalarkan kepada ummat dan jemaat di Indonesia. Sebatas bacaan yg saya telusuri, agama Illahi diwahyukan melalui Malaikat Jibril (Gabriel-di Bible dan Taurat/Torah) merupakan suatu mata rantai panjang (a long chain of Revelations under One God's Grand Design) berdasarkan Desain Besar dari Allah utk kemaslahatan ummat manusia dan peradaban di dunia, dengan imbalan di dunia dan Akhirat. Wahyu diturunkan seakan-akan seperti buku, turun bab per bab utk membekali umat manusia pada zamannya masing-masing agar jadi manusia yg Benar untuk diri sendiri, utk keluarga/kaumnya, dan saudara lain ibu lain ayah yg membentuk masyarakat berkaum, berbangsa, bernegara. Tiap jaman berbeda masalah dan tantangannya. Nabi Isa (Jesus bagi Kristiani) diturunkan untuk mengoreksi pemahaman dan perilaku masyarakat Yahudi pada masa itu (kinipun masih begitu terus) yang memang bertabiat pembangkang, khianat, mudah berobah-obah. Nabi Isa tidak untuk mengajarkan agama baru, tapi meluruskan dan meneruskan semua yg sudah diturunkan terdahulu melalui Nabi dan Rasul terdahulu.Di sudahi dgn Innadinna Indallahil Islam (submission to the One and Only Allah), yang disatukan dalam Al-Quran, setelah Allah sendiri meluruskan pemahaman-pemahaman yg keliru, menyimpang di kalangan umat pada zamannya masing-masing, menyampaikannya kepada Nabi Muhammad SAW. Telusuri mulai dari dua jejak sejarah: Nabi Ibrahim+Sarah>Ishak>Musa dan seterusnya; dan Nabi Ibrahim+Hagar/Hajar>Ismail>Hashim>Abdul Mutalib>Nabi Muhammad. Judaism mengklaim Ibrahim=Jews. Tapi Al-Quran:Al-Imran:67 tegas membantahnya. Coba cari, dimulai dengan perbedaan2 isi dan otentisitas Gospel Barnabas dan Gospel Paul (King Saul) dan Romawi Nero. Al-Azhar University itu gudang ahli-ahli perbandingan agama. Bu Rahima, jangan tanggung-tanggung: Be A specialist. (Perempuan Minang yg lahir di Pematang Siattar, March 1969, itu biasanya jadi heebat-hebat dia.Masih muda lagi. Orang di Siattar biasanya bilang, Behado Puang! Parjeges Sude! benar nggak nih, sedikit gurau. bolehlah) 3) Implikasi dari kajian ini bisa disimpulkan bahwa sebenarnya Allah tidak ada maksud utk mempertentangkan umat. Cuma ummatnya saja yg tidak betul dlm memahami, menterjemahkan (tafsir dan takwil) script Kitab Suci dan Hadiths. Saya tidak ahli dalam soal ini, tapi mencoba memahami secara lebih benar dgn membaca berbagai referensi. Menurut temuan saya, kitab-kitab (Gospel) Pernjanjian Baru itu berstatus paralel dgn hadiths (atau kesaksian sahabat2 Nabi). Nah, yang kini perlu Ibu Rahima pelajari ialah: di mana titik-titik singgung yg menyebabkan tafsir dan takwil berbagai Kitab menjadi keliru, sehingga tidak mempertemukan pemahaman antara umat berbagai agama Monotheisme yang sebenarnya dikembangkan secara evolusioner. Seperti proses input-process-output yg berlangsung dalam kurun waktu panjang.. Itu saja dulu.. Kajian Ibu ini bisa membantu Ibu Rahima ( nama ini anugerah dari orang tua, karena mengandung doa implisit tiap kali orang menyebutnya) meluruskan pemahaman yg relatif lebih benar utk membangun harmoni kehidupan di Indonesia yg kini berkelahi terus menerus. Kami dan rekan-rekan di Lembaga Kajian dan Pemberdayaan Masyarakat, Yayasan Imam Bondjol, Jakarta sedang menghimbun teman2 dan membuat kajian2 sosial ekonomi, pendidikan, psikologi sosial masyarakat Minang. Prakarsa datang dari sekelompok orang-orang Minang yang perduli terhadap Minang masa depan. Bidang kajian agama dan antar agama ini perlu pula masuk agenda Lembaga ini. Wassalam, Abdul Razak Lembaga Kajian dan Pemberdayaan Masyarakat e-mail: [EMAIL PROTECTED] Assalamualikum Wr.Wb. Bapak Abd.Razak Yth. Pertama saya mengucapkan terimakasih atas segala nasehat,saran ,dukungan dan perhatian Bapak terhadap saya.In SyaaAllah,dapat saya realisasikan dalam kehidupan saya sekarang dan yang akan datang. Saran Bapak sangat berguna bagi saya,dan menjadikan pemicu,meskipun secara jujur,dari hati nurani saya yang terdalam,saya merasakan ilmu dan pengetahuan saya sangat kecil sekali,sekecil badan dan otak saya. Bapak Abd.Razak Yth: Saya sangat senang dengan adanya suatu Lembaga yang perduli akan Ummat Islamdi Indonesia khususnya Minangkabau.Namun teramat disayangkan saya tidak dapat mengikutinya,dikarenakan ,laut dan gunung serta udara memisahkannya.Saya sangat jauh dirantau orang,sehingga saya tak dapat berbuat apa-apa,kecuali mendoakan saja,semoga lembaga ini maju dan berhasil.Aamiin. Bapak Abd.Razak Yth: Kapasitas Intelektual saya adalah di Bid.Hadist,dan Ilmu-Ilmunya.Di Tingkat I,dan II kuliyah,memang saya mempelajari semua Ilmu-Ilmu Agama,termasuk Bid.Perbandingan Agama itu.Namun setelah Tk III,IV,mulai sedikit special.yaitu Tafsir dan Hadist.,sampai saya tammat kuliyah S1(Lc). Istirahat sekitar1-2 thn,karena melahirkan anak. Tahun selanjutnya menyambung lagi ambil S2.Dan menjalani masa kuliyah dua tahun,setelah itu baru menulis,sampai sekarang. Utk masalah perbandingan Agama itu,memang saya ada membaca beberapa buku ttg itu,serta diskusi langsung bersama orang Mesir,juga Mahasiswa Indonesia,yang mereka khusus mengambil Bid.Perbandingan Agama itu.Saya mengagumi Mesir(Al Azhar),karena memang,pusatnya,atau gudangnya Ilmu pengetahuan agama.Di,Al Azhar,semua itu dipelajari,seluruh Mazhab yang empat juga dipelajari,Orientalis,Zionisme,Kristenisasi,Agama-agama masa lalu,dllnya.Namun setelah mulai tingkat III keatas,barulah spesialisasi. Untuk saat ini,pendapat sementara saya,mengapa sampai terjadi kesimpang siuran pemahaman dalam menafsirkan Ayat Al Qur,an maupun Hadist Nabi,kemungkinan,sbb(namun hal ini akan saya pelajari kembali,sesuai dgn saran Bapak): 1.Pemahaman kata-kata B.Arab itu sendiri,yang tidak merujuk,kepada penempatan kata yang tepat.Misalkan saja.Kata-kata "Khatamannabiyyiin"seharusnya diteliti benar,mengapa Allah memakai kata-kata Khatam,padahal,banyak kata lain,yang serupa artinya,Yaitu "Penutup".Ada "Gofala","Kafala"seperti kata orang Arab"Ikfililbaab""tutup pintu !"Tetapi Allah memakai kata "Khatam",itu maknanya,bahwa yang sudah ditutup itu takkan mungkin bisa terbuka kembali,kecuali,yang empunyanya yang dapat membukanya,yaitu hanya Allah SWT(masalah ini sdh saya jelaskan sebelumnya).Seperti contoh lain,kata "jalasa,"yang berarti "duduk",ada juga kata lain yang beratikan yang sama yaitu "qo,ada",tetapi pemakaian keduanya berbeda.Yang pertama duduk seseorang tsb,mulainya ia berbaring,kemudian duduk.Sementara yang kedua,dari berdiri,lantas duduk dikursi.Nah kalau kita di Indonesia sering mengatakan pada tamu "Ijlis:Duduklah!",padahal kata yang tepat utk itu adalah"u,qud",seperti juga kata "Hilang""dhaai,",dllnya,masih banyak lagi.,dalam pemakaian kata yang tepat,sehingga salah dalam memahami maksud ayat,ataupun kata. 2.Masa dahulu,seperti masa keempat mazhab mereka berselisish dalam memahami ayat,namun tidak sampai gontok-gontokan,dan dimasa Rasulullah,para sahabatpun banyak yang selisih pendapat ttg memahami ayat,namun perselisihan mereka itu bukanlah masalah yang asasi(pokok),tetapi cara dan metode saja.Atau dikarenakan,ada satu Hadist,misalkan batal udhuk,bila sang suami mencium istrinya,semntara ada hadis lain yang mengatakan bahwa Rasulullah mencium Aisyah,dibulan puasa,dan setelah dicium langsung beliau Shalat,tanpa udhuk kembali.(dapat dibayangkan,antara saya dan suami saja bisa beda pendapat dalam masalah ini,dulu,ia tidak mau cium saya kalau sdh udhuk,tetapi sekarang sudah mau,he..he..).nah bertolak belakang bukan?Hal-hal seperti itu banyak sekali terjadi,yang namanya kepala sama hitam pendapat sering berbeda.Namun,semuanya dapat diselesaikan,karena dgn meneliti ada Ayat,atau hadist yang mansukh(dihilangkan)dan utk meneliti semua itu,dipelajari sejarah.Mana yang lebih dahulu turun,mana yang kemudian.Juga dgn melihat Silsilah Sanad(perawinya)tentu mana yang lebih kuat itu yang diambil. Begitulah perbedaan Imam-iman terdahulu,hanya sebatas masalah furu' (cabang)bukan masalah pokok. Nabi terakhir itu sudah masalah pokok.tidak boleh lagi dipertentangkan dan diragukan keotentikannya.Bahwa memang beliau nabi terakhir,tiada Nabi setelah beliau. Kalau masalah bagaimana cara orang Shalat,puasa,melihat Rukyah,dllnya itu itu bagi saya masalah biasa,akan bertentangan terus sampai sepanjang masa,yah karena itu saja.Memang hadist-hadist tsb,yang cukup banyak.Nah disinilah letak perannya ahli Ilmu hadist,dalam meneliti sejarah,turunnya hadist,Perawi-perawinya,dllnya itu,begitupun Ilmu Tafsir.dan utk semua itu yang terutama pegangan adalah Al Qur,an,dan pemahaman B.Arab itu sendiri haruslah tepat,dan diketahui benar.. 3.masih ada yang lain lagi,namun tidak dapat saya tuangkan semuanya disini.(ntar ketumpah,jadi banjir..seperti Jakarta,..he..he..Cuma canda,) . Bapak Abd.Razak Yth, Cita-cita dan keinginan saya utk memperjuangkan Islam di Indonesia,khususnya Minang,cukup besar,setumpuk ide yang ada dikepala saya,namun tak dapat saya ungkapkan,karena saya tak ingin,ide,tinggal ide,pelaksanaannya ngak ada.Saya lebih suka banyak gerak,daripada banyak bicara..Dan saya menulis diinternet ini hanyalah sekedar pelepas letih dari menulis skripsi .Belum terkosentrasi betul utk menulis.InsyaAllah suatu saatakan saya kosentarsikan diri utk itu.Demikian dulu dari saya dan mohon maaf.Wassalam. Jakarta, February 25, 2002 Saudari Rahima Rahim yth. Agar tidak lelah mata,sebaiknya dibuatkan printout-nya. Terima kasih. Assalama-mulaikum W.Wb. Saya mengikuti ulasan dan perdebatan ttg soal-soal akidah, hadiths, dan masalah pribadi (soal2 private ini ebaiknya diteruskan point to point saja) yg dilayangkan di Rantaunet.com. Salut atas kegigihan bu Rahima dlm berbagai hal, kuliah, pelihara tiga anak, dan mendampingi suami,, Sdr. Abdurrahim, di Cairo. Semua itu dilalui tentu dgn semangat juang. sekaligus perantau, pendidik, dsbnya. Saya juga salut kepada suami ibu, Abdurrahman. Tolong sampaikan salam pribadi saya kpd Uda-nya itu. Saya menulis e-mail ini disertai beberapa saran: 1) Indonesia kini dan nanti memerlukan figur-figur perempuan pendakwah yg ahli di bidangnya untuk membangun kembali semangat ke-Indonesian, sekaligus ke-Minangan sebagai pelopor intelektual, di negeri ini. Ibu Rahima sebaiknya juga berupaya jadi spesialis. Kalau mungkin spesialis perbandingan agama: yg dituntunkan mulai dari Nabi2 Ibrahim, Nuh, Isa, sampai ke jaman Rasul Muhammad SAW, mendalaminya dgn metoda historis anthropologis, dsbnya, interpretasi scriptural dan contextual utk menemukan titik-titik temu dan penyimpangan dalam sejarah perkembangan agama Monotheism. 2) Menjadi Spesialis dlm teknik dakwah di forum multi-agama agar esensi Illahi yang diturunkan melalui Nabi-nabi dan Rasul, kecuali perbedaan dan koreksi dari Allah sendiri mengenai rumusan Aqidah,dapat ditalarkan kepada ummat dan jemaat di Indonesia. Sebatas bacaan yg saya telusuri, agama Illahi diwahyukan melalui Malaikat Jibril (Gabriel-di Bible dan Taurat/Torah) merupakan suatu mata rantai panjang (a long chain of Revelations under One God's Grand Design) berdasarkan Desain Besar dari Allah utk kemaslahatan ummat manusia dan peradaban di dunia, dengan imbalan di dunia dan Akhirat. Wahyu diturunkan seakan-akan seperti buku, turun bab per bab utk membekali umat manusia pada zamannya masing-masing agar jadi manusia yg Benar untuk diri sendiri, utk keluarga/kaumnya, dan saudara lain ibu lain ayah yg membentuk masyarakat berkaum, berbangsa, bernegara. Tiap jaman berbeda masalah dan tantangannya. Nabi Isa (Jesus bagi Kristiani) diturunkan untuk mengoreksi pemahaman dan perilaku masyarakat Yahudi pada masa itu (kinipun masih begitu terus) yang memang bertabiat pembangkang, khianat, mudah berobah-obah. Nabi Isa tidak untuk mengajarkan agama baru, tapi meluruskan dan meneruskan semua yg sudah diturunkan terdahulu melalui Nabi dan Rasul terdahulu.Di sudahi dgn Innadinna Indallahil Islam (submission to the One and Only Allah), yang disatukan dalam Al-Quran, setelah Allah sendiri meluruskan pemahaman-pemahaman yg keliru, menyimpang di kalangan umat pada zamannya masing-masing, menyampaikannya kepada Nabi Muhammad SAW. Telusuri mulai dari dua jejak sejarah: Nabi Ibrahim+Sarah>Ishak>Musa dan seterusnya; dan Nabi Ibrahim+Hagar/Hajar>Ismail>Hashim>Abdul Mutalib>Nabi Muhammad. Judaism mengklaim Ibrahim=Jews. Tapi Al-Quran:Al-Imran:67 tegas membantahnya. Coba cari, dimulai dengan perbedaan2 isi dan otentisitas Gospel Barnabas dan Gospel Paul (King Saul) dan Romawi Nero. Al-Azhar University itu gudang ahli-ahli perbandingan agama. Bu Rahima, jangan tanggung-tanggung: Be A specialist. (Perempuan Minang yg lahir di Pematang Siattar, March 1969, itu biasanya jadi heebat-hebat dia.Masih muda lagi. Orang di Siattar biasanya bilang, Behado Puang! Parjeges Sude! benar nggak nih, sedikit gurau. bolehlah) 3) Implikasi dari kajian ini bisa disimpulkan bahwa sebenarnya Allah tidak ada maksud utk mempertentangkan umat. Cuma ummatnya saja yg tidak betul dlm memahami, menterjemahkan (tafsir dan takwil) script Kitab Suci dan Hadiths. Saya tidak ahli dalam soal ini, tapi mencoba memahami secara lebih benar dgn membaca berbagai referensi. Menurut temuan saya, kitab-kitab (Gospel) Pernjanjian Baru itu berstatus paralel dgn hadiths (atau kesaksian sahabat2 Nabi). Nah, yang kini perlu Ibu Rahima pelajari ialah: di mana titik-titik singgung yg menyebabkan tafsir dan takwil berbagai Kitab menjadi keliru, sehingga tidak mempertemukan pemahaman antara umat berbagai agama Monotheisme yang sebenarnya dikembangkan secara evolusioner. Seperti proses input-process-output yg berlangsung dalam kurun waktu panjang.. Itu saja dulu.. Kajian Ibu ini bisa membantu Ibu Rahima ( nama ini anugerah dari orang tua, karena mengandung doa implisit tiap kali orang menyebutnya) meluruskan pemahaman yg relatif lebih benar utk membangun harmoni kehidupan di Indonesia yg kini berkelahi terus menerus. Kami dan rekan-rekan di Lembaga Kajian dan Pemberdayaan Masyarakat, Yayasan Imam Bondjol, Jakarta sedang menghimbun teman2 dan membuat kajian2 sosial ekonomi, pendidikan, psikologi sosial masyarakat Minang. Prakarsa datang dari sekelompok orang-orang Minang yang perduli terhadap Minang masa depan. Bidang kajian agama dan antar agama ini perlu pula masuk agenda Lembaga ini. Wassalam, Abdul Razak Lembaga Kajian dan Pemberdayaan Masyarakat e-mail: [EMAIL PROTECTED] __________________________________________________ Do You Yahoo!? Yahoo! Greetings - Send FREE e-cards for every occasion! http://greetings.yahoo.com RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 =============================================== Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED] Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama: -mendaftar--> subscribe rantau-net [email_anda] -berhenti----> unsubscribe rantau-net [email_anda] Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung ===============================================